Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perang Harga di Toko Online (dan Offline) Semakin Marak Terjadi (Adakah Solusinya?)

Belakangan ini perang harga di toko online (dan offline) semakin marak terjadi. Yup! Gejala ini tidak saja 'menggila' di dunia maya (toko online, e-commmerce), namun juga semakin marak terjadi di ranah toko offline (toko fisik, pasar, supermarket, dll).

Perang harga yang terjadi di toko online bahkan sudah melampaui batas kewajaran. Banyak pedagang yang menjual produk mereka dengan harga sangat rendah demi untuk mendapatkan pelanggan.

Dan ini adalah sebuah kompetisi yang buruk!

Apa sebab?

Karena begini,,,,,

Bila perang harga ini terus berlanjut, maka hukum rimba-lah yang akan berlaku. Artinya barang siapa yang terkuat (secara modal dan sdm) maka dialah yang akan menang. Bahkan bila persaingan ini terus berlanjut sampai ke titik yang lebih ekstrim, maka tidak akan ada seorang pun yang akan menjadi pemenang.

Kok bisa begitu?

Ya sebab harga jual/harga pasaran sudah terlalu jatuh ke jurang terdalam, sehingga sudah tidak ada lagi margin (keuntungan) yang bisa diperoleh. Kalau pun ada, margin tersebut hanya cukup untuk menutupi biaya operasional saja. Ibarat orang menanam padi dia hanya mendapatkan capeknya doang, karena ketika memanen hasil yang didapatkan hanya ampasnya saja.


Perang Harga di Toko Online (dan Offline) Semakin Marak Terjadi (Adakah Solusinya)
Foto By: Yeheskiel Zebua

 Artikel Menarik Lainnya : 5 KESALAHAN PEBISNIS ONLINE PEMULA

Perang harga biasanya banyak dilakukan oleh pedagang baru. Mereka ingin merebut pangsa pasar dengan cara pintas (instan). Perilaku ini dapat memicu terjadinya persaingan yang tidak sehat diantara sesama pedagang itu sendiri. Sebab, jika ada pedagang baru menurunkan harga seenaknya tentu pedagang lain merasa kesal dan akhirnya juga ikut-ikutan menurunkan harganya.

Sebenarnya cara yang dilakukan pedagang baru ini kurang etis. Seharusnya seller pendatang baru menyesuaikan harga jual produk mereka dengan harga jual standar (pasaran) yang telah terbentuk oleh pedagang lama sebelumnya. Seperti itulah cara yang etis, sehingga sistem persaingan yang sehat akan tetap terjaga.

Pedagang lama yang sudah punya nama dan telah bertahun-tahun menjalani bisnis mereka, (biasanya) jarang melakukan trik perang harga. Karena mereka sangat sadar bahwa cara seperti itu dapat menyebabkan ekosistem (persaingan) yang tidak sehat.

Untuk memikat hati para pembeli dan menjadikan mereka target agar menjadi pelanggan setia, para pedagang lama pada umumnya lebih mengutamakan strategi memuaskan pelanggan. Yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang ramah, pengiriman cepat dan selalu menjaga mutu produknya.

Mungkin anda akan bertanya : "Apa yang dimaksud dengan menjaga mutu produk?"

Yang dimaksud menjaga mutu produk adalah benar-benar memeriksa kondisi barang sebelum dikirimkan. Sehingga pembeli tidak perlu melakukan komplain (karena ada bagian produk yang cacat (misalnya). Sebab jika seller tidak teliti sehingga pembeli mesti melakukan komplain, jelas hal itu akan merepotkan dan membuang-buang waktu mereka.

Ada hal lain yang tidak kalah penting, yaitu usahakan agar produk yang kita kirimkan sesuai spesifikasinya dengan deskripsi produk yang tertulis ditoko online kita. Kalaupun kita terpaksa mengirimkan barang yang tidak sesuai dengan deskripsi (karena stok warna yang sesuai habis misalnya), maka tanyakanlah terlebih dulu kepada pembeli tersebut apakah setuju warnanya diganti. Jika dia setuju barulah kita kirimkan barangnya. Namun kalau dia tidak setuju maka coba tawarkan opsi lain, misalnya mengganti dengan produk lain yang nilainya sama dengan produk tersebut.

Intinya utamakan pelayanan maksimal dan lakukan komunikasi yang baik, sehingga kepuasan konsumen dapat diperoleh. Pada umumnya pedagang lama (terlebih yang namanya sudah terkenal), sangat menjaga kepuasan pelanggan mereka. Mereka lebih condong menerapkan strategi seperti ini ketimbang melakukan trik instan seperti banting harga.

Artikel Menarik Lainnya : TRIK AMPUH 'MENJERAT' CALON BUYER TOKO ONLINE

Biasanya pedagang lama melakukan trik banting harga hanya untuk tujuan dan alasan tertentu. 

Misalnya ketika menjual produk lama mereka dengan harga miring (cuci gudang). Atau untuk keperluan promosi, misalnya ketika memberikan diskon tertentu pada produk terbaru, obral di akhir tahun, dan lain-lain. Jadi tujuan mereka melakukan banting harga bukanlah untuk menjatuhkan harga pasar. Mereka melakukan banting harga hanya diwaktu tertentu saja (temporer) untuk tujuan promosi. Nah para seller pendatang baru semestinya harus dapat mengikuti cara senior mereka ketika bersaing merebut hati calon pembeli. Lakukanlah trik yang cantik dan cerdas, yaitu trik yang tidak menciderai masa depan bisnis kita. Nah, seperti inilah cara bersaing yang sehat.

Jadi, sebisa mungkin hindarilah melakukan perang harga. Kalaupun harus dilakukan, jadikanlah cara itu sebagai pilihan terakhir.

Apa sebab?

Karena trik perang harga adalah strategi yang tidak kreatif. Ini merupakan bahasa yang paling halus dari saya. Saya pernah membaca artikel di sebuah blog, yang isinya sangat frontal menyatakan bahwa orang yang suka perang harga telah melakukan STRATEGI BODOH!

Frontal sekali memang. 😂
Mungkin sang penulisnya adalah seorang blogger dan juga sekaligus pemilik toko online. Mungkin karena saking jengahnya dia dengan fenomena perang harga yang sudah sedemikian parah, sehingga membuat dia sampai mengeluarkan pernyataan sekeras itu.

Tapi kalau di tilik secara lebih mendalam, pernyataan keras blogger itu memang ada benarnya juga. Perang harga memang termasuk 'strategi bodoh'. Oleh karena itu, seharusnya strategi ini menjadi pilihan paling terakhir seorang pebisnis/entrepreneur. Selama masih ada strategi lain (yang lebih baik), maka sebisa mungkin hindarilah menggunakan trik perang harga ini.

Apa alasannya?

Sebab, perang harga tidak pernah membutuhkan sisi kreatifitas. Oleh karena itu, jangan heran jika strategi ini bisa dilakukan oleh siapa saja. 

Dan karena semua orang bisa melakukannya, maka 'perlombaan' ini pasti akan terus berlanjut menuju kehancuran masa depan para pedagang itu sendiri. Nah bila sebuah strategi justru menghancurkan masa depan semua pedagang itu sendiri (dalam jangka panjang), bukankah itu merupakan tindakan bodoh?

Mungkin anda akan bertanya : "Kalau perang harga disebut strategi bodoh, maka strategi cerdasnya seperti apa?

Hmmmm,,,, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan penjualan namun tidak sampai menciderai masa depan bisnis kita sendiri. Kuncinya adalah pada kreatifitas dan pelayanan yang memuaskan (value) kepada pelanggan Anda!

Itulah contoh strategi yang cerdas!

Artikel Menarik Lainnya : JANGAN CEMAS JIKA IDE DAN STRATEGI TOKO ONLINE ANDA DI TIRU KOMPETITOR, INI 7 ALASANNYA

Ingat satu hal : "Setiap orang bisa menjadi pedagang, tetapi hanya sedikit yang bisa menjadi wirausahawan (entrepreneur)". Dan strategi yang cerdas hanya dapat dilakukan oleh seorang entrepreneur.

Karena untuk bisa mencapai level entrepreneur, seseorang harus memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi. Dan tidak semua orang bisa mencapai level itu. Seseorang dapat disebut entrepreneur jika telah terbukti kreatifitas, kemampuan dan kejeliannya dalam menghadapi setiap kompetisi.

Contoh kasus persaingan pada usaha offline, dan cara menghadapi persaingan dengan cerdas.

(Saya membuat contoh dengan narasi sebuah rumah makan padang).

Misalkan Anda membuka usaha rumah makan padang di dekat sebuah terminal. Dan Anda menetapkan harga untuk 1 porsinya telah sesuai dengan harga rumah makan padang pada umumnya.

Misalnya Anda menjual Rp. 18.000 per porsinya.

Setelah beberapa tahun kemudian ternyata rumah makan padang Anda sangat ramai, sehingga memancing orang lain untuk ikut mencoba bisnis yang sama dengan Anda (di dekat lokasi terminal itu). Dan ternyata hal itu kemudian benar-benar terjadi! Telah berdiri sebuah rumah makan padang baru dan resmi menjadi pesaing bisnis Anda. Lokasinya tidak jauh dari usaha rumah makan Anda, sekitar 100 meter.

Ingat pada satu hal==>> pesaing baru itu mendirikan usaha yang sama persis dengan Anda.
Sehingga dapat memancing para pelanggan Anda datang kesana untuk mencicipi cita rasa rumah makan pesaing baru itu.

Apa yang terjadi jika ternyata harganya jauh lebih murah?

Misalnya, untuk 1 porsi yang sama dengan rumah makan Anda, pesaing baru itu menjual dengan harga jauh lebih murah. Jika Anda menjual nasi pakai rendang Rp. 18.000 per porsi, maka dia menjual dengan harga lebih miring, yaitu Rp. 14.000 saja per porsinya!

Perbedaan harga yang cukup besar ini tentu dapat membuat pelanggan Anda beralih ke pesaing baru itu. Tentu hal ini beresiko membuat bisnis Anda jatuh karena kalah bersaing.

Nah jika terjadi kondisi seperti itu, tindakan apakah yang akan Anda lakukan?

Contoh di atas sering terjadi dalam kenyataaan. Dan bisa terjadi pada semua jenis bisnis. Terutama jika usaha Anda termasuk jenis bisnis yang mudah ditiru orang.

Dan Anda mau tidak mau harus siap menghadapi kondisi seperti pada contoh/ilustrasi di atas. 😅

Jika Anda mengalami kondisi seperti di atas, mungkin sekali Anda akan merasa sangat kesal. Seolah-olah kepala Anda seperti telah diinjak-injak oleh pesaing baru itu, tentu saja Anda merasa marah karenanya. Dan ini manusiawi.

Artikel Menarik Lainnya : INVASI TOKO ONLINE, TOKO OFFLINE HARUSKAH MATI SURI?

Baiklah! Semuanya telah terjadi dan tidak bisa dihindari, jadi anda tidak punya pilihan kecuali menerima kenyataan telah mendapat kompetitor baru.

Yeah! Itulah realita dunia usaha, persaingan pasti akan selalu ada, dan Anda harus siap menghadapinya. 'Kan gak mungkin juga dong Anda menyuruh pesaing itu menutup usahanya dan tidak boleh buka usaha di dekat Anda. hehe 😁

Kemudian,,,,,

Apa pendapat Anda tentang cara yang cerdas dan strategi yang lebih tepat untuk memecahkan masalah diatas?

Mungkin saja Anda akan berpikir : Cara yang termudah adalah menjual dengan harga yang sama dengan pesaing Anda itu (Rp. 14.000/porsi). Dengan harapan pelanggan Anda akan kembali datang ke rumah makan Anda.

Namun,

Bagaimana jika pesaing Anda itu melakukan penurunan harga lagi, lagi, dan lagi?

Hari ini pesaing Anda itu menjatuhkan harga 1 porsi nasi plus rendang senilai Rp. 13.000 per porsi.

Dan kemudian Anda ikut-ikutan juga menjual seharga Rp. 13.000 per porsi.

Tidak berapa lama kemudian pesaing Anda itu mengeluarkan 'jurus pendekar mabuk' dengan menjual lebih murah seharga Rp. 12.000 per porsi.

Dan Anda pun lagi-lagi ikut menurunkan harga di rumah makan Anda.

Seminggu kemudian pesaing Anda itu semakin 'menggila' dengan menjual pukul rata, yaitu semua porsi SERBA 10.000!

Dan tahukah Anda?

Jika hal-hal seperti ini terus berlanjut, lebih baik tutup saja rumah makan Anda!

Apa sebab???

Karena,,,,,,,,,,,,

Ya karena sudah tidak ada gunanya lagi mempertahankan usaha dan bisnis Anda!

Cobalah berpikir sejenak,

Jika margin sebuah bisnis sudah sangat kecil sekali, bahkan tidak cukup untuk membayar biaya operasional, apakah bisnis tersebut masih layak untuk dipertahankan?

Oleh karena itu, jika muncul pesaing baru yang menggunakan strategi perang harga, maka jangan Anda balas pula dengan cara yang sama. 

Sebab itu bukanlah cara yang smart dan elegan, karena dalam jangka panjang dapat menghancurkan prospek bisnis Anda. Apalagi jika menghadapi persaingan dengan cara bermain dukun, atau malah mengusir dan menantang pesaing Anda untuk berkelahi, itu jelas lebih tidak elegan lagi hehehe. 😂

Semua sikap seperti diatas itu justru akan membuat citra Anda sebagai entrepreneur menjadi tercoreng!

Apa penyebabnya?

Karena Anda tidak mampu bersaing dan meladeni kompetitor anda secara sehat.

Anda seperti seorang anak yang memanggil orang tuanya setelah kalah argumen atau berebut sesuatu. Jika lawan anda bertarung dengan cara yang tidak berkelas, maka lawanlah dengan cara yang cantik dan cerdas. Tunjukan level anda tidak sama seperti pesaing Anda itu! 💪😀

Artikel Menarik Lainnya : CARA MENDAPATKAN PELANGGAN TOKO ONLINE ALA SITUS ECOMMERCE

Dalam persaingan di dunia bisnis, menurunkan harga seharusnya menjadi pilihan paling terakhir.

Dalam persaingan yang sehat==>> jika pesaing baru datang, maka strategi yang cerdas adalah dengan cara meningkatkan nilai layanan (value) Anda.

Jadi bila pesaing anda melakukan banting harga, maka Anda jangan pula ikut-ikutan bersaing dengan cara menurunkan harga. Karena menurunkan harga dapat berakibat mematikan prospek bisnis Anda (dan juga menurunkan mutu usaha Anda). Biasanya harga murah pasti berbanding lurus dengan pelayanan dan mutu yang buruk. Contoh : rumah makan yang terlalu murah pasti rasanya kurang enak. Toko online yang selalu banting harga pasti (biasanya) pelayanannya kurang ramah dan slow respon. Begitulah. Ingatlah sebuah ungkapan : "Harga tidak pernah bisa bohong, ada uang ada nilai barang".

Oleh karena itu, jika anda ikut-ikutan menurunkan harga, secara otomatis pasti mutu dan layanan usaha Anda juga ikut menurun. Efeknya==>> bisnis Anda tinggal menunggu 'kematiannya', karena para pelanggan secara lambat laun pergi meninggalkan Anda.

Sekarang kita kembali pada contoh kasus rumah makan padang di atas. Jika strategi bersaing yang paling tepat adalah meningkat value kepada pelanggan, maka layanan dan servis apakah yang mesti ditingkatkan?

Baiklah, saya akan mencoba memberikan beberapa contoh sederhana. Meningkatan servis dan layanan pada rumah makan padang tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

#1. Minuman jus diberikan secara gratis setiap pukul 15.00-17.00 siang (ini adalah waktu sepi pengunjung, sehingga dengan memberikan promo seperti ini diharapkan akan dapat menjaring para pengunjung).

#2. Atau bisa juga dengan cara meletakkan spanduk besar di depan rumah makan Anda, dan mencantumkan kalimat seperti dibawah ini.

"Pemberitahuan kepada para pelanggan yang terhormat : sebaiknya struk tanda pembayaran disimpan dan jangan dibuang, karena setiap 10 struk pembayaran Rp 50.000 akan mendapatkan makan siang gratis untuk 2 orang. (Catatan : promo ini berlaku selama dua bulan)".

#3. Anda harus terus menjaga dan meningkatkan cita rasa masakan dirumah makan padang Anda. Jika cita rasa masakan dirumah makan Anda lezat, maka para pelanggan pasti akan tetap setia berbelanja ditempat Anda. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya diatas bahwa "harga tidak akan bisa berbohong". 

Rumah makan yang banting harga menjadi SERBA 10.000 per porsi mustahil akan bisa menghidangkan sajian lezat. Karena harga pasti berbanding lurus dengan mutu, itu sudah menjadi 'hukum ekonomi'. Jadi bila mutu dan cita rasa masakan selalu Anda jaga, pasti pelanggan akan tetap setia berbelanja ke rumah makan Anda. Percayalah!

Itulah 3 cara cerdas ketika menghadapi persaingan harga. Ilustrasi diatas hanya sekedar contoh saja, Anda tentu dapat menerapkan cara lainnya yang sesuai dengan strategi dan style Anda sendiri. Yang penting kuncinya tetap sama, yaitu : Kreatifitas!

Dengan cara seperti ini, maka Anda dapat memenangkan persaingan dan merebut hati pelanggan Anda, namun tanpa harus menghancurkan prospek dan masa depan bisnis Anda. Seperti inilah ciri pemikiran seorang entrepreneur sejati.

Dan cara cerdas seperti diatas tidak akan mudah ditiru orang. Beda sekali levelnya dengan 'jurus mabuk' banting harga yang anak TK pun juga bisa melakukannya. hehehe 😂 

Artikel Menarik Lainnya : 5 JENIS BISNIS ONLINE DAN CARA MENDAPATKAN PENGHASILAN DARI INTERNET

Tapi, bagaimana jika Anda telah terlanjur mengikuti cara pesaing baru itu (perang harga) dan terjebak ke dalam persaingan yang tidak sehat? Hingga akhirnya Anda terseret dan mentok pada titik kehancuran prospek bisnis Anda?.

Nah bagaimanakah solusinya?

Jika telah terlanjur dilakukan dan bisnis Anda sudah tidak bisa di selamatkan lagi prospeknya, maka sebaiknya Anda pindah ke lokasi baru yang ekosistem persaingannya masih sehat. Tidak ada gunanya bertahan ditempat usaha lama anda yang pasaran harganya sudah babak belur itu. Toh dunia ini luas, masih banyak ribuan tempat lain yang lebih strategis dan para pedagangnya masih asik (baca : sehat) ketika bersaing. Betul atau tidak? 😉

Uraian yang saya narasikan panjang lebar di atas adalah contoh persaingan tidak sehat didunia bisnis offline.

Nah, bagaimana kondisi persaingan di dunia bisnis online?

Ternyata, kondisinya tidak jauh berbeda. Bahkan jauh lebih buruk!

Semakin hari persaingan dan perang harga di komunitas bisnis online semakin 'menggila!

Salah satu faktor penyebabnya adalah karena semakin mudahnya berjualan dan membuat toko online secara gratis di internet. Apalagi kini para user e-commerce semakin dimanjakan dengan berbagai kemudahan dan promo ongkir gratis yang diberikan oleh semua e-commerce terpopuler di Indonesia. Semua e-commerce itu saling berlomba dalam memanjakan usernya.

Bahkan dalam sebulan belakangan ini toko fisik saya sudah beberapa kali didatangi oleh utusan dari situs e-commerce Bukalapak. Utusan itu menawarkan kepada saya untuk dibantu dibuatkan akun toko online di Bukalapak, "gratis pak, gak bayar" kata utusan itu.

Saya perhatikan, setelah selesai dari toko saya, utusan itu secara bergiliran mendatangi ke toko lainnya (disamping toko mainan saya dan toko lainnya). Nah, coba Anda bayangkan, user kini semakin dimanjakan bukan? Oleh karena itulah jangan merasa heran jika semakin hari terus makin bejibun orang yang berjualan online di internet.

Kondisi diatas sangat jauh berbeda dengan bisnis ditoko offline (toko fisik). Pada toko fisik tidak ada yang gratis! Bahkan membutuhkan biaya besar seperti untuk menyewa toko, membuat rak/pajangan dan berbagai biaya operasional lainnya.


Sungguh perbedaan toko offline sangat jauh dengan toko online. Bagaikan langit dan bumi.

Jika ingin membuat toko online, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak seperti toko offline. Modal yang Anda butuhkan hanyalah kuota internet dan sedikit pengetahuan/cara untuk membuat akun toko online. Maka Anda telah berhasil membuat toko online (e-commerce) seketika itu juga. Bahkan untuk orang-orang yang masih gaptek kini disatronin secara langsung oleh utusan dari e-commerce tersebut. Yup! mereka datang untuk membantu orang-orang gaptek untuk memiliki toko online secara gratis (seperti yang saya ceritakan diatas) 

Itulah sebabnya kini semakin menjamur saja orang yang membuka toko online. Yeah! Semua orang kini ingin membuka toko online! Dan fenomena ini pasti akan ada efek sampingnya. Apa itu?

Ya apalagi kalau bukan PERANG HARGA! 

Artikel Menarik Lainnya : 7 TIPS PENTING KETIKA MELAKUKAN LELANG ONLINE DI FACEBOOK

Yah itulah faktanya. Fenomena ini bagaikan efek bola salju atau efek domino.

Mungkin Anda akan bertanya : "Apa maksudnya Bang izal?"

Ya efeknya seperti berantai. Karena begitu mudah dan gratis membuat akun sehingga makin hari semakin menjamur orang mempunyai toko online. Akibatnya persaingan ketat sudah tidak bisa dihindari lagi. Saking sangat ketatnya persaingan, sehingga banyak toko online pendatang baru yang menggunakan cara pintas untuk merebut pasar (pembeli).

Kondisi yang lebih ekstrim, ada sebagaian seller baru yang bermodal kuat melakukan banting harga dengan tujuan untuk merebut pelanggan dari toko online lain (pemain lama). Jika cara ini terus saja berlanjut, tentu pemain lama juga gak rela donk pelanggan mereka direbut. Akhirnya mereka pun terpaksa ikut-ikutan menjatuhkan harga.

Yang lebih memprihatikan, kini telah merebak kabar kalau para distributor juga ikut bermain di e-commerce. 

Kalau mereka menjual produknya secara grosiran tentu tidak menjadi masalah. Nah yang jadi masalah adalah===>>mereka menjual produk secara eceran tapi dengan harga jual grosir. Lah piyeee? Ya jelas reseller ecek-ecek jadi pada tewas semua oleh mereka.

Lagipula masa iya tega sih membunuh para pedagang kecil? Kalau reseller pada mati semua, nanti siapa lagi yang akan berbelanja kepada para distributor itu? Bagaimanapun mereka pasti tetap butuh dengan reseller. Tanpa ada reseller ya sama saja distributor itu membunuh diri mereka sendiri.

Jadi situasi ini seperti ada sistem 'mata rantai' yang rusak.

Jika dulu mata rantainya seperti ini : importir-distributor-agen-seller-reseller-buyer.

Kini mata rantainya terpotong menjadi : importir-buyer, atau distributor-buyer, atau paling minim (semi) agen-buyer.

Jadi mata rantai seller dan reseller seperti dinafikan atau dibiarkan tewas pelan-pelan. Sadis! Hhh 😂

Nah, coba Anda bayangkan bila praktek perang harga ini terus saja berlanjut? Maka pasti Anda sudah tahu jawabannya, yaitu : KEHANCURAN MASA DEPAN SEMUA PEDAGANG ITU SENDIRI! KARENA SUDAH MATI PROSPEK DAN KEUNTUNGANNYA!

Kalau pun ada yang menang dalam sistem saling jegal seperti diatas tentu hanya orang-orang bermodal kuat saja. Yang bermodal kecil? Ya harus terima nasib pada tewas semua! Jadi hukum yang berlaku adalah hukum rimba!

Lihat saja di situs-situs e-commerce terbesar di Indonesia seperti Tokopedia, OLX, Bukalapak, Lazada, dan yang lainnya. Demi mendapatkan reputasi dan pelanggan, ada sebagian user besar (baca : kuat modal) di e-commerce tersebut yang mengambil margin produknya hanya sebesar 5% saja!

Seiring waktu kompetisi ini akan mengarah pada sistem yang tidak sehat.

Jika sistem yang tidak sehat ini masih terus berlanjut, maka pada akhirnya tidak akan ada yang menjadi pemenang. Semuanya sama-sama terperosok menuju kematian masa depan bisnisnya (kecuali sebagian kecil saja yang tersisa, yaitu orang-orang yang mempunyai modal besar, itulah hukum rimba).

Jadi,,,, Adakah solusinya?

Solusinya hanya satu, yaitu kesadaran dari semua pedagang itu sendiri agar berusaha menciptakan ekosistem persaingan yang sehat! Itulah cara yang paling masuk akal, walaupun saya akui ide itu juga sulit untuk diterapkan. Sebab di belantara dunia internet itu ada ribuan orang yang memiliki kepentingan dan pemikiran yang berbeda-beda.

Pada akhirnya harapan saya ini mungkin hanya akan menjadi utopia. Yaitu sebuah impian yang sulit untuk diwujudkan. Tapi setidaknya saya telah bisa menyumbangkan pemikiran tentang cara yang elegan, smart dan ampuh untuk menghadapi persaingan bisnis didunia offline. Yaitu pada narasi rumah makan padang yang telah saya tulis diatas.

Mungkin Anda akan bertanya kepada saya : "Adakah trik untuk mengimbangi dan menyiasati perang harga di dunia bisnis online Bang izal?"

Yupp!! Alhamdulillah saya telah pernah menulis artikel yang sangat lengkap membahas masalah itu. 

Demikianlah, pada akhirnya saya hanya bisa berharap, semoga teman-teman semua bisa menerapkan strategi bersaing yang smart dan elegan. Seperti yang telah saya jelaskan secara panjang lebar diatas.

Mungkin kita tidak akan bisa merubah sistem secara keseluruhan, namun setidaknya kita bisa merubah sistem itu dimulai dari diri kita sendiri. 

Oleh karena itu, mulai dari sekarang janganlah suka melakukan perang harga. Bersainglah dengan cara yang sehat, karena dengan begitu akan menyelamatkan masa depan bisnis Anda. Dan itu juga sebagai bukti bahwa Anda adalah benar-benar seorang entrepreneur sejati!

SEMOGA SUKSES SELALU UNTUK ANDA!

Sampai berjumpa lagi di artikel selanjutnya.

Jika Anda menyukai artikel ini, maka bagikanlah. Semoga dari share yang anda lakukan itu, membuat artikel ini dapat bermanfaat pula bagi rekan-rekan Anda yang lainnya.

Salam.

Ditulis oleh : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

9 comments for "Perang Harga di Toko Online (dan Offline) Semakin Marak Terjadi (Adakah Solusinya?) "

  1. Yang suka banting harga biasanya pemodal besar mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang betul om,,, fenomena tersebut juga telah saya kritik di bagian penghujung artikel ini. Yah demikianlah,,,, fenomena perang harga ini memang tampak semakin memprihatinkan, karena sistem yang berlaku sudah menjurus ke hukum rimba.

      Delete
  2. harusnya pemerintah bisa melihat ini sebagai target pajak, dikenakan tarif PPN 10% dari pemerintah kepada toko online untuk menjaga kelangsungan hidup toko offline yg membutuhkan biaya operasional.. agar terjadi keseimbangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm,,,, Sebuah ide yang sangat menarik gan,,,, semoga pemerintah bisa 'ngeh' dan merelaliisasikan peluang tersebut.

      Dari sekian juta pedagang online shop dari sseluruh indonesia jika dikenakan pajak 10% itu lumayan besar juga lho hasilnya. Dan hasil itu dapat dipergunakan untuk penambah pemasukan negara.

      Nah sebagai timbal baliknya negara harus menjadi penengah, pelindung dan pengatur sistem diantara para pedagang online shop tersebut. Sehingga ekosistem persaingan dapat berjalan sehat dan seimbang :-)

      Delete
    2. Begitu ya om? Hmmm,,,,,,, ('-')

      Mumet dot com hhhhh :-D

      Delete
  3. Klo persaingan harga yg sehat berapa persenkah,mengambil keuntungan yg paling minim bang

    ReplyDelete
    Replies
    1. seharusnya di kisaran 25% - 30% om,,,, seperti di era awal tahun 2010 sampai 2013 lalu. Pada saat itu persaingan toko online masih sehat, sebelum e-commerce semakin merajalela ditahun 2014 ke atas.

      Delete
  4. Saya reseller & irt, di tmpat saya persaingan harga tdk hanya brlaku bagi pemodal besar, yg modalnya biasa2 saja pun ikut2an banting harga, mulai dr barang2 sekunder sampai sembako, parahnya lg persaingan tdk sehat ini di praktekan di lingkungan komplek dmna org2nya bertetangga, sehingga suasana menjadi gak karuan mengingat buanyak sekali irt yg mulai ikut2an dagang online produk yg sama. Untung cuma seribu 2ribu/pcs apapun barangnya hahaha #capek

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dagang zaman sekarang udah kayak kerja bakti ya buk, capek iya untungnya kagak seberapa wkwkwkwkwk :-D

      Delete