Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bentrok Angkutan Online VS Offline Terus Terjadi (Apa Solusinya?)

Assalamualaikum.

Teman-teman, saya berharap agar kita semua selalu dalam keadaan sehat Wal 'afiat, Aammiin.
Dan semoga segala urusan berjalan lancar tanpa kendala yang berarti.

Telah 3 hari saya berada di kota Tangerang, menjenguk dan menjaga ibu mertua yang sedang di rawat inap di salah satu rumah sakit swasta cukup besar di kota itu.

Ada suatu kejadian cukup menarik dalam 3 hari belakangan ini, yang akhirnya menggelitik saya untuk menulis sebuah artikel khusus membahas masalah tersebut.

Tiga hari yang lalu, sesampainya di salah satu ruas jalan Cikokol, saya pun turun dari Bus Agra Mas.

Setelah turun, saya lihat pemandangan yang sangat jauh berbeda dari waktu-waktu sebelumnya.

Area sudut jalan yg di waktu sebelumnya selalu penuh dengan deretan angkot yang sedang menunggu penumpang, tiba-tiba sekarang telah kosong melompong.

Tidak ada tampak satupun angkot yang parkir atau ngetem disana. Ada sekitar dalam waktu 30 menit saya dan istri menunggu di pangkalan angkot tersebut.

Tiba-tiba HP istri saya berbunyi, ternyata adiknya yg mengirim SMS.

Memberitahu supaya jangan naik armada angkutan Online maupun angkot dulu.

Karena sedang ada 'perang' antara armada angkutan online dengan angkutan offline, khususnya grab bike VS angkot.

Walah! Pantesan!

Adik ipar saya itu pun menyarankan supaya kami berhati-hati, atau lebih baik naik taksi saja, katanya.

Setelah berjalan waktu sekitar 45 menit menunggu, tapi belum juga ada satupun angkot yang muncul.

Akhirnya saya dan istri memutuskan untuk naik taksi saja. Menuju rumah orang tua sekaligus mertua saya yang berlokasi di daerah Periuk Tangerang tersebut.

Penyebab bentrokan beredar simpang siur, menurut supir taksi yang saya tumpangi, dia mengatakan penyebab dan pemicu utamanya adalah gara-gara semua angkutan online itu sendiri.

Gara-gara sejak ada semua angkutan online, mulai dari gojek sampai grab taksi, membuat pendapatan semua armada offline turun drastis, sangat anjlok!

Menurutnya, yang paling parah menurun pendapatannya adalah supir angkot.

Sehingga mendorong para supir angkot di kota Tangerang itu mengadakan demo dan akhirnya terjadi bentrok dengan ojek online yaitu grab bike.

Demikian penuturan si Abang supir taksi tersebut.

Agar mendapat informasi berimbang, saya coba browsing di internet dan membaca berita terbaru dari media online yang telah populer.

Ternyata, menurut banyak berita yang beredar, awal bentrok di picu oleh kejadian beberapa hari sebelumnya.

Yaitu aksi penabrakan yang di sengaja oleh seorang supir angkot kepada seorang driver grabbike.

Pada saat itu sedang berlangsung demo para supir angkot di depan kawasan Mall Tang City. Kebetulan pula si driver grabbike ini sedang melintas di tempat kejadian.

Mungkin sang supir angkot itu terlalu terbawa emosi, sehingga hilang kontrol dirinya, kemudian menabrak si driver grabbike yang melintas tersebut.

Sang driver grabbike kabarnya terluka parah dan sampai saat ini masih di rawat secara intensif di salah satu rumah sakit di kota Tangerang.

Sedangkan si supir angkot langsung melarikan diri. (menurut kabar terbaru, oknum supir itu telah berhasil di tangkap polisi di daerah Bekasi)

Besoknya, setelah kejadian penabrakan itu, keadaan malah berkembang tambah runyam.

Karena tiba-tiba terjadi aksi reaksi solidaritas dan sweeping oleh para driver grabbike terhadap para supir angkot.

Akibatnya armada angkot langsung 'menghilang' karena takut terkena sweeping.

Pada beberapa tempat, bentrok benar-benar terjadi dan tidak dapat di hindari, seperti daerah sangiang Tangerang.

Driver grabbike dan para supir angkot saling melempar batu.

Bentrok itu menyebabkan beberapa kaca mobil pecah karena terkena lemparan batu tersebut.

Sebenarnya kejadian bentrok ini pernah pula terjadi antara driver gojek dengan para supir angkot sekitar setahun silam.

BENTROK ANGKUTAN ONLINE vs OFFLINE TERUS TERJADI (Apa solusinya?)
Gojek VS Angkot

Pertanyaannya :

Kenapa kejadian ini selalu terjadi dan berulang?

Siapa yang salah?

Apa dan bagaimana solusinya?

Saya akan coba uraikan dengan bahasa sederhana beserta argumen dan analogi yang insya Allah mudah dimengerti dan di pahami.

Dalam setiap peradaban dan kebudayaan, sudah menjadi keniscayaan kalau suatu pribadi, komunitas, kelompok, atau negara,
Biasanya akan cenderung meniru dan mengikuti komunitas, kelompok bahkan negara lain yang peradabannya telah lebih maju.

Kita coba sejenak mengkaji sejarah.
Dahulu, pada abad pertengahan umat Islam sedang dalam puncak masa keemasannya.

Saat itu dari segi budaya, peradaban, ilmu dan teknologi telah di capai umat Islam pada tingkat yang tertinggi pada saat itu.

Sedangkan di abad pertengahan itu bangsa barat masih dalam masa-masa kegelapannya.

Apakah yang terjadi?

Ribuan pemuda-pemuda barat datang dan belajar ke universitas serta guru-guru besar Islam, baik di Cordoba ataupun Baghdad.

Saat itu, menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi pemuda barat bisa menguasai bahasa Arab.

Dari segi berpakaian pun, kaum wanita barat banyak yang meniru cara dan gaya berpakaian wanita muslim.

Bahkan sampai kaum wanita bangsawan barat pada abad pertengahan juga mengikuti cara berpakaian wanita bangsawan muslim di saat itu.

Cobalah teman-teman lihat dan browsing gaya berpakaian wanita Eropa pada abad pertengahan.

Disana jelas terlihat pengaruh peradaban dan budaya Islam terhadap bangsa barat pada saat itu.

Sebaliknya, pada zaman sekarang ini bangsa baratlah yang lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sejarah pun kembali berputar dan berulang.

Kini gantian pemuda-pemudi muslim yang banyak terpengaruh, meniru dan mengambil cara budaya ke barat-baratan.

Terlepas dari sisi positif ataupun negatif. Tergantung pribadi masing-masing dalam menyikapinya.

Sepanjang yang di tiru dan di pelajari adalah ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologinya, maka tiada salahnya belajar dengan barat.

Sebagaimana fakta sejarah, baratpun dulu pernah belajar kepada umat Islam pada abad pertengahan.

Demikianlah.

Di atas adalah analogi secara global, namun bisa kita kerucutkan ke masalah lokal seperti fenomena bentrok yang selalu terjadi antara armada angkutan offline dengan armada angkutan online.

Karena esensi atau hakikatnya sama.

Yaitu seharusnya Armada dan organisasi angkutan Offline sudah seharusnya meniru dan mengikuti kemajuan yang telah di capai oleh armada angkutan Online.

Karena memang faktanya mereka telah lebih maju dan lebih unggul, sebab memanfaatkan teknologi terkini, yaitu internet.

Beberapa keunggulan armada angkutan Online diantaranya,


Sistem dan manajemen yang rapi.

Dalam perspektif saya, armada online (grabbike, gojek, grabcar, taksi Online, dan lain-lainnya) itu secara teknologi telah melangkah jauh lebih maju dari pada armada konvensional (offline).

Dari segi manajemen dan organisasi pun mereka telah jauh lebih teratur.
Sehingga pelayanannya menjadi jauh lebih cepat.

Otomatis semua itu akan lebih memuaskan para pengguna dan pelanggan angkutan online tersebut.

Sedangkan armada angkutan Offline masih saja memakai cara-cara lama. Tarif juga relatif masih mahal.

Yang membuat pamornya semakin jatuh yaitu ada sebagian oknum supir angkutan umum (offline) yang membawa kendaraannya secara ugal-ugalan.

Sedangkan media untuk menyampaikan kritikan dari penumpang kepada sang supir itu nyaris hampir tidak ada.

Sangat berbeda sekali dengan armada angkutan online, apabila ada drivernya yang membuat tidak nyaman penumpangnya, maka sang penumpang bisa langsung memberikan sangsi kepada si driver online tersebut dengan memberikan feedback serendah mungkin di aplikasinya.

Sehingga dengan sendirinya kredibilitas (reputasi) sang driver menjadi jatuh, dan penumpang lain tidak ada lagi yang mau mengambil 'orderan' kepadanya, setelah melihat reputasi yang buruk di aplikasi tersebut.

Nah, dengan adanya sistem yang telah sangat rapi ini membuat kualitas pelayanan semua armada online akan bisa selalu terjaga.

Di satu poin ini saja mereka sudah sangat maju dan unggul, cukup menjadi 'senjata mematikan' bagi para armada angkutan offline.

Kalah saing dari segi sistem dan teknologi!

Sisi yang lain, unggul di segi masalah tarif.

Armada angkutan online tarifnya memang sangat bersaing alias murah meriah.
Belum lagi berbagai promo yang di berikan.

Dalam artian. apabila seseorang sering memakai (berlangganan) armada angkutan online tertentu, maka dia akan semakin banyak mendapatkan poin.

Nah, apabila nanti telah sampai pada jumlah poin tertentu, maka akan ada suatu reward (bonus) yang di dapatkan oleh si pelanggan.

Strategi promosi yang jitu!

Hal yang sama sekali belum ada dilakukan oleh armada angkutan offline (setahu saya).

Nah,,,,, jadi dari semua contoh, analogi, sebab musabab, uraian dan penjelasan yang telah saya jabarkan secara terperinci diatas,

Sudah bisakah kita mencari sebab dan mendapatkan jawaban kenapa kejadian bentrokan ini selalu terulang?

Ya!
Sebabnya apalagi kalau bukan karena ada pihak yang menjadi tersisih, terlindas dan tersingkir oleh kerasnya persaingan, akibat dari perubahan sistem tersebut.

Ada pihak yang periuk nasinya jadi terganggu!

Siapa yg salah?

Apakah para driver armada angkutan offline yang melakukan demo tersebut?

Sebenarnya tindakan demo itu tidaklah sepenuhnya salah mereka, karena mereka juga punya alasan tersendiri, demi untuk memenuhi nafkah anak istrinya.
Dan berdemo itu adalah hak mereka!

Kalaupun ingin mencari pihak yang salah, ya oknum supir angkot yg bertindak di luar kontrol menabrak driver grabbike tersebut.

Atau kurang sigapnya para pimpinan organisasi atau pemilik angkutan offline tersebut, kenapa belum juga melakukan adaptasi dan inovasi.

Atau, apakah karena salah kemajuan dan perubahan teknologi?

Apalagi ini, sama sekali tidak beralasan! Hehehe.

Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi tidak akan pernah bisa di bendung oleh siapapun!

Setiap perubahan dari teknologi pasti akan menggeser semua teknologi dan cara-cara yang lama (konvensional).

Dan tidak ada seorang pun mereka (kaum konvensional) yang bisa mencegah dan membendungnya.

Kita ambil satu contoh atau analogi :

Pada tahun 60an untuk mendengarkan musik orang memakai piringan hitam, masuk era tahun 70an mulai beredar kaset dan tape recorder, piringan hitam pun secara perlahan hilang dari peredaran.

Tahun 80-90an kaset dan tape recorder sedang berjaya, namun masuk era tahun 2000an ke atas mulai keluar piringan cakram VCD dan DVD, kaset dan tape recorder pun mulai tergusur dan hilang dari peredaran.

Tahun 2010 keatas malah perkembangannya lebih revolusioner lagi.
Teknologi dan perkembangan internet semakin maju pesat.

Sehingga orang kalau ingin mendengarkan sebuah lagu, hampir tidak perlu lagi membeli VCD, DVD, kaset, apalagi piringan hitam.

Sekarang ini kita tinggal buka YouTube, kemudian ketik judul lagu yang dicari, maka kita langsung bisa mendengarkan lagunya.

Nah! apakah semua para pedagang dan yang menjual perangkat musik sebelumnya (era tahun 70-90an), seperti piringan hitam, kaset dan tape recorder itu lantas menyalahkan kemajuan dan perubahan teknologi?

Tentu tidak!

Jadi tindakan apakah yang paling tepat untuk mereka lakukan?

Apa dan bagaimana solusinya?

Solusinya sederhana, yaitu dengan BERADAPTASI!

Bila berganti trend piringan hitam ke kaset dan tape recorder, ya pedagang itu tinggal ikut pindah trend ke teknologi yang baru tersebut yaitu dagang kaset dan tape recorder.

Tiap berganti tahun dan zaman, berganti pula ke trend yang lain, ya tinggal di ikuti lagi. Demikian seterusnya!

"Bagaimana dengan YouTube bang Izal? bukankah malah lebih fatal menghancurkan semua di atas?"

Ya betul! tapi saya lihat untuk saat ini, para pedagang VCD, DVD dan semua perangkatnya masih bisa bertahan, karena mereka masih punya pangsa pasar tersendiri.

Sebab, tidak semua orang suka mengakses YouTube, masih banyak yang suka mendengarkan lagu dari VCD dan DVD. Jadi seperti yang saya bilang, mereka masih bisa bertahan, karena masih punya pangsa pasar tersendiri.

Justru, sebenarnya yang terancam dengan keberadaan YouTube ini adalah para artis penyanyinya sendiri.

Maka tidaklah mengherankan jika pada beberapa waktu yang lalu banyak fenomena dan istilah 'artis makanan siap saji'.

Mereka bekerja sama dengan waralaba makanan terkenal dari Amerika untuk memasarkan lagu atau album terbarunya.

Jadi bila orang membeli makanan siap saji tersebut, telah satu paket dengan VCD atau DVD dari artis penyanyi tersebut.

Yah, walau apapun istilah yang di sematkan orang kepada artis penyanyi tersebut, namun tetap ini adalah satu contoh nyata dari adaptasi.

Mereka harus bisa menyesuaikan diri agar mampu terus eksis dan bertahan.
Nah, seharusnya demikian jugalah hendaknya dengan para pimpinan armada angkutan offline ini, baik itu angkot, metro mini, ojeg pangkalan hingga taksi.

Tiada pilihan lain bagi mereka kecuali harus bisa mengikuti perubahan dan perkembangan zaman!
Khususnya harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi terkini, yaitu teknologi internet. 
Tingkatkan pelayanan dan kepuasan pelanggan. Sediakan saluran untuk para pelanggannya untuk menyampaikan kritik dan saran.

Berikan sangsi kepada para supir yang ugalan-ugalan.
Dan perbaiki semua sistem dan manajemen, juga sering adakan promo tertentu, serta tarif usahakan agar mampu bersaing, jangan terkesan mahal.

Memang harus diakui, untuk melakukan semua perubahan itu butuh proses yang cukup panjang.
Sebab, memang secara basic sangatlah jauh berbeda antara bidang offline dengan online.
Orang yang selama bertahun-tahun telah terbiasa dengan cara konvensional yang lama (offline) pasti akan merasa canggung dan bingung di awal-awal menerapkan secara online.

Sebab apa?
Karena gaptek!
Karena itu bukan bidang kita!
Demikianlah menurut saya kendala paling utama yang di alami oleh para driver atau supir angkutan umum (Offline).

Kenapa saya biasa tahu?
Karena berdasarkan pengalaman pribadi!
Hehehehehehh 😂

Jujur nih teman-teman, saya sendiri pun basic dasarnya adalah dari toko mainan offline. 
Beberapa tahun lalu saya juga mengalami goncangan yang sama sebagaimana goncangan yang di alami oleh para supir angkot dan armada angkutan online sekarang ini.

Omset saya sempat menurun bahkan anjlok karena saking begitu gencarnya serbuan toko online dan market place di internet.

Sebab mereka menjual mainan dengan harga yang sangat murah.
Awalnya saya sempat marah-marah dengan perubahan tersebut. Tapi apakah dengan marah-marah lantas merubah keadaan?

Sama sekali tidak!

Akhirnya apa yang saya lakukan?

Yaitu mulai merubah strategi, sejak 3 tahun yang lalu saya mulai buka juga toko mainan online!
Dengan nama brand toko online : Bang Izal Toys.

Kisahnya telah saya tulis lengkap di Artikel INVASI TOKO ONLINE, TOKO OFFLINE HARUSKAH MATI (SURI)?

"Masalah gaptek bagaimana bang Izal?"

Ya bagaimana lagi?

Pilihannya tidak ada yang lain, kecuali saya harus mau belajar teknologi IT dan internet!
Harus bisa menguasainya!

Hikmahnya?

Sejak saat itu sampai sekarang saya telah cukup banyak mengerti sedikit banyaknya akan dunia internet.

Sampai akhirnya sekarang saya juga bisa membangun blog ini sendiri, secara otodidak!
Mulai mengerti tentang ilmu coding dan cara mengedit Css/Html.

Demikianlah, di balik tiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Tindakan demo, marah-marah bahkan menabrak driver armada online itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Malah hanya akan memperkeruh keadaan.

Cara yang paling tepat adalah ikut berinovasi, beradaptasi dan selalu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.

Karena sudah menjadi hukum alam, sudah Sunatullah kalau zaman itu akan selalu berjalan dan berputar, maka bagi yang tidak mau mengikutinya, maka pasti zaman itulah yang akan meninggalkannya!

Apabila semua adaptasi itu telah dilakukan dengan baik, maka insyaAllah dimasa yang akan datang bentrokan angkutan Online VS angkutan Offline tidak akan pernah terjadi lagi.

Ammiin.

Penulis by : Bang Izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

3 comments for "Bentrok Angkutan Online VS Offline Terus Terjadi (Apa Solusinya?)"

  1. Wah pembahasannya super lengkap dan panjang...pantesan artikel tentang bentrok angkutan online vs offline ini ada di halaman pertama google,,,
    Sip mas,,lanjutkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap!
      Makasih bang Syamsu 😊

      Delete
  2. Anonymous3/24/2017

    mantap laaa

    ReplyDelete