Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Catatan Perjalanan Usahaku Bagian 8 (Jatuh lagi, Bangun lagi)

Teman-teman,,,, sepertinya kita telah hampir sampai di penghujung catatan kisah perjalanan ini.
Tulisan kali ini telah masuk ke catatan perjalanan usaha bagian ke-8.

Rencananya akan saya buat selesai (tamat) catatannya hingga bagian ke-10.

Pada artikel yang lalu, yaitu CATATAN PERJALANAN USAHAKU Bagian 7 (Berdagang buku sekolah) telah dituliskan kisah saat saya menjual buku pelajaran mewarnai anak-anak TK.

Usaha ini mulai saya jalani pada awal tahun dan juga berakhir di penghujung tahun 2006.
Menjual buku TK ini adalah usaha yang telah saya jalani ke sekian kalinya, itupun akhirnya kandas juga ditengah jalan. 

Tiap saya berganti usaha yang baru, tak lama kemudian dihancurkan orang prospeknya, berganti lagi dengan usaha yang lain, hancur lagi, cari lagi,,,, begitu seterusnya.

Bila di hitung-hitung, total semua jenis usaha yang pernah saya jalani, ada sekitar 10 jenis usaha atau dagangan.

Yang saya ceritakan dalam seri catatan ini hanyalah sebagian besarnya saja, sebab kalau mau di kisahkan semua, mungkin bisa sampai 20 seri barulah akan tamat 😁.

Seperti yang telah diceritakan sebelumnya, saya mulai start di hulu usaha sejak masih remaja (umur 15 tahun) hingga sampai tiba di 'muaranya', yaitu menemukan usaha yang paling cocok dan sesuai dengan passion saya, bisnis mainan!

Sejak berprofesi sebagai penjahit di tahun 1993 sampai akhirnya berhasil membuka toko mainan di daerah Kalisari Jakarta timur pada tahun 2010.

Coba sama-sama kita hitung, berapa lamakah waktu dan perjuangan yang harus saya lewati?

Untuk tetap berusaha sabar 'menantang arung jeram' dan segala rintangan yang terjal tersebut?
Dari tahun 1993 sampai 2010, itu ada rentang waktu selama kurang lebih 17 tahun!
Sungguh, itu bukanlah waktu yang sebentar!

Perjuangan panjang dan berliku!

CATATAN PERJALANAN USAHAKU Bagian 8 (Jatuh lagi, Bangun lagi)

Oh iya teman-teman,,,,,, seperti yang saya katakan diatas, kenapa saat berhasil membuka toko mainan pada tahun 2010 itu saya sebut "baru berhasil mencapai muara?",

Karena selanjutnya masih ada tantangan yang tidak kalah beratnya, yaitu berjuang menghadapi persaingan dan adu strategi dengan toko mainan yang sebelumnya telah lebih dulu besar, bermodal kuat dan telah punya pengaruh di daerah Kalisari tersebut.

Nanti akan saya ceritakan kisahnya secara lengkap di bagian akhir catatan ini, yaitu di seri yang ke 10.

Sekarang kita kembali fokus ke topik!

Usaha saya yang pertama kali adalah menjadi tukang jahit. Setelah itu, pada waktu kelas 3 SMA saya mulai belajar bisnis kecil-kecilan.

Yaitu menjual stiker (gambar tempel) dari bahan kertas. Pada era itu (tahun 1997) memang sedang populer sekali Group-group band seperti Slank, Dewa 19 dan Nirvana.
Nah, saya melihat peluang yang sangat bagus disitu, dan terlintas ide untuk membuat dan menjual stiker dari group band tersebut.

Penyebab lain bisa timbul ide tersebut, karena saya punya seorang teman yang kebetulan abangnya punya usaha percetakan.

Sehingga saya berinisiatif memberikan ide, dan menawarkan kerja sama kepada teman saya itu untuk memproduksinya. Nanti hasilnya akan dibagi sesuai kesepakatan yang dibuat. Teman itu akhirnya menyetujui.

Setelah produksi uji coba dibuat, dengan jumlah cetakan stiker yang tidak terlalu banyak, saya pun mencoba menjual dan memasarkannya.

Dengan cara menawarkan kepada teman-teman sekolah SMA.
Selain itu, tiap hari Jumat juga saya gelar stiker-stiker group band itu dipelataran jalan Masjid yayasan sekolah PB. Jenderal Soedirman Cijantung.

Ternyata,,, terjual laris manis!!
Tapi,,,, rasa manis itu tidaklah berjalan lama.

Karena tidak berapa lama kemudian ada 'virus dan hama penyakit' yang datang menyerang dan meng-infeksi usaha saya.
Apa itu?
Seperti biasa!

Ya apalagi kalau bukan bermunculannya para pengekor dan tukang contek ide orang.

Mereka juga secara tiba-tiba begitu bersemangatnya menghancurkan harga pasaran!

Begitulah penyakit klasik yang sering dialami oleh jenis usaha yang modalnya tidak terlalu besar.

Dan produknya mudah dibuat serta didapatkan. Sehingga mudah pula di tiru dan di ikuti orang.

Dan,,,,, kebetulan pula sedang laku keras!

Tiba-tiba saja semua pedagang yang lain ikut menjual dagangan yang sama!
Sebenarnya,,,,sama sekali tidak menjadi masalah dan sah-sah saja bila semua orang juga ikut menjual stiker tersebut, karena itu adalah hak asasi.

Lagipula ide (yang saya cetuskan pertama kali) itu, 'kan juga belum di patenkan toh?
Jadi saya memang tidak punya hak melarang mereka yang mencontek ide saya wkwkwkwk 😁

Tapi,,,,,mohon janganlah langsung menghancurkan harga!

Ikutilah harga pasaran dari pedagang sebelumnya, kalaupun ingin 'main harga' jangan lakukan secara frontal dan terang-terangan.
Lakukanlah secara halus, main cantik.

Yang sering bikin saya eneg (mual), sudahlah mereka tidak punya kreativitas dan ide, cuma tinggal nyontek usaha yang setengah mati di cari dan di fikirankan idenya oleh penemu peluang yang pertama kali.

Eh, dengan seenaknya malah menjatuhkan harga di lapak dan di area yang sama dengan pedagang sebelumnya!

Begitulah yang selalu berulang kali terjadi pada berbagai usaha yang saya rintis. 
Mulai sejak dari menjual kaset VCD, stiker, aksesoris, kertas files, buku mewarnai anak TK, action figure, poster, bahkan sampai sendal bekas hotel pernah saya jual.
Rata-rata masing-masing usaha itu hanya bisa bertahan saya jalani selama 6 bulan.

Satu-satunya yang paling lama saya jalani yaitu dagang kaset VCD, berjalan kurang lebih selama 2 tahun.

Kenapa sering bergonta-ganti dagangan?
Penyebabnya?

Seperti yang berkali-kali saya sebutkan, karena harganya sudah di hancurkan orang.

Kalau sudah begitu keadaannya, Lantas buat apalagi di teruskan? Cuma buang-buang waktu saja. Lebih baik saya cari lagi usaha lain yang masih bagus prospeknya.

Demikianlah, karena pasaran harga lagi-lagi hancur, akhirnya pada akhir tahun 2006 itu saya tidak lagi menjual buku mewarnai anak TK.

Memasuki awal tahun 2007, saya sempat tidak berdagang selama 1 bulan. Selain belum ketemu ide usaha terbaru yang cocok, juga karena pada saat itu salah satu adik perempuan saya akan melaksanakan pesta pernikahannya. Pesta pernikahan adik saya itu di adakan di Pandeglang Banten.

"Kok di Pandeglang bang Izal?"
"Bukannya keluarga bang Izal tinggalnya di Jakarta?"

Ya betul, keluarga saya memang ada di Jakarta. Tapi setelah tamat dari SMEA, adik saya itu pergi merantau ke Pandeglang, ikut dengan paman merintis ilmu berdagang, sebagaimana saya dulu juga pernah berada di sana.

Dan kebetulan adik saya ini mendapatkan jodoh pedagang pakaian di kota Pandeglang tersebut. Sehingga acara pernikahannya pun di laksanakan di sana.

Nah, ketika mengurus pernikahan adik saya di Pandeglang inilah yang menjadi awal mula perjalanan takdir membawa langkah saya selanjutnya merantau ke kota Padang.

Pada saat pesta pernikahan adik saya itu, banyak saudara dan kaum kerabat dari Padang yang datang.
Salah satu di antaranya adalah pak Amaik.
Dia adalah suami dari bibi saya, pemilik bengkel Ahmad ban yang cukup besar dan terkenal di kota Padang.

Bila teman-teman suatu saat sedang berkunjung ke kota Padang, maka cobalah tanyakan tentang bengkel ban si Amaik ini kepada tiap supir angkot dan metro mini disana, pasti rata-rata mereka tahu!
Tidak mengherankan sebenarnya kalau bengkel ban ini cukup terkenal, karena bengkel Ahmad ban ini telah ada di kota Padang itu sejak tahun 1991.

Nah, kenapa akhirnya saya memutuskan belajar ilmu bengkel ban ini?

Sebab, usaha bengkel ban tidak mudah di tiru dan di contek orang!

Apalagi menghancurkan harganya,
OoW,,, OoW,,,oow sudah tidak bisa ye!
Kwkwkwk 😁

Sebab untuk bisa menguasai ilmu bengkel ban ini, seseorang harus berguru terlebih dahulu. Dan untuk sampai bisa benar-benar ahli, membutuhkan waktu belajar setidaknya selama 1 tahun.

Nah,,,,,dengan semua pertimbangan itu, akhirnya telah benar-benar bulat tekad saya. Setelah selesai hajatan, sayapun langsung meluncur ke Padang dengan menumpang mobil pak Amaik tersebut.

Kota Padang, I am coming! Hehehe 😁

Nah bagaimanakah kisah selama saya belajar bengkel di Padang ini?

Ternyata,,,,,,jalannya tetap berliku teman-teman, sebab bekerja di bengkel ban ini bukanlah pekerjaan yang mudah, sangat berat dan juga penuh resiko!

Bagaimana kisahnya?

Nanti di catatan perjalanan usahaku bagian 9 akan saya ceritakan selengkapnya! 😊

Baiklah teman-teman, sampai di sini dulu ya.
Semoga sukses selalu untuk teman-teman semua.

Salam.

Penulis by : Bang Izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

2 comments for "Catatan Perjalanan Usahaku Bagian 8 (Jatuh lagi, Bangun lagi) "

  1. Sangat menyentuh dari lika-liku kehidupan ya mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hidup memang perjuangan tanpa henti mas 😊

      Terima kasih sudah mampir di blog saya 🙏

      Delete