Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sepatu Roda Story - bagian 1 (Riweuh Euuy!)

Hadeh!

Bener-bener dah! 

Kalau kita mau belanja stok sepatu roda di Pasar Pagi Asemka Jakarta Kota pada saat sekarang ini, sudah mirip-mirip seperti orang yang antri sembako waktu zaman krisis pangan di indonesia pada tahun '65.

Bagaimana tidak?

Saya mulai berangkat dari rumah pukul 8.00 pagi, saat pukul 19.00 malam baru bisa balik nyampe rumah. 😢😢😢

Saking banyaknya pedagang mainan yang memburu sepatu roda, sampai-sampai si encik grosirannya jadi kewalahan.

Akhirnya digunakan sistem nomor untuk mengantri, supaya tidak tertukar packing antara pedagang yang telah memesan duluan dengan pedagang yang datang belakangan. Asli benar-benar seperti orang yang mengantri minyak atau sembako! 😢😢😢😢

sepatu roda story, bagian 1

Sudahlah mengantrinya mpet-mpetan, hawanya panas banget, menunggu barangnya sangat lama pula. Kondisi semakin di perparah karena ternyata sepatu roda hanya tersedia dengan stok yang terbatas di toko grosirnya.

Sebab tidak akan mungkin muat jika semuanya diletakan ditoko, karena saking banyaknya pesanan.
Jadi stok utama sepatu rodanya tersimpan di gudang yang berjarak cukup jauh, sekitar 30 menit perjalanan. Sempurnalah sudah! Wkwkwkwk 😢😢

Yang sangat menarik, pada saat ini kalau kita berbelanja sepatu roda (buat bakal stok barang), maka harus dijatah dalam jumlah tertentu untuk masing-masing orang. Jadi ada semacam kuota berbelanja gitu hihihi ☺

Bisa begitu yak? Orang kepingin belanja banyak malah gak boleh. Hhhhhhhhh! ☺☺

Jadi sekarang belanja sepatu roda telah dibatasi, biasanya paling banyak hanya boleh 30 pasang/orang.

Sudah tidak boleh lagi berbelanja dengan memborong dalam jumlah yang sangat banyak seperti diwaktu sebelumnya. Seperti beberapa hari kemaren malah ada pedagang mainan yang memborong sepatu roda sampai sejumlah 150 pcs!

Itu jumlah belanja hanya untuk satu orang saja lho!

Bener-bener berani dan nekat!

Pada beberapa waktu yang lalu, group toko mainan keluarga kami (masing-masing terdiri dari toko saya, toko ibu dan toko adik-adik) juga masih bisa belanja sepatu roda dalam jumlah yang banyak.

Misal :

Antara saya, ibu dan adik-adik dulu sering menggabung belanja sepatu roda.
Total sekali belanja bisa sampai 250 pcs sepatu roda, dari jumlah itu kemudian kami bagi-bagi lagi ke toko masing-masing.

Tapi sekarang sudah tidak bisa lagi ngeborong seperti itu.

Sekarang ini kalau kita minta 250 pcs, paling banter cuma dikasi jatah 50 pcs sepatu roda. Sungguh terlalu! hehe ☺

Intinya sekarang para pedagang sudah tidak boleh menimbun barang lagi. ☺☺☺

Peraturan ini ditetapkan oleh si engkoh dan encik grosiran di Asemka itu supaya para pedagang yang berbelanja bisa mendapatkan sepatu roda secara merata.

Karena pada saat ini permintaan pasar sepatu roda sangat tinggi sekali, sedangkan barang yang masuk dari importir prosesnya sering sekali lama.

Sebab sekarang ini ada peraturan baru, yaitu semua jenis mainan (termasuk sepatu roda) harus lulus tes SNI terlebih dahulu.

Nah, itulah sebabnya seakan sepatu roda menjadi terkesan langka.

Sebenarnya yang membuat langka itu adalah para pedagang yang bermodal besar sengaja menimbun barang.

Nah, bila hanya dia saja yang memiliki stok sepatu roda, sehingga dia bisa menjual dengan harga sangat tinggi.

Karena dia telah memonopoli.

Itulah penyebabnya kenapa sekarang ini tiap pedagang di tetapkan 'kuota batas berbelanja' oleh grosiran di Asemka itu.

Demikianlah menurut prediksi saya.

Pelajaran apa yg dapat kita petik dari kejadian ini? 
Yaituuuuuuuuu!

Kalau masih ada saja orang-orang :

- Yang ilmu dan jurus dalam berdagangnya memakai cara instan. 
- Yang hanya bisa main jual murah. 
- Yang suka ngancurin harga. 
- Yang kayaknya bangga banget stokbarangnya bisa cepat habis. 
- Yang belanja stok sekarang, 2-3 hari kemudian stoknya sudah ludes katanya.

"Nyang mane sih orangnye bang izal?"
"Emang ada orang kayak gitu?"

Ada! Nih die cerite orangnye, based true story! : PERANG HARGA TANPA PERHITUNGAN DAPAT MENGHANCURKAN MASA DEPAN BISNIS ANDA (Based True Story)

Iya sih,,, 😢
Ente memang hebat. 😢
Stok barang ente cepat habis, tapi besok-besoknya ente tidak bisa berjualan lagi! Wkwkwk ☺☺
Lah, kalau sudah tidak ada stok barang, lantas apalagi yang mau ente jual??

Saat ini, di asemka itu untuk mendapatkan 25-50 pcs sepatu roda saja perjuangannya bener-bener setengah mati!

Sudahlah antri parah, barang pun hanya sedikit yang bisa didapatkan!

Kalaupun nanti akhirnya ada kabar barang impor sepatu roda yang akan datang lagi. Sudah bisa di prediksikan, harganya bakal makin naik sampai selangit!

Menunggu barangnya pun lama, kita harus mengantri dari pukul 8.00 pagi sampai pukul 16.00 sore. Barulah kita akan bisa menerima barang.

Capek mampus, nungguinnya juga ditengah hawa yg panas, sudah mirip ayam panggang disana.
Hampir-hampir tidak sempat makan, karena kita khawatir kalau sampai tidak kebagian barang. (karena semua orang selalu berebut setiap ada stok sepatu roda yang datang) 
  • Jadi sekarang ini kalau berbelanja sepatu roda sama sekali tidak boleh lengah! 
  • Harus benar-benar stand by ditempat distributor/pusat grosiran sepatu roda itu!
  • Saya berani bertaruh, bagi siapa saja pedagang mainan dan toko olah raga yang pernah berbelanja sepatu roda ke asemka kota, pasti akan membenarkan kata-kata saya ini!
Nah!
Dengan kondisi seperti sekarang ini, jika masih ada saja oknum pedagang eceran yang suka merusak harga pasaran.

Yang suka menghancurkan harga dengan mengambil margin tidak wajar, yaitu cuma 10%-15%.

Hmmmh sungguh terlalu!!

Dagang apa kerja bakti om? wkwkwkwk. 😢😢😢😢😢

Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

Post a Comment for "Sepatu Roda Story - bagian 1 (Riweuh Euuy!)"