Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Realita Kehidupan di Indonesia (Kesenjangan Sosial)

2 tahun lalu, pukul 14.30.

Siang hari itu cuaca sangat terik.

Ketika itu saya sedang duduk sambil bersantai didepan toko mainan saya.

Saat menoleh ke sisi kiri, tiba-tiba pandangan saya tertumbuk pada seorang pria setengah baya yang sedang berdiri termenung.

Pria itu ternyata seorang tukang cincin batu akik yang kiosnya terletak di sisi kiri jalan. Posisi kiosnya tidak terlalu jauh dari toko saya.

Saya tidak tahu pasti apa yang sedang dipikirkan oleh orang itu.

Wajahnya tampak pucat.

Pada saat itu saya sempat berpikir: "hmmm,,,, kayaknya orang ini lagi mikirin masalah omset dan jasa pembuatan batu akik yang semakin menurun beberapa waktu belakangan ini.".

Memang pada saat itu kejayaan bisnis batu akik sudah mulai memudar. Trendnya sudah mulai habis.

Fenomena bisnis musiman ini bagaikan sebuah cekungan tanah yang luas dan tandus di benua Afrika. Ketika musim hujan tiba, maka air pun membanjiri cekungan tanah tersebut, dan kemudian berubah menjadi sebuah danau kecil. Semua hewan dan tumbuh-tumbuhan yang berada disekitarnya pun ikut hidup, tumbuh subur dan berkembang biak.

Tapi ketika datang masa kemarau panjang yang ganas dan kering, maka semua hewan dan tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar danau itu pun ikut mati. Sampai datang masa musim hujan berikutnya, mereka bisa hidup kembali. Demikianlah siklusnya. Dan seperti itu pula perumpamaan bisnis batu akik ini.

Sebenarnya fenomena diatas adalah hal yang wajar, karena batu akik termasuk kategori bisnis musiman. Jika sedang dipuncak masa booming (musimnya), harga batu akik ini bisa selangit. Bahkan terkadang harganya bisa diluar logika akal sehat (lebih mahal dari harga emas). Biasanya hal ini terjadi karena ada bumbu mistis dan kepercayaan tertentu pada batu akik tersebut. Namun ketika masa trendingnya habis, tiba-tiba harga batu akik tersebut anjlok dan di obral murah dengan nilai jual tak lebih dari harga sebungkus permen.

Ketika masa trendingnya telah habis, biasanya para pengrajin batu akik beralih ke jenis bisnis lainnya. Hingga jika kelak masa trending batu akik ini kembali datang, maka mereka pun kembali berburu dan berbisnis perhiasan dari batu alam ini.

Namun,,,, entah kenapa dengan laki-laki tukang batu akik yang sedang termenung tadi. Dia tetap bertahan menjalani bisnis batu akik, meskipun hampir sudah tidak ada lagi orang yang membeli dan menggunakan jasanya untuk membuat cincin batu itu.

Saya tidak tahu apa sebabnya dia tidak mengganti usahanya dengan jenis bisnis yang lain.

Dan mengapa pula menungnya terlihat begitu serius? Tatapan matanya tampak begitu jauh dan hampa. Wajahnya tampak pucat.

Saya masih memperhatikan orang itu dengan seksama.

Tiba-tiba orang itu terjatuh! 

Dia terjatuh persis didepan toko pakaian yang terletak di samping toko mainan saya. 

Dan ternyata dia pingsan!

REALITA KEHIDUPAN DI INDONESIA (Kesenjangan Sosial)
Ilustrasi

Semua orang yang melihat segera bergegas untuk membantunya.

Saya (dan istri saya) pun ikut datang bergegas untuk membantunya.

Setelah agak sedikit sadar, orang itu berbicara lirih dengan kondisi tangan yang masih bergetar sambil memegang perutnya.

"Tolong,,,,, saya sudah tidak kuat lagi,,,...,,,".

Saya kemudian bertanya kepadanya : "Emang abang kenapa bang?"

Dia menjawab: "Saya udah gak tahan lagi,,,, sejak pagi saya belum makan sama sekali".

Saya pun bertanya lagi : "Kenapa gak beli makanan bang?"

Dia menjawab : "Saya gak punya duit buat beli makanan, batu akik saya belum penglaris". jawabnya.

Saya melanjutkan bertanya: "Emang istri abang gak datang kesini bawain makanan?" Anaknya abang juga gak kesini?"

Dia menjawab: "Gak ada yang nganterin makanan,,,, istri saya sudah meninggal setahun yang lalu, sedangkan anak saya berada di kampung". "Saya sendirian di sini."

Ya Allah,,,,,,,, (semua orang yang sedang mengerubungi tukang batu akik itu tiba-tiba terdiam sejenak).

Demikianlah cobaan hidup di dunia.

Begitu banyak orang yang sedang berada didalam kesulitan.

Begitu banyak orang yang sedang di uji oleh kehidupan.

Artikel Menarik Lainnya : UJIAN DAN COBAAN HIDUP ADALAH BENTUK KASIH SAYANG TUHAN

Oleh karena itu, hendaknya kita selalu bersyukur jika telah mendapatkan kemudahan pintu rezeki. Dan bantulah orang-orang seperti si abang batu akik ini. Jangan abaikan mereka. Bila kita telah membiasakan diri membantu sesama, maka insya Allah akan mampu menumbuhkan kepekaan dan rasa kepedulian kita terhadap sesama manusia.

Istri saya kemudian bercerita kepada saya. Rupanya sebelum tukang batu akik ini jatuh pingsan, si mbak asih (pemilik warteg sebelah) telah menyuruh dia untuk makan siang (segera). Tetapi tukang batu akik itu tidak mau makan.

"Kayaknya sih dia terlanjur malu untuk berhutang makan lagi, karena hutang makannya (sebelumnya) sudah banyak menunggak. "Total hutangnya 131.000" kata si mbak-mbak pemilik warteg itu.

Akhirnya istri saya berinisiatif untuk melunasi semua hutangnya di warteg itu. Kemudian membelikannya sebungkus nasi untuk makan siang.

Saya pun kemudian memberi saran kepada tukang batu akik itu agar mencari dan mencoba jenis usaha lain. Saya  juga berusaha menjelaskan secara baik-baik kepadanya, bahwa usahanya pada saat ini (batu akik) sudah habis masanya (karena bersifat musiman).

Saya hanya bisa tertegun.

Ternyata pada saat ini masih ada orang yang hanya untuk membeli makanan saja, dia tidak mampu.

Hal ini mengingatkan saya pada masa lalu, yaitu ketika masa saya masih remaja (saat krisis moneter '97 - '98). Kisahnya telah pernah saya tulis lengkap di artikel ini : APAKAH KESULITAN EKONOMI MEMBUAT ORANG TUA (TERPAKSA) HARUS MENGEKSPLOITASI ANAKNYA?

Pada saat itu untuk dapat membeli beras, ayah saya harus menunggu datangnya orderan jahitan. (Ayah saya seorang penjahit). Jika orderan datang pukul 14:00 siang, maka pukul 15.30 sore kami sekeluarga bisa makan. Bagaimana kalau tidak kunjung datang pesanan/orderan jahitan? Ya otomatis di sepanjang hari itu kami sekeluarga tidak bisa makan!

Pengalaman hidup yang persis sama seperti yang dialami oleh si tukang batu akik itu!

Di negeri ini realita kehidupan teramat sulit bagi kebanyakan orang, dan (mungkin) terlalu mudah bagi sebagian kecil lainnya. Demikianlah realita kehidupan di Indonesia, kesenjangan sosial masih terlihat begitu nyata. 

Pada detik yang sama (saat si pembuat batu akik itu kelaparan, berapa banyak ditempat lain orang-orang yang justru membuang-buang makanan.

Saya pernah menonton acara berita di sebuah TV swasta nasional, yang memberitakan tentang makanan katering sisa pesta hajatan (pernikahan, ulang tahun, dll) yang jumlahnya cukup banyak. Semua sisa makanan itu terbuang begitu saja, lengkap dengan nasi dan lauk pauknya.

Memang begitulah kenyataan yang banyak terjadi, hampir disetiap acara pesta pasti banyak sisa makananan yang terbuang. Entah karena cita rasa makanan (kateringnya) yang tidak enak atau karena penyebab lainnya, saya tidak tahu pasti. Hanya satu yang pasti==>> banyak sekali nasi dan lauk-pauk yang terbuang sia-sia.

Saya sering memperhatikan (ketika saya pergi ke pesta pernikahan) mayoritas tamu undangan rata-rata menyisakan makanan yang diambilnya, Jarang sekali diantara mereka yang memakannya sampai habis. Menurut saya hal seperti itu adalah perbuatan yang mubazir.

Namun saya juga tidak punya kuasa untuk menegur mereka. 

Yang bisa saya lakukan adalah memulainya dari diri saya sendiri. Jika sedang mengambil makanan di meja prasmanan, maka saya akan menakar kira-kira porsi yang saya ambil ini akan bisa habis dimakan atau tidak? Jika saya yakin bisa dihabiskan, maka saya mengambil makanannya dalam cukup banyak (biasanya sih karena kebeneran lagi lapar). Tapi jika saya ragu bisa menghabiskan makanan tersebut, maka hanya akan saya ambil dalam jumlah secukupnya saja. Dengan demikian,  tidak akan ada makanan yang terbuang sia-sia dari sisa makanan saya. 

Bayangkan,,,, berapa banyak acara pesta diadakan pada setiap pekannya untuk wilayah kota jakarta saja? Apalagi pada bulan-bulan tertentu yang banyak orang mengadakan hajatan (biasanya disekitar bulan haji). Jika dikumpulkan makanan sisa pesta yang dari kota jakarta saja, berapa banyak jumlahnya itu? Jelas sangat banyak sekali! Dan bukankah sangat disayangkan sekali jika semua makanan itu harus terbuang mubazir begitu saja? Sedangkan disisi lain ada orang yang kelaparan karena tidak mampu membeli makanan seperti si abang tukang batu akik diatas. 

Entahlah,,,, mungkin saya-lah yang cara berfikirnya terlalu dalam dan jauh. Saya hanya bisa berpikir/berangan-angan===>> daripada makanannya terbuang sia-sia seperti itu, alangkah lebih baik sisa makanan itu di olah ulang (tentu dengan cara higienis), dan hasil makanan olahan itu disumbangkan kepada orang-orang miskin atau panti-panti asuhan.

Tentunya harus ada pihak terkait yang memiliki keahlian/otoritas/kewenangan, sehingga dapat dipercaya untuk mengurus masalah ini. Saya fikir bila hal ini dapat diwujudkan, alangkah sangat bermanfaat sekali. Setidaknya dapat bermanfaat untuk si tukang batu akik diatas, sehingga dia tidak perlu jatuh pingsan lagi karena kelaparan.

Semua ini sebenarnya adalah tentang kesadaran dan kepedulian terhadap sesama. Jika kita ada kelebihan rezeki, bantulah si miskin dengan sedekah semampu kita. Jangan sampai kita menjadi orang yang hilang kepekaan dan buta mata hati untuk membantu sesama.

Janganlah kita menjadi orang yang boros dan kikir! Yaitu orang-orang yang dikaruniai kelebihan harta kekayaan oleh Tuhan, dan suka berfoya-foya/menghambur-hamburkan uangnya. Namun ketika ada orang yang menasihatinya untuk memberikan sedekah kepada yang membutuhkan, alisnya berkerut! Sulit sekali baginya untuk bersedekah kepada orang lain, walaupun hanya sedikit!

Artikel Menarik Lainnya : MISTERI WAKTU DAN TRAGEDI ORANG YG DI TIPU OLEH HARTANYA

Itulah dinamika kehidupan di dunia ini.

Dan demikian jugalah realita kehidupan di Indonesia (kesenjangan sosial).

Oleh karena itu wahai teman dan sahabatku. Jika kita memiliki kelebihan rezeki, ingatlah selalu kepada teman dan saudara kita yang tidak mampu.

Meskipun hanya sedikit yang bisa kita lakukan (untuk membantu), itu sudah sangat berarti bagi mereka.

Untuk apa kita menimbun banyak harta, tetapi semua akan ditinggalkan begitu saja (tidak dibawa mati). Harta yang kita tinggalkan akan menjadi hak milik ahli waris. Dan terkadang diantara saudara kandung bisa saling bermusuhan karena memperebutkan warisan. Itulah fitnah harta.

Oleh karena itu, manfaatkanlah harta kita untuk memenuhi kebutuhan hidup di dunia ini, dan hendaknya jangan suka  berlebih-lebihan (tidak boros). Dan jangan lupakan hak/bagian dari orang yang tidak mampu (jangan kikir).

Serta perbanyaklah beramal, semoga kita dapat menjadi orang yang beruntung dunia dan akhirat!

Jika Anda menyukai artikel ini, maka bagikanlah. Semoga dari share yang anda lakukan itu, membuat artikel ini dapat bermanfaat pula bagi rekan-rekan Anda yang lainnya. Salam.

 #As Reminder. Ditulis dan diceritakan oleh : Bang izal.

Catatan : Si abang batu akik itu akhirnya telah meninggal dunia sekitar setahun yang lalu karena sakit (semoga Allah mengampuni dosa-dosanya). Saya mendapatkan kabar tersebut dari kerabatnya yang datang ke toko mainan saya (untuk memberitahukan kabar tersebut). Kerabatnya itu juga mengucapkan terima kasih kepada istri saya karena pernah melunasi hutang si abang tukang batu akik tersebut.  
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

7 comments for "Realita Kehidupan di Indonesia (Kesenjangan Sosial)"

  1. Kisahnya membuat hati terenyuh. Semoga saya bisa mengikuti jejak mas dan mbaknya yang bisa membantu pak Akik.

    ReplyDelete
  2. bang, adik nangis baca cerita ini. terkadang adik juga masih ngeluh kok belum dapat kerja. kenapa rezeki adek belum terbuka. padahal sudah ngirim lamaran lewat email. kemana aja. :(

    tapi adik kadang disentil allah, adek masih diberikan rezeki. ayah dan ibu masih ada. dan allah pasti memberikan adek rezeki kerja. yang besar. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat ya dik,,, selama kita terus gigih berusaha, pasti nanti akan ada jalan keluarnya.

      Ingatlah selalu semboyan : "Usaha tidak akan mengkhianati hasil"

      ;-)

      Delete
    2. aamiin, ya bang. makasih bang doanya

      Delete
  3. Kisahnya menyentuh hati. Memang kita wajib bersyukur atas apa yang diperoleh saat ini. Dan kebalikannya, tidak boleh sirik dengan orang lain. Walau nampaknya hidup enak, tapi tentunya tiap orang juga punya masalahnya sendiri-sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul sekali mbak,,, setiap orang pasti punya masalahnya masing-masing. Karena hakikat kehidupan didunia ini adalah untuk menjalani ujian/perjuangan.

      Delete