Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenapa Prestasi Akademik Tidak Menjamin Kesuksesan?

Mungkin anda pernah merasa heran : "kenapa beberapa teman anda yang pernah DO (drop out) dari kampus, namun dikemudian hari dia bisa menjadi orang yang sukses?"

Ada yang sukses jadi pengusaha, programer, hingga sukses menjadi musisi/aktor/aktris, dll.

 Ada pula teman anda lainnya yang sukses dengan skill khasnya masing-masing. Contoh : menjadi youtuber terkenal, blogger terkenal, ahli membuat aplikasi, internet marketer, dll.


Contoh kasus lainnya.

Kita mundur sejenak ke memori masa sekolah dulu, yaitu saat anda masih SD, SMP, dan SMA. Ketika itu ada salah seorang teman anda yang selalu bermasalah di sekolah. Dia selalu berlangganan terkena setrap (hukuman) guru.

Penyebabnya adalah : karena dia seringkali tidak memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran dikelas. Dia selalu asyik sendiri, menggambar berbagai karakter hasil imajinasinya, dipojokan bangku paling belakang.

Anehnya, dikemudian hari justru dia menjadi orang yang sukses karena bakat menggambarnya itu. Bakatnya sangat luar biasa, dan terus berkembang menjadi skill yang unik ketika dia telah dewasa. Komik hasil karyanya banyak beredar dimedia cetak maupun elektronik (media daring/online).

Suatu ketika ada sebuah perusahaan manga terkenal asal Jepang yang tertarik dengan bakatnya. Akhirnya perusahaan itu menawari dia untuk bekerja sama di sana. Siswa yang dulu berlangganan kena setrap di sekolah, ternyata kini telah sukses bekerja di luar negeri. Hebat 'kan? 😊

Di sisi lain ; anda adalah orang yang selalu rajin memperhatikan pelajaran dengan seksama ketika di kelas. Yeah! Anda termasuk siswa yang sangat rajin selama belasan tahun. Berkutat dengan berbagai kurikulum di sekolah hingga kampus, sehingga akhirnya anda berhasil lulus kuliah dengan nilai IPK yang tinggi.

Kenapa Prestasi Akademik Tidak Menjamin Kesuksesan

Namun kenyataan hidup setelah di luar kampus ternyata begitu pahit dan tidak seindah prestasi ketika anda masih di sekolah. Lebih pedihnya lagi, ternyata anda hanya menjadi orang yang biasa-biasa saja. Tidak seperti teman-teman anda di atas, yang karirnya begitu cemerlang setelah berada di luar sekolah dan kampus. Sedangkan karir dan pekerjaan anda tidak ada yang spesial. Anda terlihat sama saja seperti rata-rata semua orang pada umumnya.

Dengan semua kenyataan yang ganjil diatas, mungkin membuat anda jadi sering bertanya-tanya di dalam hati : "Apa yang salah dengan saya?" Kenapa hal yang kontradiktif seperti di atas bisa terjadi?" 


"Kenapa prestasi di sekolah dan akademik tidak bisa menjamin kesuksesan saya?"


Sekarang mari kita kaji lebih mendalam, agar dapat kita temukan jawabannya.

Artikel Menarik Lainnya : 5 HAL DAN FAKTOR PENGHAMBAT SUKSES

Sebelum pembahasan saya lanjut, ada hal penting yang harus kita pahami terlebih dahulu di sini. Yakni ;

Bahwa pendidikan itu sangat penting!

Siapapun anak bangsa ini, wajib harus bersekolah hingga berlanjut ke perguruan tinggi. Jadi saya tegaskan bahwa soal pendidikan sudah final, dan wajib bagi semua orang untuk mengenyam bangku pendidikan.

Namun, ada beberapa cara pandang yang salah tentang sekolah, terutama di negeri kita. Oleh karena itu, perlu untuk sama-sama kita luruskan.

Diantaranya 3 hal berikut ini :

#1. Banyak tujuan orang bersekolah hanya ingin mendapatkan titel tinggi (sarjana), agar nanti mudah mendapatkan pekerjaan. 

Padahal sukses/berprestasi di sekolah/kampus belum tentu sukses/berprestasi pula dalam kehidupan nyata dilapangan.

Kebanyakan kita berfikir tujuan bersekolah adalah untuk mendapatkan gelar/titel bergengsi, agar kelak berpeluang mendapatkan pekerjaan yang baik (gaji tinggi). Namun kenyataannya, banyak sarjana yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan titel dan jurusan akademik mereka. Jumlah sarjana baru terus bertambah setiap tahun, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia sangat terbatas.

Dengan kenyataan diatas, jadi apa bedanya anda (yang notabene bertitel dan memiliki IPK tinggi), dengan teman anda yang DO/memiliki IPK pas-pasan alias jeblok. Dengan kata lain, walau prestasi akademik anda sebagus apapun, namun prestasi anda itu tidak dapat menjamin kesuksesan di masa depan anda.

Kita tidak menampik, bahwa dengan IPK yang tinggi akan dapat mempermudah anda ketika melamar pekerjaan. Atau paling maksimal dapat membantu meluluskan anda ketika mengikuti seleksi job review. Hanya sampai disitulah peran maksimal yang dapat diberikan oleh sekolah/kampus kepada anda, namun tidak bisa menjamin untuk kesuksesan masa depan anda.

Apa sebab?

Fakta pahit dilapangan, berapa banyak orang yang mendapatkan pekerjaan, namun pekerjaannya itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan jurusan akademik yang dimilikinya. 


Sehingga semua ilmu yang sudah belasan tahun sampe nglotok dipelajarinya itu, tiba-tiba 'buyar' begitu saja. Inilah salah satu faktor yang menjadi biang kerok kenapa prestasi di sekolah dan akademik tidak bisa menjamin kesuksesan anda dimasa depan.

Secara logika sederhana saja : mana mungkin anda akan bisa sukses, sedangkan pekerjaan yang sedang anda jalani tidak sesuai dengan basic keilmuan anda? Parahnya banyak orang yang mengalami kondisi seperti ini di Indonesia. Dan mereka mau tidak mau, ya harus mau terima kenyataan! Walaupun mungkin dalam keadaan setengah terpaksa menerimanya.

Alasannya klasik : "Daripada tidak mendapatkan pekerjaan".

 Artikel Menarik Lainnya : REALITA KEHIDUPAN DI INDONESIA (Kesenjangan Sosial)

Sangat berbeda sekali dengan teman-teman anda yang telah sadar dengan talenta/bakat/passionnya sejak dini (masa sekolah). Kemudian mereka terus mengasah karunia yang diberikan oleh Tuhan tersebut. Hingga di kemudian hari, akhirnya berhasil menjelma menjadi seorang yang sukses sekaligus expert di bidangnya.

Orang-orang seperti Bill Gates, Steve Jobs atau Mark Zuckerberg itu bisa sukses besar, karena mereka telah sadar dengan passion dan potensi diri mereka sejak awal. 


Bahkan mereka rela DO dari kampus, agar dapat lebih fokus untuk mengembangkan passion/potensi/bakat yang mereka miliki itu.

Itulah mereka, orang-orang yang selalu terlihat seperti bermasalah di sekolah, selalu di setrap guru, bahkan DO dari kampusnya. Mereka seakan seperti 'di anaktirikan', hanya karena mereka ingin fokus dengan passion/bakatnya itu. Di anaktirikan karena passionnya itu kebetulan berada 'di luar jalur' kurikulum dan sistem pendidikan.

Mungkin akan timbul sebuah pertanyaan : "Bisakah kurikulum di sekolah dibuat secara khusus? Yaitu kurikulum yang mencetak seseorang menjadi sosok unik sesuai dengan bakat/skill/passion yang di milikinya?

Jawabannya : Hampir 'tidak bisa'. (Entahlah kalau di homeschooling, mungkin ada sedikit berbeda).


Masalahnya talenta/bakat/passion masing-masing orang tentunya sangat beragam dan berbeda-beda. Akan menjadi sangat rumit sekali tugas seorang guru, jika tiap anak muridnya harus di tuntun dan di didik secara khusus. Oleh karena itulah, sistem pendidikan (pada umumnya) hanya mengajarkan anak didik berdasarkan kurikulum yang sudah baku saja.

Jadi bakat/potensi/passion anda, hanya akan bisa berkembang dan terasah==>bergantung dengan diri anda sendiri.

Sejauh manakah anda mampu menemukan bakat dan passion anda?

Dan sejauh manakah tingkat kreatifitas anda dalam mengasah/mengembangkan bakat/passion anda?

Semua hasilnya tergantung pada diri anda sendiri (sepenuhnya). 


Jadi bukan tugas sekolah, karena sekolah tidak mungkin dapat menggali potensi/passion dan bakat diri anda sampai sedetail itu.

Artikel Menarik Lainnya : APA ITU PASSION? DAN BAGAIMANA CARA MENEMUKANNYA?

#2. Sistem sekolah cenderung hanya mencetak anak didik untuk menjadi seorang penghafal yang baik. Bukan mengasah kemampuan berfikir dan memecahkan permasalahan.


Bagian ini sebenarnya masih terkait dengan poin nomor #1 di atas.

Alih-alih memberikan perhatian lebih kepada siswa yang memiliki bakat tertentu, sekolah malah (seakan) seperti meng-anaktirikan mereka. Secara tidak sadar, sistem sekolah menjadi pembunuh kreatifitas anak didiknya sendiri.

Sistem sekolah (pada umumnya) kurang mengajarkan anak didik untuk mengasah kreatifitas, kemampuan berfikir dan memecahkan persoalan. Sistem sekolah lebih menekankan pada kemampuan menghapal mata pelajaran bagi anak didiknya.


Apa contohnya?

Anda semua tentu sudah pernah duduk di bangku sekolah bukan? Saya rasa anda pasti masih ingat dengan mata pelajaran yang pernah di ajarkan oleh guru-guru anda.

Jika anda seorang anak IPA, pasti guru anda pernah memerintahkan untuk menghapal rumus matematika, rumus kimia dan hukum fisika. Dan jika anda anak IPS, pasti guru anda pernah menyuruh untuk menghapal hukum ekonomi.

KENAPA PRESTASI DISEKOLAH DAN AKADEMIK TIDAK MENJAMIN KESUKSESAN?

Mari kita ambil salah satu contoh. Misalnya pada mata pelajaran ekonomi.

Ketika menjelang ujian, pasti salah satu materi pelajaran yang diperintahkan untuk di hapal oleh guru anda adalah tentang hukum-hukum ekonomi. Nah, pada umumnya seorang guru hanya mengajarkan teori ekonomi yang sudah baku berdasarkan kurikulum.

Contoh : Jika permintaan sedang banyak, sedangkan stok barang sedang langka maka hargapun otomatis menjadi naik. Itu salah satu teori ekonomi yang sudah menjadi ajaran baku di dalam kurikulum sekolah.

Tapi sangat jarang sekali ada guru ekonomi yang mengajarkan anak muridnya sampai mendetail seperti dibawah ini :

"Ketika barang sedang langka dan harganya mahal di pasaran, bagaimana triknya agar kita bisa mendapatkan barang/produk dengan lebih mudah dan harga modal juga relatif lebih murah?"

Begini rahasianya :

"Salah satunya adalah dengan cara 'nitip pesan barang' kepada salah satu rekan bisnis kita yang seorang importir. Kita bisa mendapatkan harga lebih murah karena tidak perlu membayar pajak cukai, cukup kasi aja 'tambahan ongkos jalan' kepada teman kita itu".

"Nah, karena mendapatkan harga modal lebih murah, tentu kita menjadi lebih unggul ketika bersaing dengan kompetitor. Sebab kita bisa menjual kembali produk tersebut dengan harga murah. Sedangkan kompetitor lain cenderung kalah bersaing, karena mereka mendapatkan barang dari pasaran yang modalnya lebih mahal daripada produk kita".

Nah, ajaran 'tingkat lanjut' seperti di atas sangat jarang sekali di ajarkan oleh guru ekonomi kita di sekolah. Terkecuali kalau guru kita itu selain berprofesi sebagai guru ekonomi, dia juga seorang pebisnis tulen. 😀 


Karena ilmu bisnis seperti di atas, hanya akan bisa di peroleh ketika seseorang telah terjun langsung ke lapangan (sebagai pebisnis/pedagang).

Oleh karena itu, sekolah sangat penting sebagai sarana untuk menambah wawasan. Tetapi semua ilmu yang telah anda peroleh dari sekolah formal itu, wajib harus di 'upgrade' lagi dengan ilmu lanjutan yang hanya ada di lapangan (kehidupan nyata).

Intinya : Jadilah orang yang dinamis dan kreatif, insya Allah kesuksesan akan lebih mudah datang menghampiri anda!

 Artikel Menarik Lainnya : KENALI DIRI ANDA, NISCAYA ANDA AKAN MENEMUKAN PASSION DAN KESUKSESAN ANDA

#3. Pada akhirnya, bukan ijazah sarjana yang menjadi penentu utama kesuksesan anda di masa depan, tetapi sejauh mana tingkat kreatifitas, keuletan dan kerja keras anda.


Kehidupan real di lapangan sangat keras kawan! Anda harus siap bersaing dengan ribuan orang lain yang memiliki titel dan ijazah sarjana yang sama seperti anda. Jika anda tidak memiliki value dan kelebihan yang unik di bandingkan dengan sarjana yang lain, maka anda akan mengalami kesulitan ketika bersaing dengan mereka.

Kenyataan hidup setelah sekolah/kuliah (baca : masa dewasa) juga tidak-lah selalu mulus. 


Seperti yang telah saya ulas pada pembahasan sebelumnya di atas, bahwa==>tidak semua sarjana beruntung bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan akademik mereka. Tentu ada beberapa orang yang cukup beruntung, karena mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan basic ilmu mereka. Tapi jumlah mereka sangat sedikit sekali, berbanding lurus dengan lapangan pekerjaan yang semakin sulit. Mudah-mudahan anda termasuk menjadi bagian di antara salah satu orang yang beruntung itu.

Namun bagaimana jika keberuntungan itu belum berpihak kepada anda?

Nah oleh karena itulah pentingnya untuk mencari dan menemukan passion anda sejak dini. Kemudian mengasah passion anda itu menjadi 'skill khusus' (unik), dan jarang dimiliki oleh orang lain. Hal inilah yang kemudian membentuk diri anda menjadi sosok yang berbeda dari orang lain. Anda adalah seorang yang spesial dan 'bernilai mahal'.

Bila gabungan antara prestasi akademik dan 'skill khusus' ini telah anda miliki, maka percayalah :

Kemanapun garis kehidupan (nasib) membawa anda 'terdampar', maka anda pasti akan selamat. Sebab anda selalu 'dicari' bahkan 'diperebutkan' orang, disebabkan oleh karena kelebihan khusus yang anda miliki tersebut. 😉


Semoga sukses selalu untuk anda.

Sampai berjumpa lagi di artikel selanjutnya.

Jika Anda menyukai artikel ini, maka bagikanlah. Semoga dari share yang anda lakukan itu, membuat artikel ini dapat bermanfaat pula bagi rekan-rekan Anda yang lainnya.

Penulis by : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

12 comments for "Kenapa Prestasi Akademik Tidak Menjamin Kesuksesan?"

  1. Terima kasih bimbingan konselingnya, Bang Izal.

    Anak pertama saya, Alhamdulillah sudah menemukan passionnya dan kebetulan menunjang dengan akademik yg dia dapatkan, yaitu Bahasa Inggris.

    Dia begitu interest dengan Bahasa Inggris, bahkan sudah dia buktikan dengan prestasi2nya. Yg terakhir, dia mendapatkan reward goes to Singapore atas kemenangannya dalam lomba debat berbahasa Inggris. Barakallah..

    Anak kedua saya lain lagi ceritanya.
    Nilai akademiknya tidak secemerlang sang kaka, namun ada bakat lain yg dia punya, yaitu Dance dan sebagai blogger. Bahkan saat duduk dibangku kelas 4 SD, dia sudah memiliki channel youtube sendiri. Sebenarnya membingungkan buat saya. Bingung karena mgk saya blm bisa sepenuhnya menerima kenyataan bahwa nilai2 akademiknya tidak memuaskan. Atau mgk karena usianya yg masih dini (sekarang baru SD kelas 6), jadi kita biarkan saja mengalir dulu? Let it flow and time will answer?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah si kakak sudah dapat menemukan passionnya ya bu bintang,

      Alhamdulillah :-)

      Untuk si adik, sebenarnya dari keterangan yang diberikan sudah menunjukkan bahwa sebenarnya dia juga cerdas. Hanya yang membedakan adalah, bentuk kecerdasannya berbeda dari kecerdasan sang kakak. Jadi menurut saya, semua anak sebenarnya punya potensi kecerdasannya masing-masing.

      Jika kakaknya hebat dibidang akademik (formal), maka adiknya bakal bisa jadi calon orang hebat dan sukses nantinya dibidang non formal (jadi blogger terkenal, youtuber terkenal, dll).

      Nah, tugas kita sebagai orang tua adalah membimbing, dan terus memantau ke arah mana minat dan potensi kedua anak itu berkembang. Jangan terlalu terburu-buru apalagi memaksakan anak. Biarkan potensi/bakat/passion anak berproses secara alami dan mengalir seperti air.

      Kelak bila tiba saatnya, pasti dia akan jadi dengan sempurna. Ibarat buah duren, maka jadilah buah duren yang matang dari pohon. Rasanya lezat dan harganya mahal. Sangat berbeda jauh dengan buah duren yang diobral murah 5.000 perak dipasar induk, rasanya kecut dan tawar, karena di petik paksa sebelum waktunya.

      Semoga anak-anaknya kelak menjadi orang yang sukses ya bu bintang.

      Salam ;-)

      Delete
  2. Makasih bang Izal atas sharenya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama gan,,,, semoga bermanfaat. 😊

      Delete
  3. bang, itu yang sekarang adik rasakan. dulu hanya pelajar biasa. prestasi adik biasa. telat menyadari bakat. padahal waktu amsih sd, suka bikin novel. dengan gaya narasi berbeda dimasa itu....
    dan itu terhenti setelah adik masuk ke smk....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tidak ada istilah terlambat dik,,, apalagi dik fajar 'kan saat ini masih tergolong muda, jadi masih terbentang waktu yang panjang untuk meraih kesuksesan. Teruslah asah bakat yang telah kamu sadari itu mulai dari sekarang. 😉

      Semoga sukses selalu ya, terutama untuk blognya. 👍😊

      Delete
  4. Share yang sangat bermanfaat, pendidikan memang sebuah pondasi untuk setiap orang... Saya, yang memiliki seorang remaja dirumah tentu membutuhkan bimbingan select ini sebagai bahan motivasi untuk anak saya agar kelak dia mampu menyelesaikan pendidiannya dengan baik karena is juga menyadari pentingnya pendidikan tersebut untuk dirinya dan mass depannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas respon, komentar dan apresiasinya mbak Eka.

      Semoga anak mbak kelak dapat menjadi orang yang sukses di bidang akademik, skill, dan juga passionnya, Aammiin.

      Delete
  5. Artikel ini mengingatkan kalau dulu saya tidak DO pasti saya sekarang menyandang gelar sarjana.

    Sedih bila ingat orang tua habis uang buat biaya kuliah, tapi walau menyesal saya beruntung tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan yang tidak pernah jauh dari skill saya (hasil belajar sendiri)

    Tulisan ini berisi fakta, jangan jangan penulisnya juga sama 😁😁😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penulisnya sendiri sebenarnya gak pernah kuliah om, karena pada waktu itu (akhir tahun 90an, setamat SMA), kondisi ekonomi keluarga saya dalam kondisi krisis berat.

      Boro-boro mikirin buat biaya kuliah, lha wong nyari duit buat makan aja saat itu susah banget. Hehehe 😁

      Saya justru banyak belajar (ilmu) langsung dari jalanan dan lembah kehidupan yang sangat terjal dan berliku. ☺️

      Delete
  6. Jadi teringat teman saya, yang pas sekolah paling malas tapi sekarang malah sukses. Jadi bener ya pendidikan tinggi nggak menjamin kesuksesan orang. Kalaupun mau kuliah harusnya memilih jurusan yang sesuai dengan passion jadi nggak sia-sia kan...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak,,, jangan sampai salah pilih jurusan. He-he-he 😊

      Delete