Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sepinya Mall dan Pasar Tradisional Di Era Online Store

Artikel yang berjudul sepinya mall dan pasar tradisional di era online store ini dilatar belakangi oleh pengalaman yang saya alami beberapa hari lalu.

Setelah sekian lama tidak pernah berkunjung ke Mall Graha Cijantung, hari minggu kemarin entah kenapa hati saya kepingin saja ingin pergi main kesana. Tumben memang. Karena sudah hampir 7 tahun (sejak saya buka toko mainan) nyaris tidak pernah lagi pergi kesana.

Padahal sekitar tahun 2007 kebawah, hampir setiap hari saya selalu bermain ke Mall Cijantung itu.
Tempat terpavorit yang sering saya kunjungi hanya satu, yaitu : Toko buku! ☺

Yap! Saya memang hobi sekali membaca sejak kecil.

Sekitar 15 hingga 10 tahun yang lalu tempat yang paling sering saya sambangi di Mall cijantung itu adalah Toko buku "Karisma".

Ditoko itu diperbolehkan membaca semua bukunya secara gratis, asalkan membacanya sambil berdiri. Jadi kalau kuat berdiri dari pagi sampai sore, maka bacalah buku yang ada ditoko itu sebanyak-banyaknya. ☺

Maklum saat itu 'kan saya masih pedagang dikaki lima, jadi zaman ketika isi kantong masih cekak dan suka yang berbau gratisan. hehehe ☺☺

Namun ketika hari minggu kemarin saat saya kembali berkunjung ke sana (bareng istri), ternyata toko buku itu telah tutup. Menurut informasi dari satpam, toko buku besar yang berlokasi dilantai tiga Mall Cijantung itu telah setahun tutup.


Ketika saya tanyakan, kira-kira tutupnya kenapa ya pak?

"Gak tahu pasti juga sih om, tapi sejak 3 tahun belakangan ini pengunjung toko buku itu memang sepi banget, mungkin karena itulah pemiliknya udah gak sanggup lagi buat bayar sewa tempatnya" tutur pak satpam itu.

Setelah itu kemudian saya berkeliling ke setiap sudut Mall itu, mulai dari lantai dasar sampai ke lantai paling atas. Saya lihat secara keseluruhan memang sangat sepi sekali. Bagian lantai paling atas yang ada bioskop 21 juga sepi. Padahal di masa jayanya dahulu, lantai paling atas itu hingar bingar dan penuh dengan anak-anak muda.

Melihat kondisi Mall Graha Cijantung saat ini sungguh keadaannya amat jauh berbeda bila dibandingkan dengan masa saat 15 atau 20 tahun yang lalu.

Dahulu Mall adalah tempat primadona semua orang untuk bersantai, mejeng dan berbelanja. Sekarang rata-rata kebanyakan Mall telah sepi. Sebagian malah hampir mirip seperti kuburan, karena penghuninya hanya satpam, penjaga toko dan pelayan counternya. 😕

Begitu pula dengan pasar-pasar tradisional seperti pasar rebo, cisalak, kramat jati, cibubur dan kebanyakan pasar tradisional lainnya, kondisinya hampir sama. Sepi pembeli.

Paling banter ramainya hanya sekali setahun, yaitu momen bulan puasa dan lebaran iedul fitri.
Padahal saya masih ingat, ketika saya masih remaja ditahun 90an dulu, semua pasar tradisional yang saya sebutkan diatas hampir setiap hari selalu ramai dan sibuk dengan berbagai transaksi jual beli.

Namun mengapa sekarang semua Mall dan pasar tradisional itu sangat sepi dan jauh sekali perbedaannya dengan masa kejayaanya dulu?

Keadaan ini bukannya tanpa sebab, menurut pengamatan saya ada beberapa penyebabnya.
Antara lain :

# 1. Dulu tahun 90an semua kegiatan perdagangan terpusat di pasar-pasar tradisional atau di Mall besar seperti Pondok Indah Mall, Blok M, Sarinah, dan lain lain. 

Karena terpusat, sehingga jenis barang-barang yang dijual tersedia dengan lengkap.
Kelengkapan itulah yang menjadi daya tarik semua orang, untuk datang berbelanja ke Mall pada masa itu.

Sedangkan sekarang?

Minimarket seperti Alfa mart, Indomaret, Alfamidi dan lain-lain bejibun dan ada dimana-mana. Ditambah lagi sekarang banyak pasar malam dadakan yang selalu ada disetiap tepi jalanan yang terbuka dan ramai. Pasar malam ini biasanya menjual dengan harga yang rata-rata cukup miring.

Dengan banyaknya minimarket dan pasar malam dadakan tersebut, membuat konsentrasi pembeli menjadi terpecah. Tidak terpusat lagi di Mall atau pasar tradisional seperti era tahun 90an kebawah dulu. Inilah salah satu faktor penyebab yang membuat Mall dan pasar tradisional menjadi sepi pengunjung.

# 2. Sekarang juga banyak fenomena baru, yaitu banyak orang membuka toko pakaian, makanan, HP, dan lain-lain di area jalanan alternatif yang ramai dan strategis. 

Contohnya seperti di pertigaan jalan baru kp. rambutan, didaerah toko saya yaitu pertigaan kalisari dalam.

Juga banyak berdiri ditempat lainnya. Biasanya usaha-usaha baru ini banyak bermunculan di area padat penduduk serta area jalan alternatif yang ramai.

Jadi sekarang banyak muncul trend pada orang membuka usaha, yaitu tidak terpusat di Mall dan pasar tradisional lagi. Orang yang ingin membuka toko atau mendirikan jenis usaha lainnya lebih memilih lokasi di area jalanan yang ramai.

Mengapa orang ramai-ramai lebih memilih mendirikan atau menyewa tempat usaha di pinggir jalan alternatif yang ramai dan meninggalkan Mall dan pasar tradisional?

Kemungkinan penyebabnya ada dua :

- Di mall dan pasar tradisonal kebanyakan sewa toko atau kiosnya mahal.
- Sudah mahal, sekarang Mall dan pasar tradisional cenderung semakin sepi, klop lah sudah! 

Makanya semakin ditinggalkan orang!

Sehingga membuat Mall dan pasar tradisional semakin mati suri karena ditinggal pedagangnya, apalagi pembelinya.

# 3. Ketika era tahun 90an internet masih sederhana, sekarang hampir semua aktifitas dan kegiatan jual beli dikuasai oleh teknologi internet.

Dulu belum ada facebook, kaskus, instagram, twitter dan media sosial lainnya. 
Sehingga di era 90an dulu, Mall adalah salah satu tempat favoritnya anak-anak muda untuk nongkrong, exist dan tempat meng-ekspresikan diri.

Saya masih ingat ketika Mall Graha Cijantung baru saja dibuka pada tahun 97-98, setiap malam begitu ramainya anak-anak muda yang berkunjung kesana. Setiap hari suasananya mirip seperti momen lebaran dan tahun baru.

Itu Mall Cijantung selalu penuh tumplek blek dengan berkumpulnya anak-anak muda bahkan sampai ke bagian tamannya!

Tapi bagaimana keadaan Mall Cijantung sekarang??

Saya lihat hampir sama nasibnya seperti Mall Cimanggis, isinya hanya dihuni oleh karyawan toko dan pelayan counter.

Anak-anak muda sekarang lebih banyak yang memilih duduk manis dirumah. Sibuk dengan smartphonenya masing-masing, larut dengan petualangan didunia mayanya.

# 4. Dulu marketplace/toko online belum ada, sekarang? bejibun!

Yup! 
Di era tahun 90an belum ada bukalapak, tokopedia, lazada, ebay, dan saudara-saudaranya yang lain. Nah sekarang?? bejibun orang berlomba-lomba berjualan dan membuka toko online disana, dengan harga penjual barang yang buset dah! jangan di tanyain lagi! Hancur karena perang harga!

Bayangkan perbandingannya :

Bila toko di Mall mengambil margin 100%, toko pasar tradisional ambil margin 50-70%, 
Nah, kalau di toko online rata-rata ambil margin cuman 10-20% DOANG!
Bahkan ada toko online yang berani gila cuma ambil margin 5% saja!
Lah piye? gimana Mall + pasar tradisional pada kagak nyungsep ?!

# 5. Zaman sekarang orang yang berbelanja online itu hanya tinggal duduk manis dirumah, pencet smartphone, transfer, trus tinggal tunggu barangnya dianter deh, gak pake capek, gak pake ribet.

Lah, kalau jalan menuju ke Mall itu kadang macet, ketika sampai di Mall parkirnya juga susah, duh bete deh! Katanya. Hhhhhh! 😕😕😕

Sama halnya dengan pasar tradisional, kalau musim hujan tentunya becek, bau ikan dan kawan-kawannya sudah pasti menyengat, sumpek, kurang nyaman, dan lain lain.

Nah,,,kalau kondisinya sudah seperti diatas, kira-kira orang akan lebih memilih berbelanja kemana? 
Ya online store alias toko online! DONE!

# 6. Saat ini saja, sudah sebegitu dahsyatnya pergeseran trend berbelanja akibat kemajuan teknologi, informasi dan invasi media sosial (internet). 

Bisakah anda bayangkan, akan bagaimana lagi perubahannya pada 10, 15 atau 20 tahun yang akan datang?

Sekarang saja anak-anak SD sudah tidak asing lagi dengan dunia internet.

Semua serba internet, semua menggunakan internet. Kelak dimasa 10 atau 20 tahun yang akan datang mereka akan tumbuh dengan segala hal yang pastinya akan bergantung menggunakan internet.
Senjakala Mall dan pasar tradisional semakin nyata ketika masa itu telah datang.

# 7. Ya, suatu saat trendnya akan bergeser, hampir semua hal akan serba online. 

Tidak usah jauh-jauh, fenomena teranyar lihat saja fenomena ojek dan taxi. 
Ojek saja sekarang sudah menggunakan sistem online, seperti gojek, grabbike. Kalau taxi online seperti grabcar. Belakangan ada lagi yang terbaru yaitu Go box, yaitu angkutan khusus mengangkut barang secara online. Pokoknya zaman sekarang semuanya serba online.

# 8. Maka bagi pedagang toko fisik/toko offline, harus mampu kerja cermat, harus mampu kerja cerdas dan harus mampu cepat tanggap dengan fenomena ini. 

Kita tidak bisa lari dari perubahan zaman, dalam dunia bisnis hanya bagi yang mampu beradaptasilah yang akan tetap bertahan,,,,ya,,,pilihannya hanya 2, tetap survive/bertahan atau tenggelam digulung zaman!

Tentang beradaptasi dalam dunia bisnis ini telah pernah saya buat artikel khusus yang mengulasnya secara lengkap. Kalau nanti ada waktu luang silahkan teman-teman baca, ini artikelnya : INVASI TOKO ONLINE, TOKO OFFLINE HARUSKAH MATI (SURI)?

# 9. Oleh karena itu, selain mempunya toko fisik/toko offline, mulai dari sekarang kita harus mulai merintis membuat toko online. 

Terserah mau buka toko online di website pribadi atau di marketplace seperti di FJB kaskus, bukalapak, tokopedia, OLX, dan lain lain. Bisa juga membuka toko online di akun media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan lain-lain.

Yang penting kita harus mulai start dan bergerak dari sekarang!

Sehingga ketika tiba nanti pada era 10, 15 atau 20 tahun yang akan datang kita sudah siap!

Kita sudah punya 2 amunisi, yaitu punya toko fisik (offline) dan juga punya toko online.

Sehingga ketika toko fisik/offline sedang sepi, kita masih punya 'amunisi lain' yaitu dengan mengandalkan toko online kita. Dengan cara seperti ini insya Allah kita bisa menyesuaikan segala perubahan yang ada, tidak akan tenggelam ditelan perubahan zaman.

# 10. Yap! pada akhirnya, hanya bagi yang mampu beradaptasi dan mereka yang cerdas menghadapi perubahanlah yang akan tetap mampu survive dan bertahan. 

Dunia bisnis itu tidak pernah statis, akan senantiasa dinamis dan selalu berubah sepanjang zaman. 
Dan pada setiap masa, masing-masing usaha itu pasti ada saat pasang surutnya. 
Ada masa jaya, ada pula tiba masa sulitnya.

Jadi bagaimana solusinya?

Pilihannya hanya ada 2, yaitu :

TETAP SURVIVE DENGAN TERUS BERINOVASI,
atau

TENGGELAM MENYERAH DILINDAS ZAMAN!

Pilihannya ada ditangan kita sendiri!

Demikianlah sharing yang dapat saya sampaikan pada artikel kali ini, semoga dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi teman-teman, khususnya bagi sesama pelaku wirausaha semuanya.

Besar harapan saya semoga kita semua dapat meraih kesuksesan, Aammin.

Penulis by : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

13 comments for "Sepinya Mall dan Pasar Tradisional Di Era Online Store "

  1. Boro-boro di kota, Bang. Di kampung saya saja pasar-pasar tradisional melempem. Para pedagang menjerit laksana jeritan Bang Haji Rhoma di lagu "Terpaksa". Trend online shop sudah sampai kampung. Jasa ekspedisi (JNE, TIKI dll) yang panen customer sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuih!!!
      Ternyata serangan invasinya sudah sampai ke daerah dan kampung2 ya om?

      Ganas memang!

      Itulah dua sisi dari kemajuan zaman dan teknologi.
      Disatu sisi trend online store semakin memudahkan proses transaksi, tapi disisi lain dia menggerus dan secara pelan2 mematikan yg lain (pedagang konvensional/Offline).

      Oleh karena memang tidak ada pilihan lain bagi setiap orang, kecuali harus bisa berinovasi, beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan segala perubahan zaman!

      Betul om? 😊

      Delete
  2. Kadang saya bingung soal pasar tradisional dan pasar modern bersaing. Banyak yang ngomong justru pasar tradisional lebih mahal utk ukuran harga dengan jenis sama di pasar modern. Kapan2 bikin artikel perbandingan dong om tentang pasar modern seperti mall vs pasar tradisional.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu memang betul om, telah terjadi perubahan strategi secara besar-besaran pada orang2 yg bermodal kuat, yaitu main harga murah, sehingga mereka bisa menguasai pasar. Jika di era 90an dulu barang di Mall itu identik dgn harga yg mahal2, sekarang strategi mereka sudah berubah. Skrng mereka main perputaran barang cepat dengan harga jual yg murah, yah mirip2 seperti gaya di online shop.

      Lihat aja Hypermart seperti care***r dan G***t, harga bahan2 pokok yg mereka jual pada 'gila2' murah harganya.

      Kenapa mereka bisa menjual dengan harga sangat miring?
      Karena mereka bisa belanja barang dengan partai yg sangat besar langsung ke petani atau langsung ke produsennya.

      Karena mereka belanja langsung ke hulunya, apalagi jumlahnya sangat besar, tentu harga yg didapat jauh lebih miring. Sehingga mereka mampu menjual dengan harga jauh lebih murah, tapi efeknya pasar tradisional yg bermodal pas2an jadi mati pelan2.

      Mirip sistem kapitalis begitulah om, apa mau dikata begitulah kebanyakan sistem yg ada didunia, siapa yg kuat dialah yg menang 😂😂

      Delete
  3. Terimakasih blognya sangat bagus, Sya mau action jualan online, bila boleh tahu jualan online yang market nya besar dimana ya pak?

    Apakah di Kaskus, di Tokopedia, Bukalapak dll..

    Mohon pencerahannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya market yg paling bagus adalah tokopedia dan bukalapak. Karena dua marketplace itulah yg sedang naik daun (baca : populer) saat sekarang ini.

      Semoga sukses dengan toko onlinenya ya om, dan terima kasih telah mampir ke blog saya ini.

      :)

      Delete
  4. Tetapi, ada banyak orang juga yang belum berani berbelanja Online.. Karena alsan proses yang memakan waktu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup betul sekali om.

      Selain itu juga ada faktor lain, yaitu masih banyak dari sebagian konsumen yg gaptek internet.

      Nah, dua faktor itulah yg dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh toko offline secara kreatif untuk mengimbangi invasi era online store.

      Yaitu dengan memberi pelayanan yg terbaik dan mengadakan diskon secara berkala pada saat momen tertentu (puasa & lebaran)

      Toko mainan Offline saya juga memakai strategi ini, sehingga Alhamdulillah tetap bisa bertahan di tengah ganasnya invasi Online store. 😊

      Delete
  5. Bagaimana dengan toko mainan bang Izal?
    Saya yang baru buka toko mainan jadi pusing.. kok banyak harga retail di market store lebih murah dari harga grosir di Asemka ya??
    Kalau harga eceran saja mereka bisa lebih murah dari harga modal kita, kita gimana mau menyesuaikan harga.. :D
    Kemarin ke JN toys robot yang modal'y 70rb ternyata d market store ada yg jual eceran 65rb..
    Kalaupun mereka import mandiri mbok ya jangan kebangetan murah'y :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang itulah kondisi yang sangat memperhatikan saat ini om. Sistemnya sudah kacau. Banyak importir dan grosir yang ikut2 main retail di marketplace. Dan parahnya mereka menjual barang retail tapi harganya grosir.

      Solusinya adalah kita bener-bener harus jeli mencari celahnya om. Dan saya melihat komoditi mainan yang belum terlalu sesak banget di marketplace adalah produk mainan lokal.

      Penyebabnya karena mainan lokal itu kebanyakan volumenya besar (berat di ongkir), sedangkan harganya murah. Sehingga orang enggan untuk membelinya melalui online. Makanya sekarang di toko mainan saya lebih dominan produk mainan lokal.

      Faktor latar belakang dan sosial ekonomi masyarakat juga menurut saya juga berpengaruh om. Artinya masyarakat di daerah pinggiran pada umumnya masih suka belanja online. Karena masih banyak diantara mereka yang gaptek.

      Jadi om tetap semangat aja, yakin aja rezeki sudah diatur sama Allah. 😊

      Delete
    2. Ralat: Diatas ada salah ketik. Maksud saya masyarakat yang tinggal di daerah pinggiran masih banyak yang suka belanja secara offline, karena masih banyak dari mereka yang gaptek dan kurang paham cara berbelanja online. Dan menurut saya di bekasi (tempat lokasi toko om) itu termasuk bagian dari daerah pinggiran. Jadi Insya Allah jualan mainan masih prospek di sana om.

      Delete
  6. Iya bang Izal terimakasih banyak jawabannya sampai lengkap berbagi'y ga nanggung2..
    Saya jadi banyak belajar dari pedagang senior nihh
    itu saya juga ada salah ketik ya? tapi ga usah di ralat ahh yang penting udah dapet jawaban dan solusinya hehee
    O Iya, kalo airsoftgun itu grosir'y dimana aja ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau airsoft gun cuma ada satu toko grosirnya di asemka, yaitu toko Lucky Toys. Itupun adanya cuma pas moment bulan puasa dan lebaran.

      Delete