Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ibuku, Wanita Gigih Yang Sukses Membangun Bisnis Dari Nol

Hai teman.

Cobalah Anda lihat sejenak foto di bawah ini.

IBUKU, PEDAGANG WANITA GIGIH YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI NOL

Foto hasil jepretan kamera Kodak itu adalah foto ibu saya sekitar pertengahan tahun 2003. Saat itu beliau sedang berjualan aksesoris dan mainan anak-anak di teras sebuah sekolah swasta. Yakni di Yayasan Pendidikan Jenderal Soedirman, kawasan Cijantung, Jakarta Timur.

Yup! Ibu saya memulai karir bisnisnya berjualan aksesoris dan mainan-mainan kecil (untuk anak SD). Modal awal ketika merintis usahanya ini sekitar 50.000 rupiah. 

Uang itu berasal dari tabungan ibu saya. Dulu ibu saya sangat rajin menabung uang recehan. Uang tersebut beliau dapatkan dari sisa jatah belanja dapur (yang diberikan oleh ayah saya).

Kelak 18 tahun kemudian, usaha kecil yang beliau rintis dengan gigih itu telah berkembang pesat menjadi 4 toko mainan dan 1 buah toko pakaian. Grup bisnis keluarga ini dikembangkan oleh semua anak-anaknya, namun pelopor awalnya adalah ibu saya.

Sungguh! Bukan hal mudah bagi ibu saya untuk merintis cikal bakal bisnis keluarga ini. Untuk merubah nasib, beliau rela berjemur dibawah terik matahari. Dan basah kuyup dibawah guyuran air hujan selama belasan tahun. Semua kerja keras itu dilakukannya demi masa depan anak-anaknya kelak.

Berawal dari kerja keras yang luar biasa itu, akhirnya ibu saya berhasil membangun bisnisnya. Yup! Ibuku, wanita gigih yang sukses membangun bisnis dari nol.

Ibu saya juga telah berhasil mendidik dan membentuk karakter semua anak-anaknya. Terbukti saat ini semua anak-anaknya telah cukup sukses dengan bisnisnya masing-masing.

Benar-benar seorang ibu yang hebat! 👍😉

Baiklah, saya akan segera menceritakan kisah lengkapnya kepada Anda semuanya.

Artikel Menarik Lainnya : MITOS : SYARAT SUKSES HARUS PUNYA MODAL BESAR (Benarkah?)

Dalam hal rasa hormat, hampir semua orang akan lebih menghargai proses dari hasil kerja keras seseorang. Jadi meskipun bukan orang kaya, tetapi jika hartanya didapatkan dari hasil perjuangan, maka semua orang pasti akan lebih menghargainya.

Apa sebab? Karena dia telah berhasil mengubah hidup dan nasibnya menjadi lebih baik!

Jadi, ini bukan tentang berapa banyak uang atau kekayaan yang dimiliki,

Sebab, jika jumlah uang atau kekayaan yang menjadi ukuran standar kesuksesan, maka putra seorang konglomerat akan selalu tetap kaya (meskipun dia tidak pernah bekerja). Apa penyebabnya? Ya sudah jelas! Karena dia adalah anak orang kaya! Hhhhhhh! 😁😁😁

Nah,,,,, sebuah kondisi yang sangat berbeda pada ibu saya. Beliau tidak berasal dari keturunan orang kaya. Namun walaupun tidak kaya harta, tapi ibu saya kaya dengan semangat! Yes, beliau termasuk tipe perempuan yang gigih, pekerja keras dan berjiwa bisnis! 👌😉

Dan semua itu adalah sebuah kekayaan jiwa!

Yup! Kekayaan jiwa ini telah terlihat sejak dimasa mudanya. Sebelum menikah, ibu saya sudah terbiasa berdagang makanan dikampung halaman kami. Ketika itu ibu saya berdagang disebuah sekolah dasar yang berlokasi di seberang rumah kakek.

Setelah ayah dan ibu menikah, keluarga kami hijrah (merantau) dari kota Pariaman ke provinsi Riau (Pekan Baru). Kami menetap di tanah Melayu itu dari tahun 1977 hingga tahun 1985.

Ketika di Riau, ibu berdagang apa saja yang bisa dijual (yang penting halal). Biasanya ibu saya sering berjualan buah-buahan lokal seperti rambutan, durian, mangga, dan lain-lain. Kebetulan pada waktu itu keluarga kami menetap disebuah daerah dekat pelabuhan Dumai yang padat. Artinya daerah tersebut termasuk lokasi strategis, sehingga dagangan ibu saya selalu laris manis terjual.

Pada tahun 1985 usaha ayah saya bangkrut karena suatu hal. Sehingga akhirnya keluarga kami kembali pulang ke kampung halaman.

Artikel Menarik Lainnya : ANDA INGIN MERAIH SUKSES? COBALAH PERGI MERANTAU!

Pada tahun 1989 keluarga kami kembali pergi merantau ke Jakarta. 

Ketika itu adalah masa yang sangat sulit. Penyebabnya adalah==>> karena keluarga kami merupakan orang baru yang datang ke kota Jakarta. Jadi saat itu kami masih bingung untuk memulai bisnis dari mana. Apalagi roda kehidupan di kota Jakarta sangat berat, semua orang hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Syukurlah pada saat itu keluarga kami tegar dan tabah menghadapi semua keadaan tersebut.

Pada awal tahun 1990. ibu saya mulai mencoba merintis usahanya. Bisnis pertama ibu saya adalah membuka usaha toko kelontong kecil-kecilan di rumah. Namun akhirnya usaha itu kandas. Penyebabnya adalah karena persaingan bisnis usaha kelontong di kota Jakarta sangat ketat. Ibu saya kalah bersaing dengan toko kelontong lain yang bermodal besar.

Di pertengahan tahun 1995, ibu saya mencoba peruntungannya untuk membuka usaha makanan ringan, yaitu menjual keripik singkong. 

Pada pagi hari saya dan ibu pergi ke pasar induk Kramat Jati untuk membeli singkong mentah. Setelah pulang ke rumah, kami berdua mengupas singkong mentah itu. Setelah itu, singkong tersebut kemudian diparut/dipotong (dengan alat khusus). Lalu potongan singkong tersebut digoreng hingga renyah. Taraaa,,,, akhirnya jadilah camilan keripik singkong. 😊

Selanjutnya, keripik singkong itu dibungkus ke dalam plastik kecil. Kemudian dititip jual ke toko-toko kelontong dengan sistem konsinyasi. Toko-toko kelontong itulah yang membantu menjualkan keripik singkong buatan keluarga kami. Biasanya ibu saya memberikan keuntungan dalam bentuk persentase kepada toko kelontong tersebut.

Dalam proses pembuatan keripik singkong ini, keluarga kami dibagi dalam beberapa tugas. Tugas ibu saya adalah dibagian penggorengan, saya sendiri di bagian memotong singkong, dan 5 orang adik-adik saya lainnya ditugasi untuk membungkus keripik singkong tersebut.

Saya sengaja memilih bagian memotong singkong, sebab pekerjaan itu cukup berbahaya. Jika tidak hati-hati, maka tangan bisa tergelincir ke bagian pisau pemotong singkong tersebut. Dan itu jelas berbahaya! Bagian ini tentu tidak mungkin diberikan kepada adik-adik saya.

Artikel Menarik Lainnya : KISAH PERJUANGAN YANG 'GILA' DALAM MERAIH KESUKSESAN

Mungkin ada diantara Anda merasa penasaran, dan bertanya: "Apa tugas ayah saya?"

Ayah saya jarang berada di rumah. Beliau berangkat dari rumah sejak pagi hari dan pulang ke rumah setelah pukul 22.00 malam. Ayah saya adalah seorang penjahit dan biasa pulang pada malam hari. Jadi semua pekerjaan untuk membuat keripik singkong ini kami lakukan di rumah bersama dengan ibu, semua adik-adik, dan saya sendiri.

Usaha keripik singkong ini sempat berjalan selama 3 tahun, yakni dari tahun 1995 hingga pertengahan tahun 1998. Setelah itu, usaha keripik singkong ini terpaksa harus terhenti. 

Penyebabnya adalah karena terjadi kerusuhan pada bulan Mei 1998. Pada saat itu kondisi negara Indonesia sangat kacau, semuanya tiba-tiba menjadi semakin sulit. Nilai rupiah anjlok dan harga semua barang naik drastis. Sehingga sejak saat itu keluarga kami tidak bisa menjual keripik singkong lagi.

Pada tahun 1998 inilah periode tersulit yang pernah dialami oleh keluarga kami. Saking sulitnya keadaan pada saat itu, sehingga kami hanya bisa makan sekali saja dalam sehari (selama beberapa bulan lamanya).

Memasuki tahun 1999 kondisi ekonomi keluarga kami sudah mulai agak membaik. Saat itu ibu saya mulai merintis usaha lainnya, yaitu menjual snack dan kue kering. 

Ibu membeli kue kering/snack kemasan plastik besar ke pabrik makanan ringan. Selanjutnya kue kering itu dikemas ulang ke dalam plastik ukuran kecil. Setelah semua kue itu dikemas ulang, kemudian dijual secara konsinyasi ke warung-warung kelontong yang ada di sekitar daerah kami.

Coba Anda tebak : Menggunakan kendaraan apakah kami mengantarkan kue itu ke warung-warung kelontong?

"Pake mobil?"

Salah,,,

"Pake motor?"

Masih salah,,,

Yang benar adalah===>> kami mengantarkannya dengan berjalan kaki! 😂

Tahukah anda berapa jarak tempuh ketika mengantarkan kue kering itu ke toko kelontong?

Tidak tahu?

Baiklah, biar saya beritahu==>>Jika diperkirakan, total jarak tempuhnya sekitar 2 hingga 3 kilometer".

Yeah! (Untuk menghibur diri), waktu itu saya anggap saja sedang berolahraga jalan sehat. kwkwk 😁

Tapi memang tidak bisa dipungkiri bahwa mengantarkan kue kering itu bukanlah pekerjaan yang mudah. Bayangkan betapa letihnya saya dan ibu menenteng kue yang beratnya beberapa kilogram itu dengan berjalan kaki. Jarak 2-3 kilometer mungkin bukanlah jarak yang jauh jika ditempuh dengan kendaraan bermotor. Tapi dengan berjalan kaki? Hhhhhhhhhh ,,, jarak sejauh itu cukup manjur membuat kram kaki dan penyakit rematik kumat. He-he-he 😅

Artikel Menarik Lainnya : USAHA MODAL KECIL UNTUNG BESAR YANG PATUT ANDA COBA

Sekarang mari kita kembali fokus ke topik.

Pada awal tahun 2000 ibu saya mencoba berdagang mainan anak-anak. Saat itu ibu berjualan disebuah sekolah dasar yang berlokasi di Jalan Makmur, Kelurahan Ciracas.

Modal awal yang dimiliki ibu saya pada saat itu sekitar 50.000 rupiah. Uang itu didapatkan dari hasil tabungannya (seperti yang telah saya ceritakan pada pembukaan artikel diatas).

Pada waktu itu mainan yang paling laris adalah kertas files dan kartu Yugi-oh. Kedua mainan tersebut sedang trending (musim) ketika itu. Diluar dugaan ternyata bisnis mainan ibu saya berkembang pesat. Sehingga beliau bisa menyisihkan hasil laba bersih dari usahanya itu (untuk ditabung setiap hari).

Pada tahun 2003 ibu saya berpindah lokasi dagang ke tempat baru, yaitu ke sekolah dasar Islam di daerah Cijantung, Jakarta Timur. Sejak pindah ke tempat ini, bisnis mainan ibu saya semakin berkembang pesat. Mainannya laris manis terjual. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab sekolah Islam PB. Jenderal Soedirman itu termasuk sekolahan elit. Jadi murid-muridnya berasal dari kalangan menengah ke atas. Otomatis sekolah swasta itu memiliki daya beli yang tinggi.

Pada tahun 2007 bisnis mainan ibu saya terus berkembang pesat. Pelanggan dan pembelinya semakin ramai. 

Uang tabungannya pun semakin banyak terkumpul. Saat itu ibu saya mulai berpikir untuk mengembangkan usahanya dalam skala yang lebih besar.

Sehingga dipertengahan tahun 2007 itu ibu saya memberanikan diri untuk membuka toko mainan.

Dan toko mainannya itu akhirnya benar-benar bisa berdiri, berlokasi di daerah Condet Jakarta Timur.

Artikel Menarik Lainnya : BERAPAKAH MODAL AWAL BISNIS MAINAN?

IBUKU, PEDAGANG WANITA GIGIH YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI NOL
Ibu dan saya ketika berpose di depan salah satu tokonya (Tahun 2016).

Tanpa diduga, ternyata toko mainan ibu saya juga sangat ramai!

Yes! Saya sudah tahu dan telah menyaksikan langsung betapa bagusnya prospek bisnis mainan ini. Sehingga pada tahun 2010 saya pun mencoba keberuntungan untuk meniti karir menjadi pengusaha mainan (seperti ibu saya).

Bermodalkan tabungan saya sendiri senilai 10 juta rupiah. Kemudian saya meminjam uang ibu senilai 20 juta, dan uang adik laki-laki saya sejumlah 5 juta rupiah. Uang itu digunakan sebagai penambah modal. Akhirnya toko mainan saya mulai berdiri pada tahun 2010. Kemudian saya berikan papan nama : "Toko Mainan Serba Murah".

Toko saya itu berlokasi di daerah Kalisari Jakarta Timur. Coba lihat fotonya di bawah ini.

Artikel Menarik Lainnya : PELUANG BISNIS MAINAN DAN BERBAGAI KELEBIHANNYA

IBUKU, PEDAGANG WANITA GIGIH YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI NOL
Foto toko mainan saya pada tahun 2014

Dan lagi-lagi diluar dugaan, ternyata toko mainan saya pun juga ramai dikunjungi pembeli!

Sehingga selang waktu 2 tahun kemudian, saya sudah bisa melunasi semua pinjaman uang kepada ibu dan adik saya. Alhamdulillah. 😊

Dan setelah itu, sepertinya keberuntungan terus berpihak pada keluarga kami. Karena beberapa tahun kemudian semua saudara kandung saya juga berturut-turut berhasil meniti karier sebagai pengusaha mainan. Dan ternyata toko mainan mereka juga ramai! Saat ini, 4 orang adik saya masing-masing dari mereka telah memiliki toko mainan. Dan salah seorangnya lagi juga telah sukses membuka usaha toko pakaian. (Note : saya terdiri dari 6 orang bersaudara, dan saya merupakan anak yang tertua).


IBUKU, WANITA GIGIH YANG SUKSES MEMBANGUN BISNIS DARI NOL
Foto saya dengan 5 orang saudara kandung saya, masing-masing sudah punya bisnis sendiri.

Jadi seperti yang telah saya tuliskan di awal artikel ini, bahwa ibu saya telah berhasil mengubah nasib dan takdir keluarganya. Dari yang dahulu untuk makan saja susah, sekarang sudah syukur alhamdulillah. Ibu saya juga telah berhasil membentuk dan mendidik semua anak-anaknya menjadi pebisnis yang mandiri.

Boleh percaya boleh tidak, modal kami untuk merintis usaha hanya berasal dari uang tabungan kami dirumah. Yaitu uang dari celengan kaleng dan tanah liat. Jumlah uangnya sih tidak banyak, benar-benar sangat pas-pasan sekali! Uang itulah yang kami putar dan kembangkan dengan penuh keyakinan. Dan alhamdulillah ternyata usaha kami tidak sia-sia. Modal yang pas-pasan itu seiring waktu terus berkembang dan akhir maju dengan sukses berkat keyakinan kami tersebut.

Artikel Menarik Lainnya : BENARKAH ORANG YANG BERMODAL KECIL SULIT SUKSES?

Nah, kebiasaan kami menabung dan merintis usaha dari bawah ini adalah berkat didikan dan pembentukan karakter yang telah ditanamkan oleh ibu saya sejak dini. Yaitu sejak masa kami masih susah dahulu. 

Sehingga berkat semua ajaran yang telah ditanamkan oleh ibu itu, kini sudah benar-benar mengakar dan tertanam kuat didalam diri dan jiwa kami! 

Sehingga sudah sepatutnya jika saya nyatakan, bahwa ibu saya benar-benar seorang wanita yang hebat! Yup! Itulah ibuku, wanita gigih yang sukses membangun bisnis dari nol.

Itulah kisah nyata ini. Saya telah menceritakan dengan sebenarnya di dalam artikel ini. Semoga saja bisa menjadi inspirasi bagi Anda semua, terutama bagi kaum wanita.

Sesungguhnya seorang wanita mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan, terutama bagi keluarga dan anak-anaknya. Semoga kemuliaan dan rahmat Tuhan selalu dianugerahkan kepada wanita-wanita seperti itu. Aammiin.

Semoga Sukses selalu untuk Anda, dan sampai berjumpa lagi di artikel selanjutnya.

Jika Anda menyukai artikel ini, maka bagikanlah. Semoga dari share yang anda lakukan itu, membuat artikel ini dapat bermanfaat pula bagi rekan-rekan Anda yang lainnya.

Salam.

Ditulis oleh : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

4 comments for "Ibuku, Wanita Gigih Yang Sukses Membangun Bisnis Dari Nol"

  1. Alfatihah Untuk Ibu dan Usaha nya om

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aammiin,,, Terima kasih om :-)

      Delete
  2. Masyaallah,, saya terharu baca perjalanan hidup bang izal dan keluarga. Tapi memang ini lah salah satu bukti, banyak anak banyak rezeki.

    saya masih penasaran, bagaimana ibu bang izal merawat 6 orang bersaudara. apakah ada yang membantu?

    ..Barakallahu fiikum..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas apresiasinya om,,, ibu saya memang sosok yang luar biasa :-)

      Tentunya ada yang membantu ibu saya om,,, yaitu semua anak-anaknya. Bisnis ibu saya akhirnya bisa berkembang pesat sampai sekarang karena dukungan dan di kelola oleh semua anaknya. :-)

      Delete