Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menghitung Cash Flow untuk Pembuatan Laporan

Cara Menghitung Cash Flow untuk Pembuatan Laporan


Sebuah usaha bisa berjalan baik ketika kontrol dan pencatatan keuangannya dilakukan dengan baik pula. Tujuan dilakukan ini tentu saja untuk mencegah adanya kerugian serta bobolnya keuangan. Salah satu yang harus diketahui oleh pemilik usaha adalah cara menghitung cash flow atau arus kas.

Pengetahuan soal bagaimana perhitungan arus kas sangat penting karena merupakan inti dari laporan keuangan perusahaan. 

Peran dari cash flow menjadi vital dikarenakan kegiatan operasional sangat tergantung padanya. Pada perusahaan skala kecil hingga menengah, terkadang pencatatan arus kas masih dilakukan secara sederhana. 

Mau tahu lebih dalam? Yuk, baca terus disini.

Mengenal Lebih Jauh Tentang Cash Flow

Sebelum membahas bagaimana cara menghitung cash flow, ada baiknya mengawali pembahasan ini tentang definisi dan kegunaannya. Pun juga darimana datangnya arus kas ini. Pengertian dari cash flow adalah pencatatan penerimaan serta pengeluaran kas pada periode tertentu.

Cash flow dicatatkan dalam sebuah laporan keuangan perusahaan. Arus kas ini mencerminkan bagaimana perusahaan menerima serta mengeluarkan uang. Penerimaan bisa didapat dari penjualan ataupun investasi. Sedangkan pengeluaran berupa pembelanjaan keperluan operasional, pajak, bunga, serta modal.

Pada pencatatannya, cash flow berjalan dua arah. Cash in didapat dari pembeli yang membeli produk. 

Apabila tidak langsung membayar saat terjadi pembelian, maka akan dicatat sebagai cash flow yang berasal dari piutang. Sedangkan cash out tercatat sebagai sewa, hipotek, bayar pinjaman, bayar pajak, hutang, dan pengeluaran lain.

Aktivitas cash flow sendiri ada tiga, yaitu, operating activity, investing activity, dan financing activity. 

Operating activity adalah arus kas dari kegiatan operasional. Sedangkan investing activity yaitu berkaitan dengan kas dari penjualan serta pembelian aktiva. Pada financing activity, kas berasal dari pendanaan seperti obligasi, saham, serta hal lain yang asalnya dari kewajiban jangka panjang.

Cara Menghitung Cash Flow

Sebelum melakukan perhitungan, pemilik usaha juga perlu tahu metode pembuatan laporan arus kas. 

Ada dua metode, direct cash flow serta indirect cash flow. Direct cash flow atau disebut juga metode langsung, adalah laporan arus kas dengan cara melakukan pencatatan untuk kegiatan operasional dalam kelompok-kelompok tertentu.

Metode langsung dianggap mudah dimengerti serta bisa memberikan gambaran yang lengkap. Sehingga, pengambilan keputusan juga bisa dengan mudah dilakukan. Dibutuhkan buku kas bank dan kas kecil untuk bisa melakukan perhitungan dengan metode ini.

Sedangkan indirect cash flow adalah pelaporan arus kas yang terfokus pada net profit serta cash flow dari aktivitas operasional. Lewat metode indirect ini, menampilkan hubungan laporan laba rugi, cash flow, dan balance sheet. 

Nah, lalu bagaimana cara menghitungnya? Berikut ini tahapan penghitungannya:

1.  Hitung Kenaikan dan Penurunan Kas

Hal pertama yang harus dilakukan saat ingin menghitung cash flow adalah menentukan penurunan serta kenaikannya. Untuk dapat mengetahui angkanya, bisa dilihat dari laporan cash flow serta balance sheet yang terdapat di akun kas. 

Bisa juga dengan melihat buku kas kecil ataupun buku kas bank. Setelah dihitung dan dijumlahkan, maka harus dibuat pencatatan atau laporannya.

2.  Menghitung serta Melaporkan Kas Bersih pada Aktivitas Operasional

Jangan mencampurkan semua pencatatan kas bersih di tiap kegiatan melainkan harus dipisah. Maka, langkah kedua adalah memisahkan uang/kas yang dipakai untuk operasional. Hitung jumlahnya lalu buat laporan kas bersih pada kegiatan operasional. Lalu, buat laporannya.

Info Menarik Lainnya : Cara Menghitung Laba Kotor, Pengertian, dan Manfaatnya

3.  Menghitung serta Melaporkan Kas Bersih pada Aktivitas Investasi

Seperti halnya langkah kedua, perlu dilakukan pemisahan penggunaan kas bersih di kegiatan investasi. 

Apa saja kegiatan investasi itu? Contohnya adalah membeli dan/atau menjual aktiva tetap serta semua investasi jangka panjang. Lakukan penghitungan jumlah kas yang dipakai pada aktivitas investasi di periode berjalan. Buat laporannya.

4.  Menghitung serta Melaporkan Kas Bersih pada Aktivitas Pendanaan

Kegiatan dalam laporan cash flow ada tiga, seperti yang sudah diungkapkan di awal. Maka, langkah keempat ini adalah melakukan pemisahan kas bersih yang digunakan pada kegiatan pendanaan. 

Caranya yaitu dengan mencatat pemasukan atau pengeluaran dari ekuitas serta kewajiban jangka panjang. Kemudian, dibuat laporannya.

5.  Menjumlahkan Kas Bersih dari Semua Kegiatan

Setelah didapat angka atau jumlah kas bersih dari aktivitas operasional, investasi, serta pendanaan, maka menghitung cash flow bisa dilakukan. 

Caranya cukup dengan menjumlahkan kas bersih dari ketiga kegiatan dimaksud, dan didapatkan angka arus kas periode tertentu. Laporan arus kas sudah bisa dibuat dengan tak lupa memasukkan saldo awal ke perhitungannya.

Apakah orang yang awam dengan perhitungan cash flow bisa melakukannya? 

Pada perusahaan kecil, perhitungan ini tetap harus dilakukan. Sebenarnya, prinsip dari cash flow ini sama dengan keluar masuknya uang di rekening tabungan dan sangat mudah dipahami. Namun, pada sebuah laporan, ada pengelompokkan berdasarkan jenis kegiatan.

Bagaimana kalau belum ada sumber daya atau karyawan yang mampu mengurusi soal perhitungan cash flow? Atau bagimana jika pemilik perusahaan pun tidak begitu memahami tentang laporan keuangan? 

Maka ada sebuah cara yang bisa dicoba. Yaitu dengan menggunakan software akuntansi dimana umumnya memiliki fitur pembuatan laporan cash flow.

Cara ini dianggap paling praktis untuk kebutuhan usaha kecil saat ini. Beberapa software bahkan bisa didapat secara online dan dioperasikan online pula. 

Hasil laporan pun akurat serta pembuatannya mudah dan cepat. Jika dihitung, membayar pembelian software akuntansi lebih efisien bagi perusahaan kecil.

Info Menarik Lainnya : Cara Menghitung Margin Laba Bersih (Untung atau Rugi)

Manfaat Laporan Arus Kas

Pemilik usaha harus mengerti dan memiliki laporan tentang aliran kasnya. 

Mengapa hal ini jadi penting? 

Karena arus kas mencerminkan berapa cadangan uang sebenarnya yang dimiliki oleh perusahaan. Banyak perusahaan, terutama start up, yang akhirnya tutup karena kebobolan. Pengeluaran sangat besar padahal cadangan kas sudah tidak memadai.

Padahal, kas harus dijaga agar posisinya selalu positif. Nah, dari perhitungan cash flow lah didapatkan cerminan berapa uang atau kas yang masih ada untuk mengelola perusahaan. 

Kemudian, laporan ini juga berguna untuk memberikan penilaian terhadap beberapa aspek penting di perusahaan. Contohnya adalah soal kemampuan membayar dividen atau kewajiban lain.

Tak ketinggalan tentang bagaimana perusahaan bisa menghasilkan kas lagi di masa depan. Semua aliran kas dari pos-pos kegiatan mencerminkan apakah kondisi keuangan perusahaan saat ini. 

Hal ini bisa dijadikan patokan dalam memprediksi soal jumlah, ketidakpastian arus kas, serta waktu dengan lebih akurat. Prediksi ini tentu tidak akan akurat apabila berpatokan pada nilai dasar akrual.

Lalu siapa saja yang berkepentingan dan butuh membaca laporan arus kas? 

Tentu saja manajemen perusahaan, investor ataupun calon investor, serta kreditor. Tujuannya umumnya untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan kasnya, serta mengukur kebutuhan perusahaan akan kebutuhan kas.

Kesimpulannya, cara menghitung cash flow tidaklah sulit pun bagaimana memahaminya. Pada perusahaan kecil, arus kas ini bisa diibaratkan uang masuk dan keluar pada rekening bank. 

Apabila tidak memiliki sumber daya atau tenaga kerja di bagian keuangan dengan alasan efisiensi, maka perhitungan bisa dilakukan dengan menggunakan software accounting online.

Info Menarik Lainnya : Cara Menghitung BEP Usaha dan Manfaatnya

Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk Anda semua.

Rianda
Rianda Saya seorang penulis freelance

Post a Comment for "Cara Menghitung Cash Flow untuk Pembuatan Laporan"