Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hutang Tidak Bisa Dibawa Mati

Hmmm,,,,,,,,,,,,

Ternyata begitu ya ilmu syar'inya.

HUTANG TIDAK BISA DIBAWA MATI
Foto by : Google image/ustadz Yusuf mansur.

Syukur alhamdulillah saya telah mendapatkan tambahan ilmu baru.
Kalau direnungi secara lebih mendalam, memang benar sekali kalau tidak menagih hutang sama saja dengan kita menjerumuskan si empunya hutang.

Karena hutang tidak bisa dibawa mati/tidak bisa diampuni Allah ta'ala, hutang harus diselesaikan didunia dengan orang yang memberikan piutang.

Bahkan saya pernah membaca tentang hukumnya jika orang pemberi hutang (piutang) yang tidak pernah sekalipun menagih hutangnya justru malah dia bisa berdosa.

Dia akan menanggung dosa jika motifnya tidak menagih piutang agar memberi pelajaran kepada orang yang berhutang di akhirat nanti. Atau sengaja berniat tidak menagih piutangnya agar pahala si orang yang berhutang bisa beralih kepadanya.

Memang benar hutang yang tidak terbayarkan didunia, akan dibayar dengan pahala orang yang berhutang setelah diakhirat nanti. Tapi hukum itu berlaku jika orang yang berhutang memang benar-benar tidak mampu untuk membayar hutangnya. Dan orang yang memberi piutang benar-benar mengikhlaskan dan merelakannya.

Tapi bila sengaja diniatkan tidak menagih piutangnya dengan harapan bisa mengambil/mendapatkan pahala si orang yang berhutang, justru malah dosa yang akan didapatkannya. Allah Maha Mengetahui setiap niat dan isi hati hambanya.

Dilema si pemberi piutang.


Setelah mengetahui hukumnya hukum piutang tersebut diatas, terkadang saya mengalami dilema dengan orang yang suka berhutang.

Kalau tidak saya beri pinjaman/piutang kadang rasanya tidak enak (dianggap pelit/tidak peduli dengan saudara atau teman)

Tapi kalau saya pinjamkan, sering sekali terjadi si peminjam bagaikan orang yang tidak pernah kenal lagi dengan saya.

Dulu, kebiasaan saya sejak bertahun-tahun yang lalu, kalau ada orang yg membutuhkan bantuan/pinjaman uang, selama saya mampu maka pasti saya men-segerakan untuk membantunya. 
Saya tidak banyak fikir panjang atau alasan, dan kalau saya belum bisa membantu, saya juga mengatakannya dengan terus terang.


Setelah memberikan pinjaman, hampir tidak pernah saya tagih-tagih lagi, biasanya hanya sekali dua kali saya tagih, setelah itu, ya sudah,,,, saya berharap semoga si empunya hutang punya kesadaran sendiri.

Dulu saya kurang suka berulangkali menagih hutang. 
Sebab terlalu sering menagih itu rasanya tidak enak, kadang bisa membuat kita kesal.

Membayar hutang adalah soal kesadaran.

Lagipula (menurut saya) harusnya soal membayar hutang itu adalah persoalan kesadaran. Jadi tanpa ditagihpun seharusnya si penanggung hutang, bila telah jatuh tempo bayarlah hutangnya. Karena prinsip itulah yang selalu saya pegang dalam hidup.

Saya sangat jarang berhutang, seumur hidup saya cuma beberapa kali berhutang. Seingat saya, sepanjang hidup saya hanya pernah berhutang (dalam jumlah besar) sebanyak 3 kali.

Salah satu diantaranya meminjam uang untuk modal membuka toko mainan. Saya pernah berhutang kepada ibu saya berjumlah 18 juta rupiah dan kepada adik laki-laki saya 5 juta rupiah. Dan semua hutang itu telah saya bayar lunas dalam tempo waktu 2 tahun.

Tapi sayang tidak semua orang yang berprinsip sama dengan saya. Ada orang yang sebetulnya mampu membayar hutangnya, tapi sayang dalam hutang itu banyak sekali 'setannya' yang datang menggoda. Sehingga terasa sangat berat sekali untuk membayarnya.

Tentang hutang piutang, bukan cuma satu dua orang yang pernah saya pinjamkan. Bahkan sampai ada beberapa orang.

Ada yang meminjam uang pada saya sekitar 12 tahun yg lalu. 
Ada yang pernah meminjam uang 9 tahun yg lalu. 
Ada 7 tahun yg lalu. 
Ada 6 tahun yg lalu. 
Ada pula yang 4 tahun yg lalu. 
Diatas itu adalah beberapa orang yang masih saya ingat pernah berhutang kepada saya. 
Ada juga beberapa pinjaman yang saya sudah tidak ingat lagi berapa jumlah uang yang pernah saya pinjamkan, dan orangnya pun sudah tidak tahu lagi ada dimana dia sekarang.


Sebagian dari mereka (si penanggung hutang) yang telah saya ketahui memang benar-benar tidak mampu untuk membayar, maka saya memilih untuk mengikhlaskannya saja.

Nah yang agak sedikit dilema menghadapi si empunya hutang yang sebenarnya bukan tidak mampu untuk membayar, tapi memang pada dasarnya malas dan enggan untuk membayar. 
Seperti telah saya sebutkan diatas : Karena untuk membayar hutang itu banyak setannya, rasanya beraaaaaat bener xixixixixi ☺☺☺☺

Apa 'setannya?' Yaitu terlalu cinta kepada harta.

Padahal jika si penghutang itu tahu bahwa hutang itu tidak akan pernah ditebus dengan amal soleh, bahkan dengan mati syahid sekalipun, niscaya pasti dia akan men-segerakan membayar hutangnya.
Dan andai si penghutang itu bisa benar-benar bisa memahami bahwa semua harta yg sangat di sayang-sayanginya di dunia ini suatu saat pasti akan ditinggalkannya, maka pasti dia akan men-segerakan membayar hutangnya.

Hawa nafsu dan sangat cinta kepada harta itulah 'setannya' yg kerap menipu si penghutang sehingga diri dan jiwanya terasa berat melepaskan hartanya. Dia merasa bahwa bila hutangnya dibayar, maka hartanya menjadi berkurang. Sungguh, tanpa sadar hawa nafsu telah menipunya.

Kini baru aku tahu hukumnya hutang piutang.

Dulu, karena pada dasarnya saya bukanlah orang yang tidak suka ribet dan paling males bertengkar karena menagih hutang, akhirnya ya sudah saya,,,, saya memilih untuk mendiamkan saja.

Ternyata sikap saya selama ini ternyata salah, ternyata saya telah menjerumuskan mereka semua dan saya pun akibatnya bisa ikut menanggung dosa. Semua karena keterbatasan ilmu saya dahulu.

Alhamdulillah kini saya telah mengetahui hukumnya, yaitu jangan merasa berat untuk membayar hutang dan jangan malu ketika hendak menagih hutang, karena hutang tidak pernah bisa dibawa mati.
Ya Allah ampunilah hambamu ini. 😢😢😢

Dan bagi mereka-mereka yang bertahun-tahun lalu pernah dan masih punya hutang kepada saya, usahakanlah membayar hutangmu.

Ini kulakukan demi untuk kebaikanmu.
Aku ingin menyelamatkanmu ketika diperhitungan hisab di akhirat nanti, dimana tidak ada lagi yang dapat menyelamatkan seseorang, kecuali amalnya sendiri serta hutang yang telah dilunasinya.

Semoga Allah ta'ala memberi petunjuk kepada kita semua, Aammiin.

Sebuah nasehat dan reminder dari Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

Post a Comment for "Hutang Tidak Bisa Dibawa Mati"