Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Samsul (Cerpen)

Kota bukittinggi ba’da ashar, sore itu tampak seorang pemuda duduk termenung didalam mobil fortuner yang terparkir didepan sebuah lepau. Disamping lepau itu sedang ada pesta pernikahan yg megah dan meriah.

Orang-orang tampak sibuk, tamu undangan mulai banyak berdatangan. Disisi kiri pesta ada pertunjukan panggung kesenian saluang yang memeriahkan pesta itu. Suasana begitu ramai. Tapi pemuda itu seperti tidak memperdulikan keadaan disekitar. Jiwanya seakan sedang tidak ada disana. Fikirannya jauh menerawang kembali ke masa 10 tahun silam.

Samsul nama pemuda itu.

Perawakannya sedang, matanya teduh, pembawaannya tenang, penampilannya sederhana dan apa adanya. Umurnya sekitar 33 tahun. Jika menilik pada penampilannya, niscaya orang yang tidak mengenalnya akan mengira dia adalah orang biasa saja. Padahal sesungguhnya dia adalah seorang pengusaha ternama dan kaya raya yang sudah terkenal namanya dikota itu.

Bukittinggi 10 tahun yg lalu.
Samsul sebenarnya termasuk berasal dari kalangan keluarga berada. Ayahnya bekerja disebuah instansi pemerintahan dengan posisi jabatan yang cukup tinggi.

Keluarganya punya usaha kain dan butik yang cukup terkenal dikota bukittinggi itu. Karena anak tertua sedangkan adik perempuan satu-satunya masih kecil, sehingga otomatis samsul yang mengelola usaha itu.

Tapi ada satu kejadian yang membuat samsul dan keluarganya bagaikan jatuh tertimpa tangga. Ayahnya seorang penjudi berat, sudah begitu mencandunya kebiasaan berjudi itu pada ayahnya, sampai-sampai rumah dan harta keluarganya akhirnya habis terjual.

Tapi yang benar-benar membuat samsul terpukul, ternyata ayahnya juga terlibat kasus penipuan. Perbuatan itu dilakukan ayahnya dengan tujuan untuk mendapatkan uang, agar dapat memenuhi kebiasaan berjudinya.

Akhirnya ayahnya dituntut ke pengadilan, semua aset-aset yang tersisa kemudian disita. Sebagian aset lainnya dilelang agar dapat membayar uang orang yang ditipunya itu.

Akhirnya, usaha kain dan butiknya bangkrut, dan ayahnya masuk penjara.

Sejak saat itu keluarga samsul menjadi jatuh miskin.

Samsul mempunyai seorang kekasih bernama Mirna.
Sebelum musibah yang menimpa keluarganya, sebenarnya samsul telah lama berencana ingin melamar mirna, bahkan dia telah membeli sebuah cincin tunangan.

Tapi rencana tinggalah rencana, sekarang semuanya telah runtuh dan hancur.

SAMSUL
Foto hanya ilustrasi.

Itulah rata-rata kebanyakan sifat manusia di dunia ini. Orang hanya segan dan sayang ketika kita punya banyak harta dan kedudukan yang tinggi.

Semenjak jatuh miskin, jelas sekali perbedaan yg terasa bagi samsul. Terutama perubahan sikap keluarga mirna kepadanya. Sangat nyata terlihat gelagat mereka terus berusaha menghindari samsul. Mirna juga dipaksa untuk meninggalkannya.

Mirna juga termasuk dari kalangan keluarga berada.
Ayahnya seorang kepala polisi di daerahnya. Ibu mirna seorang ibu rumah tangga. Tapi sayang ibunya punya karakter dan tipikal berfikiran kolot, yaitu suka mengukur derajat seseorang dari status sosialnya. Namun mirna sendiri sebenarnya adalah anak yang baik dan patuh kepada kedua orang tuanya.

Walaupun samsul sekarang telah jatuh miskin, tapi dia adalah seorang laki-laki pekerja keras dan sangat bertanggung jawab kepada ibu dan adik satu-satunya.

Samsul tahu betul niatnya untuk melamar mirna itu tidak saja bagai pungguk merindukan bulan, tapi juga terbilang nekat!

Dia sekarang hanyalah seorang pedagang serabutan di emperan kaki lima. Namun dia yakin, bahwa tekad yang kuat pasti akan mampu merubah suatu keadaan yang menurut kebanyakan orang di anggap mustahil dapat diperbaiki.

Samsul sangat yakin akan bisa bangkit lagi dari keterpurukan!

Apa daya, rambut boleh sama hitam namun pemikiran orang berbeda-beda.
Tekad dan keyakinannya yang sungguh-sungguh untuk melamar mirna, disambut oleh pihak keluarga si gadis pujaan yang akan di lamarnya itu penuh dengan kesangsian.

Jawaban si ibu calon mertua dambaannya itu tidaklah banyak-banyak, hanya beberapa patah kata saja tapi bagaikan pisau tajam yg menghujam langsung kejantungnya.

"Si Mirna kalau bisa, ibu maunya dapat jodohnya dari kalangan polisi atau paling tidak seorang dokter".
"Itu kan kalau bisa ya samsul, kalau kita sebagai orang tua punya keinginan yang baik untuk anak-anak kita kan tidak ada larangannya kan,,,?" tanya ibu si gadis dengan penuh arti.

Samsul hanya terdiam.

Baca juga : CACAT (Cerpen)

Enam bulan kemudian samsul mendengar kabar dari mirna bahwa ia telah dinikahkan dengan seorang polisi berpangkat perwira menengah.

Mirna hanyalah seorang anak yg sangat patuh kepada orang tuanya.
Walau pernikahan itu terasa dipaksakan baginya, mirna hanya bisa menurut. Sebagai seorang anak dia tidak bisa menolak keinginan orang tuanya yg keras. Dia hanya bisa menerima dan bersabar.

Mirna memohon maaf kepada samsul, “Mungkin memang bukan jodoh kita bang”, ucapnya.
Beberapa waktu kemudian samsul pergi merantau ke negeri seberang, Malaysia.

Merantau jauh dari kampung halamannya.

Dia berusaha untuk melupakan dan melawan kesedihan dihatinya dengan berusaha, berusaha, dan berusaha berdagang tanpa henti. Setiap terngiang kata-kata ibu mirna yang menyesakan dadanya, semakin keras pula dia terus berdagang agar dapat teralihkan semua kenangan masa lalu yang membuat sedih hatinya itu.

Sewindu waktu telah berlalu.

Ternyata dia telah sukses menjadi pengusaha textile ternama dinegeri seberang itu. Disana samsul mendapat jodoh seorang perempuan cantik, yang ternyata adalah seorang dokter. Sebuah perjalanan takdir yang kadangkala membuat pemuda itu menangis haru.

Sungguh Tuhan tidak pernah menyia-nyiakan orang yang selalu sabar dan berbuat baik.

Dua tahun kemudian, pemuda itu pulang ke kampung halamannya, Bukittinggi.
Menghadiri pernikahan adik perempuan satu-satunya. Sekaligus untuk mengobati kerinduan akan kampung halaman yang telah sepuluh tahun ditinggalkannya.

Selama ini bila merasa rindu, samsul selalu menyuruh ayah, ibu dan adiknya datang ke Malaysia dengan semua biaya darinya. Soal biaya hidup, samsul selalu berkirim uang ke kampung untuk mereka. Selama ini dia belum sempat untuk pulang ke Bukittinggi karena begitu sibuk dengan bisnisnya.

“Uda samsul!",
"Sadang di oto ko uda tamanuang ruponyo, alah ambo cari-cari uda ka ingkin kamari dari tadi” (sedang dimobil ini abang termenung rupanya, saya udah cari-cari kesana kemari dari tadi). Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki yg memecahkan lamunan samsul.

Laki-laki itu adalah udin, supir pribadi samsul yang orang pariaman totok.

“Oh iyo din, ado apo din?” sahut samsul.

“Amak manyuruah ambo untuak mancari uda, manyuruah uda makan, kecek amak uda alun juo makan-makan dari tadi lai (Ibu menyuruh saya mencari abang, abang disuruh makan oleh ibu, katanya abang belum makan-makan dari tadi )” jawab udin.

Saat sore hari itu para tamu undangan sudah mulai banyak yang hadir, samsul sedang makan dengan posisi agak menunduk disamping meja prasmanan. Tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya dari arah belakang, "permisi, minta geser sedikit mau numpang duduk".

Samsul reflek menoleh, pas sekali bertatap muka dengan asal suara itu!
""Eeeeeeeh ini ada 'nak samsul kiranya,,,! apa kabar nak,,? kenapa lama nian 'tak pulang,,,?"

"Kami dan orang-orang dikampung ini sudah lama rindu dengan anak yang sudah sangat lama sekali pergi merantau. Kembalilah tinggal disini nak, dikampung halaman kita. Banyak ilmu yang akan ditimba oleh orang-orang muda dikampung kita ini dari nak samsul yang sudah masyhur ilmu dan kesuksesannya di seantero negeri""

"Maaf nak, kalau Bundo boleh tahu, sebenarnya apa rahasia 'nak samsul ini sehingganya bisa jadi saudagar besar seperti sekarang ini,,,?""

Mendengar pertanyaan wanita tua itu samsul agak terdiam sesaat. 
Kemudian sambil memandang perempuan tua itu, samsul tersenyum simpul dan menjawab singkat :

""Rahasianya karena Dokter dan Polisi""

Penulis by : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

1 comment for "Samsul (Cerpen)"

  1. bookmark dulu deh, baru baca dikit tapi kayaknya menarik hehehe.
    lanjut terus gann pantang mundurr

    ReplyDelete