Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kekurangan Bisnis Online dan Cara Menyiasatinya

Pada pertemuan kali ini saya ingin mencoba kembali berdiskusi tentang topik bisnis online. Sebelumnya saya ingin menegaskan secara jujur kepada teman-teman semua, bahwa bidang yang satu ini termasuk masih baru bagi saya.

Bidang bisnis online ini baru saya jalani selama kurang lebih 3 tahun.
Jadi kalau seandainya pada tulisan artikel kali ini, ada analisa dan pemikiran saya yang dirasa kurang tepat, mohon bantu dikoreksi dan kalau bisa disertai dengan alasannya, terutama koreksi dari para mastah bisnis online 😊.

Basic utama saya sebenarnya adalah didunia (toko) offline, total kurang lebih telah berjalan 15 tahun (sejak 2002), tapi karena dinamika dan perkembangan trend bisnis dan trend berbelanja yang berubah begitu cepat, mau tidak mau menyadarkan dan mengharuskan saya untuk bisa beradaptasi, terus menambah dan mencari setiap informasi berharga yang menyangkut ilmu di bidang bisnis online ini.

SISI LAIN : KEKURANGAN BISNIS ONLINE DAN CARA MENYIASATINYA

Fenomena dunia bisnis baru (online) ini sempat pula 'menggoncangkan' eksistensi usaha toko offline saya, kisahnya telah saya tulis lengkap di artikel INVASI TOKO ONLINE, TOKO OFFLINE HARUSKAH MATI (SURI)?

Ya!
Terus terang saya sendiri masih dalam tahap proses belajar dan masih terus berusaha menggali, menganalisa dan mengambil sumber/saripati dari semua tulisan pebisnis online lain yang telah punya pengalaman bertahun-tahun sehingga sudah bisa dibilang expert (ahli) di bidangnya.

SISI LAIN : KEKURANGAN BISNIS ONLINE DAN CARA MENYIASATINYA
Mereka telah mau berbaik hati membagikan ilmu dan pengalamannya secara gratis di media sosial. Dan juga telah banyak di share ulang tulisannya itu ke berbagai forum. Semoga hasil dari keberkahan ilmunya -karena telah menginspirasi banyak orang (termasuk menginspirasi saya)- akan kembali balasannya kepada mereka, Aammin.

Baiklah, pada artikel sebelumnya yaitu PELUANG EMAS BISNIS ONLINE telah saya uraikan tentang berbagai kelebihan dari bisnis online ini.

Nah,,,,Kita harus bisa fair dan obyektif mengakui bahwa setiap kelebihan itu pasti ada juga sisi kekurangannya, itu sudah keniscayaan. Hukum alam!

Dan kekurangan itu sebaiknya janganlah ditutup-tutupi.

Justru kita mengungkapkan sisi kekurangan itu agar bisa dijadikan sebagai sarana evaluasi, sehingga kita bisa memikirkan cara dan mengambil apa langkah yang terbaik untuk meminimalisir kekurangan itu.

Menurut analisa, pemikiran, kesimpulan, serta berdasarkan pengalaman real yang telah saya jalani selama kurang lebih 3 tahun menjalani bisnis online ini, sisi kekurangan di bisnis online ini sebenarnya ada pada beberapa segi, tapi di artikel kali ini saya hanya ingin membahas secara lebih mendalam satu kekurangannya yang paling utama dan paling fundamental.

Yaitu :

Perang harga.

Perang harga termasuk masalah klasik dan masalah abadi dalam dunia bisnis online. Saya berani memprediksikan masalah perang harga ini akan tetap ada selama masih ada toko online itu sendiri, tak akan pernah bisa terpisahkan selamanya 😂😂😂.

Nah, lantas apa sikap kita dengan fakta itu?
Apa lantas mesti marah-marah?
Uring-uringan, atau malah ngamuk-ngamuk sampai guling-guling?

Tak perlulah teman-teman,,,,,,😊

Karena walaupun kita marah-marah, toh tetap saja perang harga itu masih terus berlanjut sampai sekarang.

Memang,,,,kalau di pikir-pikir secara idealnya, seharusnya semua pedagang online itu bisa kompak dalam satu wadah atau organisasi agar bisa menjaga standar harga, agar bisa menentukan kisaran berapa % seharusnya patokan terendah.

Misalnya ditentukan harga jual terendah yang diperbolehkan hanya sampai batas 20% dari modal misalnya, kalau ada seller yang menjual sampai dibawah batas harga itu maka akan mendapat teguran atau sanksi tertentu misalnya.

Jadi diharapkan persaingan berjalan secara sehat.

Semua pedagang sepakat menjaga pasaran harga agar jangan sampai hancur. Sehingga semua pihak dari mata rantai paling tinggi sampai terendah di mulai dari importir, distributor, agen, sampai seller ke tingkat paling bawah tetap kebagian jatah laba dari usahanya.

Persaingan pun berlangsung dan berjalan secara sehat dan saling menguntungkan.

Iya,,,, iya,,,, yang ideal seharusnya sih memang begitu. Tapi itu ternyata pemikiran utopia, termasuk pemikiran yang menghendaki segalanya bisa berjalan secara sempurna, mustahil diterapkan dalam kenyataan!!

Ada sebagian orang yang bilang, saya sendiri sebenarnya seorang yang cenderung punya pola pemikiran idealis, kadang cenderung utopis. Beberapa tahun yang lalu saya pernah menulis sebuah catatan di Facebook yang mengkritik fenomena perang harga ini. Tulisan itu juga telah pernah saya posting di blog ini pada beberapa waktu yang lalu, judulnya Perang Harga di Toko Online (dan Offline) Semakin Marak Terjadi (Adakah Solusinya?)

Sebuah tulisan yang berisi kritikan pedas dan didukung oleh argument yang cukup kuat. Tapi dalam kenyataannya, pemikiran saya dalam tulisan itu memang hanya bersifat utopis.

Kenapa?

Karena sangat sulit diterapkan dalam dunia bisnis online. Satu-satunya yang masih bisa diterapkan cara seperti itu hanyalah di dunia toko offline. Pemikiran saya itu dirasa masih cukup relevan untuk diterapkan.

Maksudnya begini teman-teman,,,,
Dulu,,, di Asemka, di Proyek Senen dan pasar Gembrong, saat invasi bisnis online belum ada, semuanya masih era dan cara offline, polanya seperti dibawah ini :

Dari importir-distributor-agen-seller-buyer.
Itu dulu, diatas 10 tahun yang lalu.

Nah, sekarang pertanyaannya : siapakah yang bisa dan sanggup mengontrol, mengatur atau melarang mereka semua yang tiba-tiba memutus jalur atau mata rantai penjualan itu?
yang seharusnya tetap 'dijalur' importir-distributor-agen-seller-buyer?

Sekarang tiba-tiba polanya telah berubah, langsung loncat dari importir-buyer, atau distributor-buyer, atau paling minim (semi)agen-buyer.

Dulu yang main di online store masih tingkat seller.

Tapi sekarang telah santer terdengar kabarnya bahwa para agen, distributor atau bahkan importir di Asemka, proyek Senen dan agen di pasar Gembrong itu juga ikutan nimbrung main bareng di kancah bisnis online.

Selain tetap menjualkan secara offline (grosir), mereka sekarang juga ikutan menjual langsung produknya secara online ke ecommerce atau pasar internet lainnya.

Harga grosiran dijual secara eceran!
Nah, siapakah yang bisa melarang mereka?

Siapa yang bisa mengontrol mereka?

Saya tidak bilang 100% tidak bisa, tapi saya tahu persis itu memang sangat sulit sekali!

Pasar online itu mirip seperti pasar bebas dengan jaringan yang luas tanpa batas. Siapapun bisa dan berhak ikut bertarung di situ. Mulai dari pedagang ecek-ecek sampai bos-bos besar di Asemka itu, semua campur aduk!

Alhasil, barang siapa yang bermodal besar dan punya jaringan kuat, dialah yang akan keluar sebagai pemenangnya!

Nah,,,
Yang kasihan si seller tanggung.

Dia beli produk secara offline dalam jumlah lusinan kepada para pemain kakap di Asemka, Senen atau Gembrong itu -yg sekarang juga pada ikutan nimbrung main di kancah online.

Kemudian si seller mencoba menjualkan barangnya melalui online store/ecommerce. Tiba-tiba mereka kembali bertarung melawan pemain alias pedagang kelas kakap tempat mereka beli barang tadi!

Pemain kakap itu menjual barang hampir mentok harga modal di ecommerce, grosiran dijual dengan harga eceran.

Pertanyaanya :

Lantas si seller kalau mau jual lagi dengan harga berapa? Masa ikutan jual dengan hampir harga modal??

Sedangkan stok barang dagangannya cuma beberapa biji (lusin) mesti tarung melawan para agen grosirnya sendiri.
Ya Jelas Langsung pada Tewas Semua! Wkwkwkwk Tragis!😂😂😂😂😂😂😂😂😂

Teman-teman paham 'kan maksudnya?

Misalnya kita ambil contoh dalam dunia toko offline, seperti saya 'kan agen mainan offline, nah ada pelanggan saya yang toko eceran. Dia lokasi tokonya juga berada tidak jauh disekitar toko grosiran saya.

Nah, Seharusnya 'kan saya menjual secara grosiran saja, biar toko langganan saya itu bisa menjualkan produk yang dia beli ke saya secara eceran.

Nah tiba-tiba saya juga ikutan menjual secara eceran di wilayah itu----> tapi saya jual mendekati harga modal, ya jelas para seller kecil yang berada diwilayah sekitar saya itu pada tewas semua, tewas oleh saya sendiri.
Saya membunuhi 'anak buah' sendiri, Sungguh Kejam!!!!
Wkwkwkwk 😂😂😂

Nah kira-kira fenomena itulah yang terjadi di dunia bisnis online khususnya ecommerce pada saat ini. Mata rantai atau jalur distribusi barang dari importir-distributor-agen-semi agen-seller besar-seller kecil itu telah terputus dan rusak.

Dari jalur yang paling tinggi langsung terjun loncat ke jalur paling bawah (buyer).

Yang paling kena imbasnya adalah seller bagian pinggir kebawah (sebelum Buyer), yaitu seller bermodal kecil dan lemah. Jadi pada ngos-ngosan dan ngap-ngapan semua 😂😂
Lantas apakah solusinya?

Mau marah-marah? Kita Ngamuk-ngamuk? Mau guling-guling?
Percuma!

Tidak akan pernah merubah keadaan apapun!

Sekali lagi fakta yang harus kita sadari, pasar online itu adalah pasar bebas!
Kita tidak punya hak melarang siapapun! Apapun metode dan cara berdagangnya!

Lantas, sekali lagi yang jadi pertanyaannya, apakah ada solusinya?

Ya ada!

Ada 2 pilihan, yaitu bagi seller besar yang bermodal kuat, maka tinggal di ikuti saja alur/pola dan cara mainnya. Perang harga? Ya tinggal saling main adu kuat-kuatan Sdm, adu kuat-kuatan penguasaan teknologi pendukungnya (internet, multi monitor, cs) dan lain sebagainya.

Nanti siapa yang paling kreatif dan punya strategi paling jitulah yang akan mampu memenangkan dan menguasai pasar (Buyer).

Oke teman-teman,,,,kalau seller yang bermodal kuat ini tidak perlulah kita bahas lebih mendalam ya, karena biasanya mereka ini rata-rata sudah siap dengan 'pertarungan' mereka.

Yang perlu kita pikirkan adalah solusi bagi seller bermodal pas-pasan, seller pemula dan lain sebagainya, bagaimanakah solusinya?

Begini teman-teman,,,,,

Kita ibaratkan seperti dalam perang, melawan musuh yang kuat dan persenjataannya lengkap jangan sekali-kali kita memilih strategi perang frontal (langsung, terbuka) dengan mereka diatas, karena sudah pasti kitanya bakal langsung 'tewas dan kalah'.
Kalah amunisi dan kalah persenjataan (baca : modal).
Jadi solusinya kita mainkan strategi 'perang gerilya'.
Mesti main taktik, caranya kita cari sisi kelemahan para pemain bermodal kuat itu.

Apa sajakah sisi kelemahan mereka?

Biasanya pemain bermodal kuat yang baru terjun di bisnis online itu, mereka kuat secara modal tapi belum berpengalaman dengan sistemnya! 

Pemain kuat modal tapi masih kategori pemula yang ikutan terjun main di bisnis online itu mendadak menjadi 'sangat sibuk dengan segala urusan barunya'. Karena harga produk yang mereka jual sangat miring (ambil margin cuma 10% bahkan kabarnya ada yang ambil margin cuma 5%). Otomatis produknya menjadi sangat laku dan perputaran barang menjadi sangat cepat.

Bisnis online sangat berbeda dengan bisnis offline.

Pada bisnis online barang tidak bisa dilihat langsung secara teliti, sehingga banyak dari buyer butuh penjelasan lebih detail akan fitur ataupun fungsi barang. Sehingga tentu calon buyer butuh berbagai informasi itu yang harus ditanyakan lewat chat atau inbox.

Nah, efeknya pada toko online bermodal besar tapi masih pemula tadi, sulit untuk bisa benar-benar melayani berbagai pertanyaan buyernya. Karena mereka telah disibukan dengan orderan yang berputar terlalu cepat, sehingga harus ada bagian yang dikorbankan, salah satunya customer service.

Kalau harus melayani setiap pertanyaan buyer maka urusan rekap barang, pengecekan, pengiriman bisa terbengkalai dan makin menumpuk lagi sampai dua kali lipat keesokan harinya. Dengan orderan baru yang semakin bertambah. Begitu seterusnya.

Sehingga bisa ada kejadian/kasus, karena informasi yang diterima buyer tidak penuh dan lengkap, bisa jadi barang yang diterima tidak sesuai dengan kriteria yang di inginkan sang buyer, akhirnya berakhir dengan kekecewaan!

Kekurangan lain karena orderan terlalu banyak menumpuk mengakibatkan packing menjadi kurang kuat, atau pengiriman menjadi tertunda, atau bisa juga salah mencantumkan alamat, sehingga barang yang di kirim menjadi tertukar.

Nah segala kelemahan dari si pemain pemula bermodal kuat tadi itulah yang perlu kita manfaatkan. Yaitu dengan memberikan nilai servis lebih baik kepada para calon buyer sebagai senjata andalan kita. Kita tunjukan kelebihan kita dengan keramahan dalam setiap menjawab pertanyaan calon Buyer, kecepatan tanggapan kita (fast respon), kecepatan kiriman, packing kuat teliti dan rapi.

Itu semua bisa menjadi nilai lebih (value) yang harus kita maksimalkan. Sehingga walau harga produk kita sedikit lebih mahal tapi pelayanan kita memuaskan. Buyer akan tetap setia dan akan kembali berbelanja di waktu berikutnya kepada kita.
Jujur, cara dan strategi gerilya seperti itulah yang saya pakai dan terapkan selama ini. Walau sebenarnya saya juga mampu secara modal main di perputaran cepat (Quantity).

SISI LAIN : KEKURANGAN BISNIS ONLINE DAN CARA MENYIASATINYA

Tapi saya tahu diri itu tidak mungkin saya terapkan, karena saya juga mengurus toko fisik/offline, saya khawatir main Quantity mengakibatkan jadi tidak terpegang semuanya. Toko offline terbengkalai toko online juga tidak terurus, sehingga malah hanya akan mengecewakan para pelanggan saya. Jadi saya lebih memilih cara main yang standar saja, harga jual yang standar saja tapi kualitas pelayanannya maksimal 😊

Kalaupun ada Buyer yang memang sudah pada dasarnya sangat memperhitungkan soal selisih harga, ya sudah,,,, biarkan saja dia mencari harga termurah (berikut dengan segala konsekuensi buruknya tentunya). Toh pembeli online tidak hanya satu dua orang, masih sangat banyak ribuan buyer lain yang lebih mementingkan pelayanan maksimal ketimbang harga miring.

Service lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu selalu berikanlah bonus pada tiap paket kiriman walaupun itu hanya sekedar kertas kado misalnya. Mungkin nilainya kecil, tapi bisa bernilai sangat besar dimata Buyer, karena kita telah berusaha dengan memberikan berbagai service yang maksimal kepadanya.

Dan bisa juga kita berikan contoh pelayanan lebih yang lain, apapun itu terserah kepada teman-teman semua, sesuaikan saja service dan bonusnya dengan jenis produk dagangan teman-teman. Kira2-kira apakah bonus sederhana tapi berharga yang paling cocok dan pantas? Tentu teman-teman yang lebih tahu.

Kesimpulannya, kalau kita pemula yang bermodal kecil jangan sekali-kali melawan pemain kuat itu secara frontal, karena kita pasti akan kalah telak. Temukanlah sisi-sisi kelemahan mereka. Dan tonjolkan dan tunjukan bahwa kita punya kelebihan (dibagian kelemahannya itu) kepada para calon buyer, seperti yang telah saya jelaskan caranya dengan runut dan detail diatas.

Mereka main perang harga? kita lawan dengan memberi service berkualitas dan pelayanan yang memuaskan!

Insya Allah pasti kita akan bisa mengimbangi mereka!

Demikianlah teman-teman, diskusi kita kali ini tentang dunia bisnis online dengan tema dan judul Sisi lain, kekurangan bisnis online dan cara menyiasatinya.

Sampai di sini dulu diskusi kita, insya Allah di waktu berikutnya akan saya sambung lagi dengan topik lain yang lebih hangat dan aktual.

Sampai jumpa teman-teman.
Salam.

Penulis by : Bang Izal
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

4 comments for "Kekurangan Bisnis Online dan Cara Menyiasatinya"

  1. sangat menarik dan sangat bagus artikelnya bang, maju terus blog agan mantap jiwa pokoknya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih banyak kang Komar, semoga blognya akang juga tambah maju ya 😊😊

      Delete
  2. Anonymous3/20/2017

    Siip bikin semangat usaha lagi, makasi artikelnya

    ReplyDelete