Cara Menghapus Dosa Besar Dan Rincian Amalannya
Perbuatan Mukallaf (pribadi muslim baligh yang sudah dapat dikenai hukum) dari segi hukum syar'i terbagi menjadi: Wajib, Sunnah, Haram, Makruh, Mubah, Sahih dan Fasid. Ini artinya bahwa Allah menjadikan hukum perbuatan manusia bertingkat-tingkat ('Ala Maraatib).
Sehingga merupakan kesalahan yang besar ketika hal-hal yang dilarang oleh agama disama-ratakan hukumnya menjadi semuanya haram, atau menjadikan semua perkara yang dianjurkan oleh syara' sebagai hal yang wajib.Karena memang tidak boleh mewajibkan hal yang tidak wajib, atau menganggap haram hal yang tidak haram. Bahkan perkara yang diharamkan oleh Allah atau yang disebut dengan dosa juga bertingkat-tingkat. Yaitu ada dosa besar dan ada dosa kecil.
Syara' telah membagi jenis dosa menjadi dosa besar dan dosa kecil. Allah ta'ala berfirman:
[الذين يجتنبون كبائر الإثم والفواحش إلا اللمم إنربك واسع المغفرة ...[ (سورةالنجم: 32)
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari dosa-dosa kecil. Sesungguhnya Tuhan-mu maha luas ampunan-Nya”.(Q.S. an-Najm: 32)
Al-Lamam adalah dosa-dosa kecil yang jarang orang selamat darinya kecuali orang yang mendapat pemeliharaan dan penjagaan dari Allah. Abu Hurairah, Ibnu 'Abbasdan asy-Sya'bi mengatakan: al-Lamam adalah semua maksiat di bawah zina. Ibnu Mas'ud, Abu Sa'id al Khudri, Hudzaifah dan Masruq mengatakan: al-Lamamadalah maksiat di bawah bersetubuh (zina) seperti mencium, menyentuh, melihat dan berpelukan (dalam posisi tidur).
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة كفارة لمابينهن ما لم تغش الكبائر" رواه مسلم
Artinya: "Sholat lima waktu dan sholat Jum'at ke Jum'at berikutnya dapat menghapus dosa yang dilakukan di antaranya selagi tidak melakukan dosa-dosa besar" (H.R. Muslim)
Dosa besar adalah setiap dosa yang disebutkan di dalam nash al Qur'an, Hadits atau Ijma' sebagai Kabirah atau 'Azhim, atau diancam dengan siksa yang pedih, atau diberikan sangsi hadd dan sangat di ingkari.
Para Ulama membagi Kufur berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an: surat al Hujurat (49):15, Fushshilat (41): 37, at-Taubah (9): 65-66, 74 menjadi tiga macam:
1. Kufur i'tiqadi, contoh kufur i'tiqadi adalah tidak meyakini bahwa perbuatan manusia yang ikhtiyari (yang disengaja) adalah terjadi atas qadha dan qadar (ketentuan) Allah.
2. Kufur Fi'li (Kufur Perbuatan), seperti sujud kepada berhala, melempar mushaf atau lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat al Qur'an, atau nama-nama yang diagungkan ke tempat sampah atau menginjaknya dengan sengaja, dan lain-lain.
3. Kufur Qauli (KufurPerkataan), seperti mencaci Allah, atau mencaci maki nabi, malaikat atau Islam, meremehkan janji dan ancaman Allah, atau menentang Allah, atau mengharamkan perkara yang jelas-jelas halal, atau menghalalkan perkara yang jelas-jelas haram, dan lain-lain.
KAEDAH: Setiap keyakinan, perbuatan atau perkataan yang mengandung pelecehan terhadap Allah, Rasul-Nya, Malaikat-Nya, syiar agama-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji dan ancaman-Nya adalah kekufuran. Maka hendaklah seorang muslim menjauhi semua ini dengan segala daya upaya.
[إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمنيشاء [ (سورةالنساء: 48)
Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Q.S. an-Nisa': 48)
[إن الذين كفروا وصدوا عن سبيل الله ثم ماتوا وهمكفار فلن يغفر الله لهم [ (سورة محمد34)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka”. (Q.S. Muhammad: 34)
Dosa paling besar setelah kufur adalah membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh tanpa hak dan berzina.
Al Imamal Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wasallam:
أي الذنب أعظم عند الله ؟ قال: "أن تجعللله ندا وهو خلقك"، قال: ثم أي ؟ قال: "أن تقتل ولدك خشية إملاق"،قال: ثم أي ؟ قال: "أن تزاني حليلة جارك" رواه البخاري ومسلم وأبو داودوالترمذي والنسائي وأحمد
Artinya: "Apakah dosa yang paling besar menurut Allah?" Nabi shallallahu 'alayhi wasallam menjawab: "Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia yang telah menciptakanmu". Kemudian orang tersebut bertanya lagi: "Lalu apa dosa terbesar setelahnya?" Nabi menjawab: "Engkau membunuh anakmu karena takut miskin". Kemudian orang tersebut bertanya lagi: "Lalu apa dosa terbesar setelahnya?" Nabi menjawab: "Engkau berzina dengan isteri tetanggamu".
Dari penjelasan ini diketahui bahwa pemahaman orang awam terhadap ayat:
[...والفتنة أشد من القتل... [ (سورةالبقرة: 191)
Bahwa fitnah dalam ayat ini adalah memfitnah (menuduh seseorang melakukan sesuatu padahal dia tidak melakukannya) lebih besar dosanya daripada pembunuhan tanpa hak adalah pemahaman yang keliru. Karena tidak ada dosa yang lebih besar dari membunuh tanpa hak kecuali kufur dan syirik.
Dosa-dosa besar yang lain adalah seperti memakan harta riba, makan daging babi, minum khamar, meninggalkan sholat, sihir, menuduh orang berzina tanpa bukti (Qadzaf), Liwath, tidak berpuasa Ramadlan tanpa 'udzur, mencuri, bersaksi palsu, menyuap, menjadi germo atau mucikari, tidak membayar zakat, berkhianat pada takaran dan timbangan, Namimah, Ghibah, sumpah palsu, berdusta atas Nabi, memukul seorang muslim tanpa hak, memutus tali shilaturrahim, merampok, mendahulukan sholat sebelum masuk waktunya atau mengakhirkan sholat hingga keluar waktunya, makan harta anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, bersetubuh dengan isteri yang haid, terus menerus melakukan dosa kecil sehingga jumlah totalnya melebihi jumlah kebaikannya, dan lain sebagainya.
Dosa-dosa kecil adalah seperti berjabat tangan dengan perempuan asing tanpa penghalang, berduaan dengan perempuan asing, melakukan maksiat-maksiat di bawah zina dengan perempuan asing, onani, berbohong yang tidak ada hadd atau bahaya yang muncul karenanya dan semacamnya. Semua dosa selain kufur dan dosa besar, itu adalah dosa kecil.
Pertama: Menghapus perbuatan dosa dapat dilakukan dengan cara rajin melakukan ibadah dan amal kebaikan, sehingga akhirnya dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Allah ta'ala berfirman:
[إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين [ (سورة هود:114)
Artinya: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.(Q.S. Huud: 114)
Kedua: Beristighfar dengan lafaz istighfar tertentu. Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
من قال أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاثا غفرت ذنوبهوإن كان فارا من الزحف " رواه الحاكم والبيهقي
Artinya: "Barangsiapa mengucapkan lafaz istighfar ini maka diampuni dosa-dosanya meskipun ia pernah lari dari peperangan" (H.R. al Hakimdan al Bayhaqi).
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
‘Robbigfirliy wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohim’ [Ya Allah ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang] sebanyak 100 kali. (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 556)
Dan bacaan istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau].” (HR. Bukhari no. 6306)
Taubat dari dosa secara umum adalah dengan menyesali perbuatan dosa, meninggalkannya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Bila dosa yang dilakukan adalah meninggalkan kewajiban, maka segeralah meng-qadla kewajiban tersebut. Atau bila berkenaan dengan hak sesama manusia, maka segeralah mengembalikannya atau meminta maaf dan direlakan darinya.
Taubat bagi orang yang jatuh dalam kekufuran (riddah) adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan melepaskan diri dari apa yang menjadikannya jatuh dalam kekufuran tersebut.
Termasuk kemurahan sangat besar yang akan diberikan oleh Allah adalah: bahwa pelaku dosa-dosa kecil yang menghindarkan diri dari dosa-dosa besar semuanya tidak akan disiksa karena dosa-dosa kecilnya. Allah ta'ala berfirman:
[إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم [ (سورةالنساء: 31)
Artinya: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)”.
(Q.S. an-Nisaa': 31)
Dan Allah ta'ala akan mengampuni selain dosa kufur dan syirik bagi orang yang Ia kehendaki.
Dosa besar adalah setiap dosa yang disebutkan di dalam nash al Qur'an, Hadits atau Ijma' sebagai Kabirah atau 'Azhim, atau diancam dengan siksa yang pedih, atau diberikan sangsi hadd dan sangat di ingkari. Segala dosa, selain kufur dan dosa-dosa besar adalah dosa kecil.
Orang yang telah berbuat dosa wajib untuk bertaubat darinya, baik dosa kecil maupun dosa besar. Taubat tersebut harus memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya, serta harus di iringi dengan niat yang ikhlas. Agar supaya taubat tersebut diterima oleh Allah Ta'ala.
Demikianlah cara menghapus dosa besar dan rincian amalannya.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Dalil Pembagian Dosa.
Pembagian dosa menjadi dosa besar dan dosa kecil bukan berarti maksudnya menggalakkan orang mudah berbuat maksiat dan dosa, melainkan maksudnya adalah untuk menjelaskan aturan syara'.Syara' telah membagi jenis dosa menjadi dosa besar dan dosa kecil. Allah ta'ala berfirman:
[الذين يجتنبون كبائر الإثم والفواحش إلا اللمم إنربك واسع المغفرة ...[ (سورةالنجم: 32)
Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari dosa-dosa kecil. Sesungguhnya Tuhan-mu maha luas ampunan-Nya”.(Q.S. an-Najm: 32)
Al-Lamam adalah dosa-dosa kecil yang jarang orang selamat darinya kecuali orang yang mendapat pemeliharaan dan penjagaan dari Allah. Abu Hurairah, Ibnu 'Abbasdan asy-Sya'bi mengatakan: al-Lamam adalah semua maksiat di bawah zina. Ibnu Mas'ud, Abu Sa'id al Khudri, Hudzaifah dan Masruq mengatakan: al-Lamamadalah maksiat di bawah bersetubuh (zina) seperti mencium, menyentuh, melihat dan berpelukan (dalam posisi tidur).
Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
الصلوات الخمس والجمعة إلى الجمعة كفارة لمابينهن ما لم تغش الكبائر" رواه مسلم
Artinya: "Sholat lima waktu dan sholat Jum'at ke Jum'at berikutnya dapat menghapus dosa yang dilakukan di antaranya selagi tidak melakukan dosa-dosa besar" (H.R. Muslim)
Dosa besar adalah setiap dosa yang disebutkan di dalam nash al Qur'an, Hadits atau Ijma' sebagai Kabirah atau 'Azhim, atau diancam dengan siksa yang pedih, atau diberikan sangsi hadd dan sangat di ingkari.
Dosa Besar dan Dosa Kecil.
Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah dosa besar. Sebagian ulama mengatakan jumlah dosa besar adalah tujuh puluh. Sebagian lainnya berpendapat kurang dari tujuh puluh atau lebih dari tujuh puluh. Dosa besar yang paling besar adalah kufur; keluar dari Islam, baik yang mengandung syirik, yaitu beribadah kepada selain Allah maupun yang tidak mengandung syirik.Para Ulama membagi Kufur berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an: surat al Hujurat (49):15, Fushshilat (41): 37, at-Taubah (9): 65-66, 74 menjadi tiga macam:
1. Kufur i'tiqadi, contoh kufur i'tiqadi adalah tidak meyakini bahwa perbuatan manusia yang ikhtiyari (yang disengaja) adalah terjadi atas qadha dan qadar (ketentuan) Allah.
2. Kufur Fi'li (Kufur Perbuatan), seperti sujud kepada berhala, melempar mushaf atau lembaran-lembaran yang bertuliskan ayat al Qur'an, atau nama-nama yang diagungkan ke tempat sampah atau menginjaknya dengan sengaja, dan lain-lain.
3. Kufur Qauli (KufurPerkataan), seperti mencaci Allah, atau mencaci maki nabi, malaikat atau Islam, meremehkan janji dan ancaman Allah, atau menentang Allah, atau mengharamkan perkara yang jelas-jelas halal, atau menghalalkan perkara yang jelas-jelas haram, dan lain-lain.
KAEDAH: Setiap keyakinan, perbuatan atau perkataan yang mengandung pelecehan terhadap Allah, Rasul-Nya, Malaikat-Nya, syiar agama-Nya, hukum-hukum-Nya, janji-janji dan ancaman-Nya adalah kekufuran. Maka hendaklah seorang muslim menjauhi semua ini dengan segala daya upaya.
Orang yang mati dalam keadaan syirik atau kufur tidak akan diampuni oleh Allah.
Allah ta'ala berfirman:[إن الله لا يغفر أن يشرك به ويغفر ما دون ذلك لمنيشاء [ (سورةالنساء: 48)
Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya”. (Q.S. an-Nisa': 48)
[إن الذين كفروا وصدوا عن سبيل الله ثم ماتوا وهمكفار فلن يغفر الله لهم [ (سورة محمد34)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka”. (Q.S. Muhammad: 34)
Dosa paling besar setelah kufur adalah membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh tanpa hak dan berzina.
Al Imamal Bukhari, Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa-i dan Imam Ahmad meriwayatkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alayhi wasallam:
أي الذنب أعظم عند الله ؟ قال: "أن تجعللله ندا وهو خلقك"، قال: ثم أي ؟ قال: "أن تقتل ولدك خشية إملاق"،قال: ثم أي ؟ قال: "أن تزاني حليلة جارك" رواه البخاري ومسلم وأبو داودوالترمذي والنسائي وأحمد
Artinya: "Apakah dosa yang paling besar menurut Allah?" Nabi shallallahu 'alayhi wasallam menjawab: "Engkau menjadikan sekutu bagi Allah padahal Dia yang telah menciptakanmu". Kemudian orang tersebut bertanya lagi: "Lalu apa dosa terbesar setelahnya?" Nabi menjawab: "Engkau membunuh anakmu karena takut miskin". Kemudian orang tersebut bertanya lagi: "Lalu apa dosa terbesar setelahnya?" Nabi menjawab: "Engkau berzina dengan isteri tetanggamu".
Dari penjelasan ini diketahui bahwa pemahaman orang awam terhadap ayat:
[...والفتنة أشد من القتل... [ (سورةالبقرة: 191)
Bahwa fitnah dalam ayat ini adalah memfitnah (menuduh seseorang melakukan sesuatu padahal dia tidak melakukannya) lebih besar dosanya daripada pembunuhan tanpa hak adalah pemahaman yang keliru. Karena tidak ada dosa yang lebih besar dari membunuh tanpa hak kecuali kufur dan syirik.
Dosa-dosa besar yang lain adalah seperti memakan harta riba, makan daging babi, minum khamar, meninggalkan sholat, sihir, menuduh orang berzina tanpa bukti (Qadzaf), Liwath, tidak berpuasa Ramadlan tanpa 'udzur, mencuri, bersaksi palsu, menyuap, menjadi germo atau mucikari, tidak membayar zakat, berkhianat pada takaran dan timbangan, Namimah, Ghibah, sumpah palsu, berdusta atas Nabi, memukul seorang muslim tanpa hak, memutus tali shilaturrahim, merampok, mendahulukan sholat sebelum masuk waktunya atau mengakhirkan sholat hingga keluar waktunya, makan harta anak yatim, durhaka kepada kedua orang tua, bersetubuh dengan isteri yang haid, terus menerus melakukan dosa kecil sehingga jumlah totalnya melebihi jumlah kebaikannya, dan lain sebagainya.
Dosa-dosa kecil adalah seperti berjabat tangan dengan perempuan asing tanpa penghalang, berduaan dengan perempuan asing, melakukan maksiat-maksiat di bawah zina dengan perempuan asing, onani, berbohong yang tidak ada hadd atau bahaya yang muncul karenanya dan semacamnya. Semua dosa selain kufur dan dosa besar, itu adalah dosa kecil.
Cara Menghapus Dosa.
Dosa yang telah dilakukan oleh seseorang bisa terhapus oleh beberapa hal, diantaranya:Pertama: Menghapus perbuatan dosa dapat dilakukan dengan cara rajin melakukan ibadah dan amal kebaikan, sehingga akhirnya dapat menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Allah ta'ala berfirman:
[إن الحسنات يذهبن السيئات ذلك ذكرى للذاكرين [ (سورة هود:114)
Artinya: “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”.(Q.S. Huud: 114)
Kedua: Beristighfar dengan lafaz istighfar tertentu. Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam bersabda:
من قال أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاثا غفرت ذنوبهوإن كان فارا من الزحف " رواه الحاكم والبيهقي
Artinya: "Barangsiapa mengucapkan lafaz istighfar ini maka diampuni dosa-dosanya meskipun ia pernah lari dari peperangan" (H.R. al Hakimdan al Bayhaqi).
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
‘Robbigfirliy wa tub ‘alayya, innaka antat tawwabur rohim’ [Ya Allah ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang] sebanyak 100 kali. (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 556)
Dan bacaan istighfar yang paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar) sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbi laa ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika ‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa anta [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau].” (HR. Bukhari no. 6306)
Hadits ini menunjukkan bahwa lafazh istighfar ini jika dibaca oleh seseorang, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun ia telah berbuat dosa besar.
Namun demikian seorang muslim tidak bisa semata mengandalkan kebaikan-kebaikannya atau istighfarnya untuk menghapus dosa-dosanya. Semua amalan itu juga harus di iringi oleh niat yang ikhlas serta benar-benar mengharapkan ampunan Allah. Karena ketika seseorang melakukan suatu kebaikan, maka ia sendiri tidak tahu persis apakah kebaikannya itu telah diterima oleh Allah Ta'ala atau tidak. Jadi seseorang harus terus bertaubat kepada Allah, karena taubat dari dosa adalah wajib, baik dari dosa besar maupun dosa kecil.Doa mohon perlindungan dari fitnah dajjal, siksa kubur dan neraka jahannam. |
Taubat dari dosa secara umum adalah dengan menyesali perbuatan dosa, meninggalkannya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Bila dosa yang dilakukan adalah meninggalkan kewajiban, maka segeralah meng-qadla kewajiban tersebut. Atau bila berkenaan dengan hak sesama manusia, maka segeralah mengembalikannya atau meminta maaf dan direlakan darinya.
Taubat bagi orang yang jatuh dalam kekufuran (riddah) adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan melepaskan diri dari apa yang menjadikannya jatuh dalam kekufuran tersebut.
Termasuk kemurahan sangat besar yang akan diberikan oleh Allah adalah: bahwa pelaku dosa-dosa kecil yang menghindarkan diri dari dosa-dosa besar semuanya tidak akan disiksa karena dosa-dosa kecilnya. Allah ta'ala berfirman:
[إن تجتنبوا كبائر ما تنهون عنه نكفر عنكم سيئاتكم [ (سورةالنساء: 31)
Artinya: “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)”.
(Q.S. an-Nisaa': 31)
Dan Allah ta'ala akan mengampuni selain dosa kufur dan syirik bagi orang yang Ia kehendaki.
Kesimpulan.
Dosa terbagi menjadi dua, yaitu: dosa besar dan dosa kecil.Dosa besar adalah setiap dosa yang disebutkan di dalam nash al Qur'an, Hadits atau Ijma' sebagai Kabirah atau 'Azhim, atau diancam dengan siksa yang pedih, atau diberikan sangsi hadd dan sangat di ingkari. Segala dosa, selain kufur dan dosa-dosa besar adalah dosa kecil.
Orang yang telah berbuat dosa wajib untuk bertaubat darinya, baik dosa kecil maupun dosa besar. Taubat tersebut harus memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya, serta harus di iringi dengan niat yang ikhlas. Agar supaya taubat tersebut diterima oleh Allah Ta'ala.
Demikianlah cara menghapus dosa besar dan rincian amalannya.
Wallahu a'lam bish-shawab.
Post a Comment for "Cara Menghapus Dosa Besar Dan Rincian Amalannya"