Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rincian Modal Usaha Fotocopy dan Alat Tulis (Lengkap)

Usaha Fotocopy dan alat tulis termasuk peluang usaha yang tak pernah mati. Sepanjang sistem pengarsipan pendidikan dan pemerintahan masih menggunakan kertas sebagai bahan dasarnya, maka usaha ini akan terus hidup.

Mungkin ada sebagian orang yang merasa takut mengalami risiko rugi ketika akan membuka usaha ini. Terutama jika salah mengkalkulasikan biaya modal, atau salah membeli peralatan (misal dapat harga terlalu mahal atau belum terlalu perlu untuk dibeli alias mubazir). Oleh karena itu, penting untuk diketahui apa saja rincian modal usaha fotocopy dan alat tulis yang diperlukan.

Usaha jenis ini merupakan salah satu lapangan usaha yang menjanjikan. Asal dikelola dengan sungguh-sungguh dan baik, keuntungan yang akan diperoleh dari bisnis fotocopy ini bahkan mencapai jutaan rupiah dalam satu bulannya. Apalagi bila usaha fotocopy ini dipadukan dengan penjualan alat tulis kantor serta pencetakan dokumen atau foto (Printing).

Peluang usaha fotocopy ini bisa dijadikan usaha sampingan yang dapat dikontrol saat Anda bekerja di lain tempat/di kantor (menggunakan karyawan). Tinggal bagaimana cara Anda untuk mampu memonitor usaha tersebut dari jauh (misalnya dengan memanfaatkan CCTV).

Karena jenis usaha ini termasuk riskan (karena butuh dana besar), maka modal usahanya harus dirinci secara detail dan lengkap. Berikut ini gambaran atas rincian modal usaha fotocopy dan alat tulis yang diperlukan.


Rincian Modal Usaha Fotocopy dan Alat Tulis (Lengkap)
Ilustrasi.

Rincian Modal Usaha Fotocopy Dan Alat Tulis.


Dalam setiap usaha apapun, maka diperlukan modal. Besar kecilnya modal tergantung pada jenis usaha yang akan digeluti. Seringkali orang mundur teratur sebelum memulai usaha hanya karena memikirkan modal yang besar. Modal usaha itu sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:

1. Modal Tetap.


Modal tetap merupakan jenis modal yang dikeluarkan untuk pembelian atau penyediaan barang yang sifatnya besar dari segi nominal serta bertujuan jangka panjang. Jenis modal ini hanya dikeluarkan ketika memulai usaha. Jenis modal ini memerlukan biaya penyusutan dalam pembukuannya.

Adapun dalam usaha fotocopy, yang termasuk dalam modal tetap antara lain:

Pembelian/penyewaan mesin fotocopy.
Pembelian alat pemotong kertas.
Pembelian alat penjilidan.
Pembelian etalase atau rak simpan.
Sewa tempat usaha.
Pembelian mesin laminating.

2. Modal Operasional.


Modal operasional merupakan modal yang dikeluarkan secara berkala, bulanan misalnya atau ketika persediaan habis.  Jenis modal ini dapat dibedakan dalam biaya perlengkapan, biaya persediaan serta biaya operasional lainnya.

Yang termasuk biaya perlengkapan adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam upaya memenuhi perlengkapan standar usaha fotocopy dan penjualan alat tulis seperti, gunting, lakban, stepler, dll.

Untuk biaya persediaan antara lain:

Pembelian kertas untuk fotocopy.
Pembelian tinta/toner untuk fotocopy.
Pembelian plastik untuk fotocopy.
Pembelian buku, pensil, penghapus, ballpoint, stepler, isi stepler, paperclip, crayon, kertas folio bergaris, kertas A4, buku gambar, cutter, gunting kecil, sampul buku/kado, dll untuk penjualan ATK.
Pembelian kertas untuk mencetak foto.

Sedangkan biaya operasional lainnya adalah: biaya honor pegawai, listrik, perawatan mesin, dll.
Baca juga : Peluang Usaha ATK (Alat Tulis Kantor)

Hal Lain Yang Perlu Diperhatikan Ketika Membuka Usaha Fotocopy.


Dalam memulai usaha fotocopy dan penjualan alat tulis kantor ini, selain rincian modal usaha fotocopy dan alat tulis ada hal lain yang perlu diperhatikan. Berikut adalah hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika membuka usaha fotocopy dan penjualan alat tulis.

1. Penentuan Tempat Usaha.


Tempat usaha merupakan masalah strategis yang perlu dipikirkan dan diperhatikan sebelum memulainya. Apalagi jenis usaha ini membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit. Tempat menjadi prioritas.

Jika tempat usaha akan di rumah yang ditinggali, maka harus dipastikan bahwa calon pelanggan tersedia. Siapa saja yang termasuk calon pelanggan? Pelanggan utama adalah pelajar dan mahasiswa, sedangkan pekerja dan yang lainnya hanyalah pelengkap.

Jika di lingkungan tempat tinggal banyak terdapat anak-anak sekolah dan mahasiswa, maka bisa saja membuka usaha fotocopy ini di rumah. Namun jika tidak, maka pilihannya adalah menyewa tempat di mana banyak lalu lalang orang, baik itu pelajar, mahasiswa, pekerja dan yang lainnya. Bisa juga menyewa tempat di sekitar tempat konsentrasi pelajar dan mahasiswa berkumpul, yaitu di sekitar sekolah atau kampus.

2. Pemilihan Jenis Mesin Fotocopy.


Sebagai modal tetap, mesin fotocopy adalah pusat bisnis ini. Jadi ketika memilih mesin fotocopy untuk dijadikan aset tetap haruslah sangat cermat. Apakah harus membeli mesin baru atau cukup membeli mesin lama/bekas yang berkualitas. Ini tergantung pada seberapa banyak modal yang ada.

Untuk itu pahami terlebih dulu jenis-jenis mesin fotocopy ini. Bisa dilakukan dengan bertanya pada para teknisi yang biasa merawat atau memperbaikinya. Memilih mesin baru atau bekas sangat menentukan besaran modal yang dikeluarkan.

3. Cara Mempromosikan Usaha.


Promosi merupakan bagian dari cara penjualan dari usaha yang digeluti. Apa pun jenisnya, berapa pun skala usahanya, promosi harus tetap dilakukan. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan usaha yang dijalankan sehingga menarik minat calon pelanggan. Pada akhirnya kegiatan ini akan membawa keuntungan.

Media promosi yang digunakan dapat berupa pemasangan banner yang mencolok, penyebaran pamphlet atau flyer. Gunakan kata-kata yang menarik perhatian. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pemberian bonus terhadap pelanggan yang melakukan transaksi besar. Bonus dapat diberikan berupa pemberian alat tulis secara gratis atau fotocopy gratis untuk lima halaman terakhir misalnya.

Artikel Menarik Lainnya : Beberapa Jenis Usaha Modal Kecil Untung Besar

Estimasi Rincian Modal Usaha Fotocopy Dan Alat Tulis Lengkap.


Berapa banyakkah modal yang diperlukan dalam membuka usaha fotocopy dan penjualan alat tulis? Berikut adalah estimasi biaya yang diperlukan dalam membuka usaha fotocopy dan penjualan alat tulis kantor.

Mesin Fotocopy kisaran harga                Rp.25.000.000 - Rp.40.000.000 (tergantung tipe)
Mesin Laminating                                   Rp.1.500.000
Etalase/Rak simpan                                 Rp.2.000.000
Sewa Tempat usaha 1 Tahun                   Rp.15.000.000 - Rp.25.000.000 (tergantung lokasi)
Mesin Printer                                           Rp.800.000
Komputer                                                 Rp.5.000.000
Satu set meja/kursi kerja                          Rp.1.000.000
Persediaan ATK                                       Rp.4.000.000
Alat Pemotong Kertas dan penjilidan      Rp.1.500.000
Persediaan kertas fotocopy dan tinta       Rp.2.000.000
Biaya Promosi                                         Rp.500.000

Jadi total estimasi modal untuk buka usaha fotocopy ini antara Rp.60.000.000 hingga Rp.85.000.000. Besaran modal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lokasi tempat usaha dan jenis peralatan yang dibeli. Semakin strategis lokasi usaha dan semakin bagus peralatannya, maka biaya modal akan semakin tinggi. Bahkan jika Anda membuka usaha fotocopy dilokasi tertentu di Jakarta, biaya modalnya bisa lebih dari 100 jutaan.

Kini kita akan membahas tentang estimasi biaya bulanan. Dalam hal ini biaya yang harus dikeluarkan mencakup:


Honor pegawai                   Rp.1.000.000,- (per bulan)
Listrik                                 Rp.600.000,- (per bulan)
Kertas fotocopy dan tinta    Rp.1.700.000,-
Biaya perawatan mesin       Rp.500.000,-
Estimasi biaya bulanan       Rp3.800.000,-
Estimasi biaya per hari       Rp3.800.000 : 30 = Rp127.000,-

Jadi untuk dapat menutupi estimasi biaya bulanan, maka omset jasa fotocopy, print foto/dokumen dan penjualan alat tulis setidaknya minimal Rp.150.000,- per hari. Dari pendapatan perhari Rp.150.000 itu, maka omset Anda perbulannya sekitar Rp.4.500.000,- Dengan demikian, maka keuntungan dalam sebulan yang bisa Anda peroleh kurang lebih 700 ribu rupiah.

Ingat satu hal; pendapatan harian 150.000 rupiah yang saya cantumkam diatas itu adalah perhitungan yang paling pahit. Dalam contoh diatas saya asumsikan usaha fotocopynya masih baru berdiri, sehingga pelanggan jasa fotocopynya masih sedikit. Jika kita ambil contoh toko focopy yang sudah ramai pelanggan, maka ada yang omsetnya mencapai 1 jutaan rupiah per hari, bahkan lebih.

Dengan memperhatikan estimasi biaya di atas, maka break event point dapat dihitung. Oleh karena itu, pemilihan tempat yang strategis serta kegiatan promosi menjadi vital di tengah persaingan usaha sejenis. Penjualan alat tulis harus ditingkatkan, jika ingin mendapat keuntungan yang maksimal.

Selain itu untuk mendapat keuntungan lebih, maka perlu dicari layanan yang lain dari usaha sejenis. Misalkan layan antar untuk transaksi besar, atau pemberian bonus atk untuk pelanggan tetap yang telah bertransaksi lebih dari 15 kali misalnya. Ada banyak cara kreatif yang bisa dilakukan dalam upaya mendatangkan keuntungan.

Artikel Menarik Lainnya : Konsep Bisnis Digital Minim Modal yang Bisa Dimulai dari Rumah

Demikianlah pembahasan rincian modal usaha fotocopy dan alat tulis yang disajikan secara singkat tapi cukup lengkap ini. Semoga ada manfaatnya bagi yang mau memulai usaha ini. Tak ada salahnya untuk memulai setelah memahami seluk beluk usaha yang sangat menjanjikan ini.

Semoga dapat bermanfaat.

Penulis by : Bang izal.
Bang izal
Bang izal Saya Seorang Praktisi Bisnis Mainan. Sangat hobi menulis dan suka berdiskusi. Saya ingin sekali saling berbagi ilmu, dan pengalaman, dengan teman-teman semua melalui blog ini.

Post a Comment for "Rincian Modal Usaha Fotocopy dan Alat Tulis (Lengkap)"