Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kunci Bahagia Itu Sederhana, yaitu Bila Hati Selalu Merasa Cukup

Assalamualaikum.

Hari ini telah masuk puasa hari ke-11 Ramadhan tahun 1438 Hijriah.
Semoga ibadah puasa kita semua diterima oleh Allah ta'ala, Aammiin.

Pada artikel kali ini saya masih ingin menulis tentang topik motivasi yaitu cara 'mudah' mendapatkan kebahagiaan. Ya! kunci bahagia itu sebenarnya sederhana, yaitu ketika hati telah merasa cukup.

Nah, pertanyaannya : apakah ukuran merasa cukup itu?

Cukup itu adalah ikhlas menerima segala sesuatu yang sesuai dengan kapasitas dan takdir kita!

Ketika kita telah berusaha/berikhtiar sekuat tenaga dan kemudian kita ridho dengan apa yang telah kita dapatkan dari hasil ikhtiar tersebut, itulah pengertian cukup. 


Dan perasaan ridho serta ikhlas ini letaknya ada di dalam hati. 

Nah terkadang disinilah letak permasalahan (sebagian) kita, yaitu tidak ridho dengan hasil usaha dan rezeki yang telah kita dapatkan. Penyebab utamanya karena kita selalu mengukur diri dengan keadaan orang lain (diatas kita). 

Kita buat sebuah contoh : 

Ada dua orang bertetangga yang selalu bersaing (secara terselubung) masalah prestise/gengsi yaitu ibu Sinta dan ibu Maya.

Suatu ketika bu Sinta membeli motor bebek terbaru. 

Sejak itu entah kenapa tetangga sebelahnya (bu Maya) mendadak kasak kusuk dan gelisah. Tidak jelas benar apa yang membuatnya gelisah. Diduga motor baru tetangganya itu yang membuat dia selalu uring-uringan.

Ternyata dugaan tersebut tidak meleset, terbukti tidak lama kemudian bu Maya memaksa suaminya untuk membelikan motor yang lebih 'berkelas' dari motor bebeknya bu Sinta, yaitu motor matic besar Nm*x.

Si ibu Sinta ketika mengetahui tetangganya membeli motor matic besar tersebut, gantian dia yang mendadak merasa tidak tenang. Dia tidak bisa terima 'disaingi' seperti itu. 
Tidak pakai waktu lama dan tidak mau tanggung-tanggung, bu Sinta meminta kepada suaminya untuk dibelikan mobil saja sekalian.

Maka sekarang telah terparkir sebuah mobil Xe**a terbaru didepan halaman rumah bu Sinta yang sempit itu.   

Saat melihat mobil baru dan mulus terparkir manis dihalaman rumah tetangganya tersebut, membuat hati bu Maya semakin panas! 

"Makin nantangin aja nih orang!!" gerutu bu Maya dengan ketus.

Bisa di tebak kagak pake lama, besoknya gantian bu Maya yang merongrong suaminya untuk membelikan mobil baru yang kelasnya jauh tinggi dari milik tetangganya itu, yaitu : Paj**ro Sport.
Begitu seterusnya dan seterusnya! 

Demi memenuhi nafsu atas nama gengsi seperti diatas, ada sebagian orang yang rela harus berhutang ke bank lho teman-teman! 

Dan gara-gara nafsu dan pembelaan buta atas nama 'harga diri' yang tidak pada tempatnya itu, bahkan ada suami yang sampai melakukan korupsi demi bela-belain istrinya. 

Sang istri buta akal sehatnya karena prestise, sang suami pun buta akal sehatnya hingga sampai melakukan korupsi atau pinjaman tanpa pertimbangan yang matang ke bank hanya karena tidak tahan di rongrong oleh istrinya. Hal seperti itulah yang banyak menjerumuskan seseorang melakukan tindak korupsi dan cara-cara tidak benar lainnya, yaitu demi prestise dan gaya hidup!

Contoh yang saya buat diatas itu, bukanlah pada keluarga kaya raya ya teman-teman. Ilustrasi yang saya buat diatas terjadi pada keluarga dengan tingkat sosial biasa saja (PNS golongan rendah). Kejadian nyatanya ada kok, cuma namanya saya samarkan. 'Kan tidak mungkin saya tulis nama asli orang dan lokasi tempat tinggalnya disini. Bagaimanapun saya harus menjaga privasinya, cukup diceritakan kejadiannya saja sebagai pembelajaran untuk kita semua.

Nah, pada tingkat kelas sosial yang biasa seperti diatas sudah begitu sengit dan luar biasa persaingan prestisenya. Bagaimanakah pada kaum elit (the have) yang para istrinya terdiri dari kaum sosialita? Wuih ngeri!!

Sudah menjadi rahasia umum pada kaum sosialita demi persaingan atas nama prestise untuk sebuah tas saja, nilainya bisa mencapai ratusan juta! 
Hanya sebuah tas lho! Bagaimana lagi persaingan pada mobil dan berbagai macam benda mewah lainnya?  😕

HHhhhhh!! Kayaknya ketinggian ngebayanginnya, otak saya susah nyampe kalau disuruh mikir sampai kesana, karena saya hanyalah orang biasa, jadi 'gak akan bisa saya mengerti' hehe ☺☺☺


Maka janganlah kita heran bila ada pejabat tinggi yang hartanya telah berlimpah ruah bahkan sangat lebih dari cukup tapi masih juga melakukan tindakan korupsi. 

Kenapa?   

Karena berapapun banyaknya harta, tidak akan pernah bisa cukup untuk memenuhi gaya hidup!

Nah yang jadi pertanyaan : kalau sudah seperti diatas keadaannya, apakah mereka akan bisa merasakan kebahagiaan hakiki? 

Jawabannya TIDAK!
Artikel Menarik Lainnya : IBUKU PAHLAWAN KELUARGA

KUNCI BAHAGIA ITU SEDERHANA, YAITU BILA HATI SELALU MERASA CUKUP

Kalau mau jujur, yang nama gengsi (buta) itu sebenarnya hanyalah sebagai pemuas ego kita saja. 


Cobalah kita tanyakan ke lubuk hati kita yang paling dalam : 

- apakah tanpa gengsi, kita tidak bisa hidup? 
- Kalau gengsi tidak 'dibela' apakah hidup kita akan kiamat? Begitukah? Kan tidak!

Lantas kenapa kita harus buta hati hingga buta akal sehat demi bela-belain yang namanya gengsi?

Penyebabnya karena kita telah tertipu oleh hawa nafsu (ego) kita sendiri! 
Dan biasanya ego ini timbul karena adanya kesombongan didalam hati. 
Dan ciri khas orang sombong adalah tidak mau menerima bila ada orang lain yang melebihi dirinya.

'Akulah yang terhebat! 
Akulah yang terkaya! 
Akulah yang ter,,,ter,,,dan ter lainnya. 
Begitulah kata-kata yang selalu berdengung didalam kalbu (hatinya).

Selama seseorang masih terbelenggu oleh ego dan ke-'Aku'-annya, maka selama itulah dia akan sulit merasakan kebahagiaan hakiki. 

Apa sebab? 

Karena dia tidak pernah bisa ridho dengan segala rezeki yang telah di anugerahkan Tuhan kepadanya. Berapapun banyak hartanya seakan tidak pernah merasa cukup. 
Dan yang lebih parahnya lagi : dia juga tidak pernah bisa ridho dengan rezeki dan anugerah yang diberikan Tuhan kepada orang lain! 

Lihatlah contoh ilustrasi tentang dua orang bertetangga Ibu Sinta dan Ibu Maya diatas. Perlombaan gengsi buta yang tiada habisnya. Parah 'kan teman-teman? Ke dalam kena, keluar pun kena! Naudzubillah,,,, jangan sampai kita kena penyakit hati seperti ini ya teman-teman. 😕

Karena tidak pernah ridho akhirnya mendatangkan perasaan tidak bersyukur. 
Ketika seseorang sudah tidak pernah bersyukur, maka disanalah sumber utama perasaan selalu merasa kurang, selalu gelisah. Dan jika perasaan selalu merasa kurang ini telah menguasai diri seseorang, maka jangan pernah berharap kebahagiaan akan menghampiri hidup dan hatinya. 

Pasti selalu menderita lahir batin! 


Terkecuali jika dia menyadari kesalahannya, merubah semua sifat buruk dan mengobati segala penyakit hatinya itu (sombong, takabur, iri dan dengki) serta menggantinya dengan sifat tawadhu, rendah hati dan senantiasa bersyukur dengan segala anugerah yang di berikan Allah ta'ala.

Kunci bahagia itu amat sederhana sekali kok, yaitu ketika hati kita telah merasa cukup. 


Kalau sekedar untuk makan dan mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan dalam kehidupan sehari-hari, saya fikir tidak perlulah orang harus melakukan tindakan yang tidak jujur seperti korupsi, pungli, kongkalikong, dan tindakan yang tidak berkah lainnya.  

Bila uang kita cukup untuk membeli daging, ya kita makan sama daging. Kalau uang hanya cukup untuk membeli tahu dan tempe, ya kita makan pakai tahu dan tempe. Kalau keadaan sudah begitu sulit sekali sehingga hari ini bisa makan besok tidak, ya kita puasa Daud saja. Sebenarnya simple sekali bukan? ☺

Biarlah hidup kita sederhana tapi mendatangkan keberkahan. 
Dan hidup sederhana itu pasti akan mendatangkan ketenangan.

Kenapa hati kita bisa tenang?

Karena ketika orang telah selalu merasa cukup dan jalan hidupnya sederhana, maka dia akan dapat bersyukur dengan berapapun rezeki yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dan di sisi lain, dia tidak akan pernah sibuk mengurusi harta milik orang lain. Karena tidak pernah usil dengan harta dan rezeki orang lain sehingga hidupnya pun tidak pernah setres sebagaimana ibu Sinta dan bu Maya diatas. 

Dia meyakini bahwa setiap orang telah ditetapkan rezekinya masing-masing oleh Allah. 
Setiap orang sudah ada takaran rezekinya. Dengan adanya keyakinan seperti ini, dia selalu ridho dengan rezeki yang telah ditetapkan Tuhan pada dirinya, dan tidak pernah merasa iri dengan rezeki yang telah ditetapkan tuhan kepada orang lain. Inilah yang dimaksud dengan hati yang telah merasa cukup!    

"Tapi untuk bisa mempraktekan hidup sederhana dan bersyukur seperti itu sangat berat bang izal!"

Yup!! 
Memang sangat berat bagi orang-orang yang masih ada rasa ke 'Aku' an (baca : ego, kesombongan) di dalam hatinya. Jika seseorang mau melepas semua ke-Aku-annya itu, niscaya pasti dia tidak akan terasa berat lagi mempraktekan gaya hidup sederhana, dan jiwa yang selalu merasa cukup tersebut!  

Sesungguhnya hawa nafsu (kesombongan, ego) itu selalu menipu manusia. 
Hingga ketika tiba masa mulutnya sudah penuh dengan tanah (di alam kubur) barulah dia sadar semua yang mati-matian dia bela selama di dunia (kesombongan pada harta/prestise) tidak ada guna dan manfaatnya sama sekali. 


Hanya tinggal penyesalan berkepanjangan di alam kubur dan hari akhir. 
Karena semua hartanya itu pasti akan ditanya dan mintai pertangungjawaban dari manakah dia dapatkan (cara halal atau haram) dan kemanakah dia belanjakan (untuk hal baik ataukah sia-sia).

Manakah yang kita pilih? 

Hidup sedehana tapi penuh berkah, ketenangan dan limpahan ridhoNya?
Atau hidup yang bergelimang harta, tapi seakan tidak pernah terasa cukup dan hampir tidak ada ketenangan dan keberkahan?

Tentunya yang terbaik adalah ketika kita diberi karunia berlimpah dan kita selalu mensyukurinya. ☺☺

Semoga kita semua selalu diberi petunjuk taufik dan hidayah, sehingga selama didunia kita bisa menjalani hidup penuh syukur. Dan ketika kembali ke haribaanNya disambut dengan segala ridhoNya, Aammiin.

Mulai ditulis ba'da ashar tadi, selesai pukul 22.00 malam ini.

Penulis by : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

2 comments for "Kunci Bahagia Itu Sederhana, yaitu Bila Hati Selalu Merasa Cukup"

  1. saya hanya menyimak Bang...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan di simak aja sepuasnya om,,,, gratisss hehe 😁

      Delete